KEABADIAN HIDUP

1.4K 225 3
                                    

Fahmi yang saat ini baru saja sampai ke rumahnya, dengan ia yang tengah berjalan menuju masuk, dengan jalannya yang di buat agak sedikit kesal, mungkin rasa kesalnya masih terasa usai mengalami kejadian buruk di caffe tadi.

Berjalan tidak terlalu lama hingga sampai di dekat pintu depan, lalu dengan cepat dan sikap kesalnya Fahmi membukak pintu rumahnya.

Greet ...

Namun saat ia membukak pintu, hingga pintu terbukak lebar, ternyata di balik pintu yang tertutup itu, sudah ada yang tengah berdiri siap menantinya, sebelumya Fahmi sempat terkejut usai melihat ada penampakan istrinya yang tiba-tiba saja sudah berdiri diam di hadapannya, dengan sembari memancarkan senyuman manis ke arahahnya. "Mas," Begitu sapa halus sang istri tadi, sembari masih tersenyum manis.

Fahmi tersenyum tenang. "Iya sayang," Ntah kenapa saat dirinya bertemu dengan sang istri, seketika perasaan kesalnya itu menjadi tenang. Dengan rasa kesal dan emosinya yang sudah membulak-bulak sedari tadi, seketika langsung menghilang total.

"Mas, Mei cantik gak, pakai baju ini?" Tanya Meira tiba-tiba, sembari memutarkan pelan tubuhnya, untuk menunjukan seluruh penampilan tubuhnya yang berpakaian dres cantik itu di hadapan sang suami.

"Masyaallah, Mei cantik banget kok, kek princes kerajaan, gak perlu pakai baju itu juga Mei udah cantiq," Puji Fahmi kepada istrinya, dengan sembari memperhatikan seluruh penampilan istrinya.

"Hah! Serius?" Dengan terkejut senang, Meira bersikap seolah-olah ia tidak mempercayai atas pujian suaminya.

"Iya beneran, Mei udah cantik banget," Puji Fahmi lagi.

"Waaw .... Terimkasih mas."

"Sama-sama, heghem," Fahmi tersenyum senang, sembari mencubit gemas pipi Meira.

Meira kembali melengkungkan senyuman manis di bibirnya itu.

Dengan tersenyum bahagia lagi Fahmi, lalu tanpa basa-basi Fahmi langsung memeluk istrinya hingga erat.

"Awoho, maas ...," Halus Meira sedikit terkejut, usai tubuhnya tiba-tiba di peluk erat oleh suaminya.

"Heghem, lucu banget sih Mei, muach!" Gemas Fahmi kepada istrinya, sembari mengkecup dahinya.

"Heghem, mas kok pulangnya lama? Mei nungguin dari tadi looh ...."

"Maaf ya, tadi mas kelupaan di sana, kebanyakan ngobrol sama temen, maaf ya cantik."

"Iya gak papa, mas."

"Gehgehem," Fahmi tersenyum seraya mencubit gemas pipi Meira lagi.

Keduanya diam satu detik.

"Mass ...." Panggil Meira lagi dengan sikap malu-malu, seperti ada maunya.

"Iyaa ...."

"Mei, boleh minta gendong, gak?" Pintanya sembari tersenyum-senyum canggung.

"Ouh, boleh donk, apasih yang gak boleh buat Mei."

"Ih, yeay, asiik ....! Ayok mas, Mei mau gendong," Dengan girangnya Meira usai langsung secepatnya di kabulkan permintaannya oleh suaminya tadi.

"Ayook ...." Fahmi menurutinya, dengan sikap santainya.

Meira pun langsung perlahan naik ke atas kursi.

"Awas pelan-pelan, sini mas bantu," Fahmi membantu segera Meira yang tengah ingin menaiki kursi.

Meira sudah perlahan naik.

"Bisa?"

"Bisa, mas," Jawab lembut Meira.

"Yok," Ajak Fahmi, saat melihat Meira yang sudah siap naik ke atas kursi.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now