LETAK KETAJAMAN✍️

1.7K 279 0
                                    

Situs pekerjaan di sebuah perusahaan besar. Dengan tampak suasana yang kian teramat payah, dengan  langkah kesibukannya dari masing-masing para pekerja.

Banyaknya para pekerja yang berlalu-lalangan, dengan ketangkasannya yang ramai beserta  suasana di lingkungan perusaan tersebut. Para pekerja di buat sibuk oleh tugasnya masing-masing.

Fahmi sendirilah  sebagai pemimpin besar di perusaan tersebut. Saat ini ia pun tengah bersibuk di sebuah ruangan penting bersama rekan-rekannya.










••••••🌼🌼🌼•••••••

"Pokoknya tugas kalian berdua  culik Meira nanti malem," Ucap seorang wanita yang tak lain lagi ia adalah Linda.

Ternyata di sisi lain ada yang tengah merancang suatu aksi kejahatan yang akan segera di agendakan.

"Siap, bos. Bisa kita usahakan. Ouhiya, posisi target di mana ya bos?" Cakap salah satu seorang pria bertubuh tinggi dengan tubuh kekar berotot kuat, yang terciri khaskan akan manusia berburuk hati. Tampang dan raut wajah yang begitu menyeramkan, pantas peranannya yang menjadi manusia aksi kejahatan. Ia bernama Dito.

"Posisi target ada di rumah sakit balaraya, nanti bisa ku tunjukan alamatnya di sana," Ujar Linda dengan mengekspresikan raut wajah sinisnya, "Ouhiya, satu lagi. Usahakan tugas kalian harus benar-benar becus terjalani, awas kalau tidak becus, akan ku potong gaji kalian!" Ucap wanita itu dengan ketegasannya.

"Siap bos!"

"Siap bos!"

"Ingat itu!"

Perbincangan di istirahatkan sejenak dengan Linda yang menikmati minuman bersodanya di sertai duduk anggunya di atas sofa mewahnya, begitu pun dengan duduknya yang di dampinginya oleh seorang dua pria suruhannya, tepat di sisi kanan kirinya, keduanya pun tampak berdiri dengan hormatnya.

"Udah, sepakat kan, sama tugasnya?" Sambung Linda kembali.

"Siap, sepakat."

"Siap, sepakat."

Jawab kedua suruhannya itu dengan nama panggilan Dito dan Aji.

"Bagus."

Rencana yang sudah berhasil di rancang, kini permusyaaarahan ketiganya pun berakhir.

••••••🌼🌼🌼••••••

Masih di tempat yang sama yaitu suasana di rumah sakit yang sangat membosankan bagi pasiennya.

Suasana gersang membuat Meira terus bergalau akan lamunanya.
me

"Mei," Panggil Nuha saat tiba di dekatnya sembari membawakan sebuah jinjingan makanan, dengan membuat Meira langsung menoleh ke arahnya.

"Ini saya bawain nasi  ayam Mei," Ucapnya dengan halus.

"Ya Allah mbak Nuha, kan saya sudah bilang, mbak kalau memang mau jajan ya tinggal jajan aja enggak perlu mikirin saya, kan itu  uang yang saya kasih itu buat jatah mbaknya, bukan buat saya, itu bikan hak saya."

"Ya memangnya kenapa? Lagian semalem kan Meira ngeluh mau makan nasi ayam, katanya  makanan rumah sakit itu hambar ngebosenin, makanya saya beliin nasi ayam sekarang. Saya cuma gak tega liat kamu Meira, saya merasa bersalah karena semalem gak beliin nasi ayam buat kamu, karena warungnya sudah tutup, jadi sekarang  saya beliin. Tolong  di makan ya, atau mau saya suapin? Hm?"

"Ya Allah, jadi saya ngrepotin kamu banget ya mbak. Maafin ya kalo udah buat mbaknya jadi kefikiran karena ucapan saya, saya benar-benar minta maaf," Ucap Meira yang begitu merasa bersalah.

"Lah iya gak papa Meira, saya kan di sini bertugas sebagai pekerja, jadi sepantasnya saya melakukan ini semua, ya walaupun kamu sudah anggap saya teman, tapi kan saya juga jangan lupakan profesi saya siapa di sini. Gitu loh Mei."

"Iya iya."

"Eh, yasudah kalau gitu di makan ya nasi ayamnya, atau mau saya suapin?"

Meira berfikir sejenak, "Boleh."

"Okeh, sebentar saya siapkan dulu," Dengan segera Nuha menyiapkan semua makanan untuk majikannya itu.

"Cepet sembuh loh Mei, biar gak gini terus, nanti kalau sudah sembuh kan pasti bisa bebas dan makan enak di rumah, ya kan?"

Meira hanya tersenyum, "Saya juga sebenernya gak mau sakit, lagian siapa sih orang yang mau sakit, gak ada loh mbak."

"Iya juga sih mbak, tapi gak papa jalanin aja, mungkin ini ujian dari Allah, jadi yang sabar aja."

"Insyaallah."

"Yasudah, makan dulu Mei."

"Iya," Meira bersiap akan melahab satu sendok nasi yang sudah di siapkan oleh Nuha di genggamannya.

Saat tibanya Meira sudah mulai mengunyah," Gemana? Enak makanannya?"

"Alhamdulillah, lumahan mbak."

Nuha tersenyum senang.


••••••🌼🌼🌼••••••

Suasana  lingkungan perkampungan dengan lahan persawahan yang sangat menyajikan suatu keindahan alamnya.

Di sertainya keindahan komplek pesantren Al-kahfi yang sudah langsung di hadapi oleh keindahan alam pegunungannya.

Siapa sih santri yang tidak akan betah jika harus di pondokan di sebuah pesantren yang seindah ini. Dengan suasana lingkungan yang memadai, beserta fasilitas-fasilitas dan program pesantren yang terjamin atas kelayakannya.

•••••••🌼🌼🌼•••••••••

Dengan kian ramainya para santri yang bergemuruh kompak melaksakan kegiatan pesantrennya, yaitu berhalaqoh di sebuah majlis yang tempatnya sudah di sediakan oleh pemilik pondok pesantren.

Halakoh kali ini di pimpin oleh ustadz Anwar yaitu pengurus pondok pesantren Al-kahfi.

"Bi, kenapa ya blakangan ini umi  jadi lebih sering mikirin Meira, rasanya kayak ada firasat yang aneh. Tapi naundzubilahimindzalik ya Allah," Ujar Sarah yang mengeluh cemas pada sang suami.

"Gak usah di fikirin lah mi, insyaallah Meira baik-baik aja di sana," Tutur Dzai menenangkan.

"Iya amin, tapi maksudnya umi tuh kayak gak biasanya aja gitu, padahal kan biasanya juga gak begitu mikirin Meira, tapi kenapa sekarang-sekarang rasanya jadi terus-terusan mikirin Meira."

"Iya, yaudah kalo umi cemas, coba nanti malam kita telfon Fahmi, kalo sekarang gak bisa, biasanya di jam-jam segini Fahmi tuh lagi sibuk."

"Iya, yaudah deh bi, bismillah semoga Meira baik-baik aja."

"Amin, insyaallah."

"Tapi kapan-kapan kita sambangin Meira yok bi, kali-kali kita main ke sana."

"Iya, insyaallah kalo abi libur kerja kita ke rumah Meira."

Sarah tersentum tipis dengan perasaan yang masih di ambang kecemasan.

Wajib follow sebelum baca!!

Jangan jahat-jahat sama author ya sayank, gak baik.😚👻






Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now