HARI H✍️

1.8K 311 0
                                    

Hingga setibanya di waktu malam, dengan Fahmi dan juga Linda yang masih bersama di ruang tamu dari pagi hari tadi.

"Huh! Ahirnya selesai juga," Ujar lega wanita berlukit sawo matang itu dengan langsung bersandar letih pada dinding sofa.

Pria di hadapannya tersenyum,"Makasih ya sayank udah mau bantuin aku," Ujar senang Fahmi.

"Iya sama-sama sayank," Dengan senang hati wanita itu menjawab halus.

Fahmi membalas senyumnya kembali.

"Ay, boleh peluk gak?" Tanya wanita berkulit sawo matang itu dengan tiba-tiba.

"Boleh donk sayank, sini," Cakap pria itu menerima keinginannya, hingga dengan halus ia menarik manja tubuh wanita berkulit sawo matang itu hingga mendekap hangat pada tubuhnya.

"Aku mau peluk yang lama, boleh?"

"Boleh, apa sih yang gak boleh buat kamu, heghe gumus banget ayank aku."

"Hihi," Senyum kebahagiaan itu terukir bebas di wajahnya.

Saat keheningan itu terjadi, dengan keduanya yang saling diam menikmati pelukannya masing-masing, tiba-tiba saja wanita berkulit sawo matang itu bergumam pada pria di hadapannya itu,"Mi."

"Hm?" Respon halus pria itu dengan serga melaur wajah wanita berkulit sawo matang itu sebagai pertanda tanya, dengan kedua tangan yang masih melingkar hangat pada pinggang wanita berkulit sawo matang itu.

"Mmm .... Kok aku tiba-tiba laper ya, kamu ada makan gak? Atau masakan apa gitu?"

"Gak tau."

"Kok bisa gak tau?"

"Ya kan yang selama ini di rumah cuma Meira, sedangkan aku jarang di rumah, karna waktu aku cuma di habiskan buat kamu."

"Ouh iya siih .... Tapi masa iya si buta itu gak masak, walau suaminya gak di rumah kan seharusnya dia tetep masak, siapa tau sewaktu-waktu suaminya pulang. Ih gemana sih jadi istri gak becus banget."

Ntah kenapa saat mendengar cemoohan terhadap istrinya, hati serasa tercubit dengan kekasarannya. Perasaannya merasa seperti ada hal yang tak menentu, ada apa ini? Fikir Fahmi dengan kebingungan.

"Ihs ayank! Di ajak ngomong kok malah diem sih kamu!" Kesal wanita berkulit sawo matang itu sembari mencubit pelan dada bidang pria di hadapannya itu.

"Eh maaf maaf sayank, tadi lagi kurang fokus aja."

"Kamu mikirin apa sih?"

"E-eouh e-enggak, gak ada, gak ada apa-apa," Jawabnya dengan gelisah.

"Ueemh .... Tapi kok sampe diemin aku gitu, ihs kesel!" Cemberutnya manja.

"E-enggak sayank, aku cuma lagi mikir aja."

"Mikir apa, ihs?"

"Mikir kerjaan, hehe."

"Ouuh ...."

"Ouhiya, katanya kamu laper, gemana kalo kita pesen gofood aja," Ucap Fahmi sembari bersiap segera membukak layar handphonenya.

"Iihs .... Ayank, gak usah," Tolaknya dengan ucapan yang di imutkan.

"Terus, kamu maunya apa, hm?"

"Ihs, kenapa kita gak minta di masakin aja sama si buta itu?" Ntah maunya apa wanita berkulit sawo matang inu.

Mendengar ujaran itu, seketika Fahmi menoleh ke arah jam dinding dengan mengamati waktunya, ntah apa maksudnya.

Jam sembilan? Berati Mei udah tidur?

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now