KISAH KASIH

1.4K 207 0
                                    

Di pagi hari yang datang kembali, Fahmi yang rupanya ingin berangkat bekerja dengan sudah siap memakai pakaian rapih berjas, dan dengan saat ini juga ia yang rupanya sedang sibuk menyiapkan mobilnya, yang di bawa pergi ke tempat kantor kerjanya.

Suara mesin mobilnya yang sudah menyala sedari tadi, dan semua yang di siapkan pun sudah siap, dan kini sudah tinggal saatnya Fahmi akan melaju berangkat.

"Mei," Panggil halus Fahmi kepada istrinya yang tengah berada di dalam rumah.

Meira yang menyadari atas panggilan suaminya, "Iya mas, sebentar," Ia pun langsung segera melangkah jalan dengan satu tongkat butanya, untuk menghampiri panggilan dari suaminya.

Berjalan tidak terlalu lama, hingga kini akhirnya sampai sudah untuk mendekati tempat suaminya. "Iya, mas," Jawa Meira saat sudah sampai pada dekatan suaminya, dengan ia yang berdiri di tengah pintu rumahnya.

"Eh," Fahmi melangkah mendekati istrinya.

Saat sampai pada dekata istrinya. "mas berangkat ya sayang."

"Iya mas," Meira tersenyum.

"Mmm .... Jangan kemana-mana sebelum mas pulang."

"Iya mas, insyaallah gak kemana-mana."

"Okeh, jaga diri baik-baik di rumah," Ucap Fahmi seraya mengusap-usap halus kepala Meira.

Meira tersenyum lagi. "Iya insyaallah, mas."

"Janji, jangan kemana-mana, sebelum mas pulang, kalo memang Mei mau kemana-mana tunggu sampai mas pulang, kalo mas belum pulang, Mei gak boleh kemana-mana, inget itu, okeh," Pesan Fahmi dengan matang.

"Okeh," Meira mengangguk, dan akan bersiap menurutinya.

"Nurut."

"Iyaa ...."

"Okeh, awas kalo nglanggar, gw smackdown nanti malem," Ancam Fahmi.

Seketika Meira langsung merubah wajah sumringanya dengan bentuk wajah gugup dan panik. "J-jangan, gak mau," Ucap Meira dengan raut ketakutan.

Fahmi tersenyum usil." Hegs, mang ngapa?"

"E-enggak, g-gak papa, u-udah sono mas berangkat, sono," Ujarnya gugup, seraya mengusir agar suaminya tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi.

"Ngusir?"

"E-e-i-iya."

"Muach!" Ujug-ujug Fahmi mengkecup kening Meira.

Meira sampai terkejut sembari memejamkan matanya.

Fahmi tersenyum senang. "Dah ya, babay," Pamit Fahmi seraya perlahan melangkah mundur.

"Babay," Balas Meira, seraya melwmbaikan tangannya.

"Assalamualaikum."

"Walaikum salam."

"Sampai jumpa kembali."

"Iya, semoga puas, dan jangan lupa kembali blanja di toko kami," Ujar Meira menyandai.

Fahmi merubah wajah sumringanya menjadi datar." Di suruh pamitan, malah bukak toko," Balas Fahmi sebal.

"Hegheheah ....!" Meira malah tertawa.

"Serah lu dah."

Meira terus meledek-ledek jail.

"Dah ya, babay," Pamit Fahmi lagi, ia yang sudah siap berada tepat di dalam mobil, dengan ia yang sudah ingin saatnya menjalankan mobilnya.

"Babay," Meira melambaikan tangannya lagi.

Fahmi hanya menoleh sekilas, dengan ia yang sudah siap menjalankan mobilnya, dengan perlahan mobil di mundurkan dari dalam ruang garasi mobil.

Gadis Buta Yang Mampu Menaklukan Dia (SELEAI)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt