KISAH KASIH

1.2K 205 9
                                    

Keadaan sampai di hari ini, masih berada dalam rumah sakit.

Keadaan Meira yang sudah di istirahatkan di ruangan pasien, dengan saat ini posisinya tengah di rubung banyak keluarga dengan di sandingi salah satu dokter.

Meira duduk berselojor, dalam keadaan mata tertutup kain kasa, dengan tangan kanan yang masih terantai oleh infusan.

"Bagai mana nona? Mata sudah siap di bukak?" Tanya sang dokter dengan senyum ramahnya.

"I-iya, s-siap dok," Jawab Meira, dengan jantungnya yang berdetak cepat.

Semua keluarga Meira yang tengan menantinya dengan wajah-wajah sumringah, terutama Fahmi, Fahmi sudah menunggunya dengan begitu dekat, karena sangkin tidak sabarnya.

Sang dokter yang kini tengah proses membukak kain kasa yang menutupi mata Meira dengan perlahan.

Perlahan-lahan kedua mata cantik Meira akan terpelihatkan.

Hingga akhirnya, usai kain kasa terbukak semua, dengan mata terpejamnya Meira, di situpun perlahan Meira mulai membukak kedua matanya.

Dengan Fahmi yang sudah bersiap-siap duduk di sisi ranjang menghadap ke arah Meira, dengan posisi duduknya yang sudah sangat dekat, dan di tambah dengan keluarga intinya yang sudah pada diam berdiri membundari Meira.

Mata cantik yang sudah terbukak lebar, dengan gadis itu yang seketika langsung terdiam paku karena sangkin takjubnya saat pertama kali melihat pemandangan dunia di sekitarnya.

Fahmi masih diam menanti reaksi istrinya pada selanjutnya usai melihat dirinya.

Dengan Meira yang saat ini masih tengah diam tercengang dengan sembari mengamati penglihatannya dan apa yang tengah ia rasakan saat ini, begitu tidak percayanya ia, rasanya seperti tengah bermimpi, ia sangat-sangatlah tidak menyangka dengan kebahagiaan itu.

"Bagaimana nona, semuanya sudah bisa di lihat?" Tanya sang dokter untuk memastikan.

Meira masih diam kebingungan saat pertama kali bisa melihat.

"Coba lihat dulu siapa lelaki di depanmu," Titah sang dokter.

Meira menoleh ke arah suaminya. "K-kamu s-siapa?" Tanyanya dengan ucapan terbata-bata.

"Ini mas sayang, suami kamu," Jawab fahmi seraya tersenyum dengan perasaan terharunya.

"J-jadi seperti ini penampakan wajah suamiku," Ujar Meira, seraya membelai ragu wajah suaminya.

"Iya, ini mas, mas Fahmi, suami kamu," Gumam Fahmi lagi untuk mempercayakannya.

"Heemm .... G-ganteng juga ya ternyata, walaupun nyebelin," Ucapnya seraya tersenyum-senyum polos, hingga seketika membuat orang-orang di sekitarnya langsung tertawa sembunyi seraya menyrengut malu.

Dengan dokternya pun ikut mentertawakannya.

Saat dengar orang-orang seperti mentertawakannya diam-diam, Meira pun langsung menoleh ke arah mereka. "K-kalian siapa?" Tanya Meira seraya tersenyum.

"Hai nak, ini tante," Ucap Sarah menyapanya, seraya mendekati dan langsung merangkulnya.

"Hah, j-jadi ini tante, tante Sarah? Cantik ya."

"Heghem, jelas donk, kan tante prempuan Mei juga perempuan, udah pasti cantik."

"Mei, ini umi," Ujar Tiara mendekati Meira dan memperkenalkan dirinya.

"Haa .... Umii ...," Girang Meira, lalu tanpa basa-basi ia pun langsung memeluknya.

"Mmmhegm .... Sayang," Tiara memeluknya seraya mengusap-usap punggungnya dan mengkecupi wajahnya.

Lalu kedua lelaki antara Muhid dan juga Dzai hanya diam berdiri dan memperhatikan ke arah Meira seraya tersenyum senang.

Usai melepas pelukannya, tinggalah Meira menoleh ke arah dua lelaki yang tengah berdiri itu.

"K-kalo i-itu siapa, ya?" Tanya canggung Meira seraya menunjuk ragu.

"Haghaha .... Tinggal giliran kite nih yang belum kenalan, coba tebak siapa?" Ujar humirsnya Dzai, dengan sedangkan Muhid hanya mentertawakan menantunya itu.

"Iya nih, tinggal giliran dua orang, kalo yang ini udah pasti kenal donk, ye kan?" Gumam sang dokter.

Meira menagngguk.

"Siapa, emang?" Tanya dokter mengetes konsentrasi Meira.

"Dokter,"Jawabnya.

"Ya, betul sekali," Ucap ramah sang dokter.

"Hayoo .... Tinggal kita nih, siapa?" Cakap Muhid.

Meira langsung tersenyum-senyum canggung. "Mmm .... Siapa, ya?" Ucap Meira dengan nada canggung.

"Siapa lah tebak, kalo bener dapet hadiah," Ucap Dzai.

"Mmm .... Aku tau, kenal dari suaranya, yang orang nyebelin ini pasti om, terus yang ini abi," Ucap polosnya seraya menunjuk-nunjuk.

"Yeeay .... Betul sekali, okeh dapet hadiah, Mei mau apa?" Tanya Dzai.

Muhid tersenyum senang seraya bertepuk tangan untuk menantunya.

Meira berpetuk tangan ceria. "Mmm .... Mau apa ya ...," Meira berfikir-fikir.

"Hayo, apa," Gumam Dzai.

Fahmi yang terus memperhatikannya dengan seraya tersenyum-senyum gemas melihatnya, dengan sembari terus menggenggami satu tangan Meira.

"Mmm .... Mei mau pesawat boleh gak, om?"

"Boleh, boleh kok, pesawat mainan tapi," Dzai membalas gurauannya.

"Aelah, yang beneran lah om."

"Nanti ya, kalo om dah jadai rang kaya."

Meira mendelik sebal.

Fahmi pun langsung mentertawakannya, karena sedari tadi ia memperhatikan sikapnya yang lucu.

Meira langsung memeluk suaminya dengan erat, sembari mengumpat malu, usai dirinya di tertawakan pelan oleh suaminya.

"Idih," Ujar Fahmi.

"Heghe, lucu kalian," Ucap Sarah, dengan memperhatikan senang.

Saat mereka-mereka tengah sedikit bercanda ria, tiba-tiba datanglah kedua wanita dari luar ruangan. "Assalamualaikum," Ucapnya dengan kompak.

"Walaikumsalam," Jawaban orang di dalam pun sama dengan kompak.

Kedua wanita itu berjalan cepat langsung mendekati ranjang Meira.

"Hai, Meira, kamu kenal kita gak?" Tanya Dira.

"Kenal gak, kak?" Tanya Sasya.

"Mmm .... Kenal," Jawab pelan Meira.

"Siapa?" Tanya polos Sasya.

"Kamu Sasya, terus kamu kak Dira," Jawab Meira tepat jawaban.

"Lah, kok kakak tau?"

"Tau donk."

"Keren," Puji Sasya.

"Mei, selamat ya," Dira memeluk Meira dengan hangat, rasanya ikut bahagia sekali.

"Iya kak, makasih."

Dira tersenyum.

Meira menoleh ke sekeliling ruangannya. "Jadi begini ya, rasanya melihat dunia," Ucapnya seraya tersenyum terharu.

"Mei bahagia?" Tanya Fahmi.

Meira menangguk seraya tersenyum.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Where stories live. Discover now