RAMALAN CINTA

1.3K 174 0
                                    

Suasana di siang hari, dengan bentangan trik matahari yang begitu panas, sehingga keadaan di dalam rumah tampak sesak, kalaupun itu menggunakan ac.

Setiap jendela-jendela rumah harus terbukak, agar suasana ruangan menjadi sedikit lega.

Hembusan angin yang tercampuri hawa panas, telah masuk menghembus ke dalam ruangan rumah.

Meira yang tengah duduk di dekat jendela, sembari menanti angin lewat menghembus ke arahnya.

"Huft! Panas banget," Gumam pelan Meira sembari berkipas-kipas tangan.

Dengan sedangkan Fahmi saat ini tengah sibuk dengan pekerjaannya di payar leptop, dengan sibuknya ia duduk santai di atas ranjang.

Saat Meira tengah bersantai-santai dengan anggun, di situlah ...

"Eskrim! Eskrim! Lima ribuan!" Seorang penjuan ice cream yang lewat di area depan rumahnya.

Pandangan Meira terus mengikuti arah jalan pedagang tersebut, dengan sembari menelean ludahnya sangkin ngilernya.

Rasanya sudah tidak bisa tertahankan lagi, ia benar-benar sangat menginginkan ice cream tersebut.

"Maaass ...!" Hingga pada akhirnya Meira berteriak memanggil suaminya.

"Hmm ...."

"Mau itu," Ucapnya seperti gadis kecil.

Fahmi menoleh ke arah suara, dan mengamati apa maksud Meira.

"Mau apa sayang!?"

"Mau itu, ada abang-abang itu," Meira sulit menjelaskannya.

"Huft! Apa sih?" Grutu Fahmi, hingga akhirnya ia bangkit dan akan menghampiri istrinya.

Tak lama, saat sampai pada dekatan istrinya.

"Mau apa, hm?" Tanyanya dengan halus, sembari mengusap kepalanya.

"Itu," Tunjuk Meira ke arah pedangan dengan sikap keanak-anakan.

"Ouh itu, yaudah turun," Pinta Fahmi.

Meira pun segera turun dari tempat duduknya, dengan Fahmi yang membantunya.

Meira segera berjalan cepat mendului suaminya.

"Yaelah, gw di tinggalin lagi," Dumelnya.

Meira sudah keluar dari dalam ruang kamar, dan sudah ntah kemana tau arahnya.

"Woi, tungguin!" Teriak Fahmi.

"Cepetan mas! Nanti abang-abangnya keburu pergi."

Fahmi segera berjalan cepat, hingga mengejarnya keluar.

Meira yang saat ini sudah sampai di depan rumahnya.

"Abang! Saya mau beli!" Begitu triaknya.

Sang pedagang pun segera menghentikan jalannya.

"Mau beli berapa cantik?" Tanya sang pedagang, dengan sikap genitnya, mungkin ia mengira bahwa Meira masih gadis perawan yang belum memiliki suami.

Meira pun langsung merubah senyum ramahnya menjadi datar.

"Beli banyak, tapi gratis boleh gak bang?" Tanya Meira menyandai sang pedagang.

"Waduh, kalo gitu gak bisa donk cantik."

Meira mendelik sebal.

Fahmi yang sudah berdiri tepat di belakang Meira, sembari menatap sinis ke arah sang pedagang.

"E-eh ... Hehe, ada si mas, maaf mas," Sang pedagang langsung ketakutan, karena ia memahami apa maksud Fahmi.

Fahmi hanya diam, dengan eautnya yang dingin.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now