"Gue tau," jawab Jaehyuk singkat, kemudian berdiri.

"Seperti yang kita sepakati tadi, sampai hari itu biarin gue bikin adek Lo Nerima keadaanya yang sekarang."

"Dengan cara gue sendiri," lanjut Jaehyuk melangkah keluar kamar, dia akan memberikan Asahi waktu. Jaehyuk juga harus pulang ke rumahnya.

🍓🍓🍓

Suara laptop yang di tutup secara paksa pun berbunyi, Asahi langsung melihat ke samping tempat di mana Jihoon duduk di ruang tengah.

"Mau kemana?" tanya Jihoon menatap tajam Asahi yang hendak keluar dengan pakaian rapi.

"Ke kosan Haru."

"Masuk ke kamar," titahnya yang membuat Asahi kesal seketika.

"Bang, gue mau main. Sumpek tau gak di rumah."

"Sahi, ngelawan?" Jihoon berdiri dengan satu tangannya berada di saku celana.

"Lo kenapa sih bang? Udah gak ngebolehin Haru main ke sini lagi dan sekarang gue gak boleh kemana-mana?"

Mendekati Asahi perlahan Jihoon menatapnya membuat Asahi mengalihkan pandangan. Serius dia tidak bisa melihat mata Jihoon yang menatapnya seperti itu berasa di interogasi.

"Dek, Lo tau sekarang Lo apa? Gue gak mau Lo kenapa-napa."

"Gue bisa jaga diri gue sendiri Bang Jii lagian cuma ke tempatnya Haruto, Lo tau sendiri Haruto orangnya gimana. Gak perlu khawatir."

"Tetap aja Haruto itu Alpha, jangan sampai apa yang gue takutin terjadi. Lo adik gue satu-satunya yang gue punya ingat? Ini demi Lo juga Sa!"

"Gue makin benci jadi omega..." Asahi menatap ke arah lain dengan bibir yang perlahan melengkung ke bawah.

Jihoon yang melihat itu jadi mengendurkan raut wajahnya.

"Sahi.." ucapnya lembut mencari mata Asahi. "Lihat Abang.."

Asahi mencoba menatapnya. Jihoon tersenyum.
"Abang gak maksud ngelarang, abang cuma takut Sa."

Menghela napas sesaat memegang bahu adiknya.
"Yaudah Abang ikut ke tempat Haruto."

Asahi menatap tidak suka.
"Gak mau!"

"Gimana kalau di antar Jaehyuk ke sana nya?" tanya Jihoon hati-hati.

Asahi menggeleng.

Jihoon membawa kepala Asahi ke dadanya, mengacak rambutnya pelan.
"Jangan benci terlalu lama, Sahi boleh benci jadi omega, boleh marah sama Jaehyuk. Tapi berdamai bukannya lebih baik? Lagian semua ini udah terjadi. Mau di sesalin pun gak ada yang berubah."

"Bang.."

"Humm?"

"Kalo gitu Haru yang ke sini, boleh? Biar Bang Jihoon juga bisa mantau."

Jihoon tampak berpikir.
"Katanya sumpek di rumah? Mau main?"

"Terus gimana? Semuanya gak boleh!" Asahi melepaskan lingkaran tangannya di pinggang Jihoon. Dengan sedikit mendongak.

Jihoon tertawa ringan.
"Jalan-jalan sama Abang aja yok. Selagi free nih, kapan terakhir kali kita makan atau belanja di luar?"

Senyum Asahi terbit, artinya dia bebas dong mau beli apa aja. Ini nih saatnya ngabisin uang abangnya.
"Ayo ayooo."

"Nah gitu dong." Kepala Asahi di kecup Jihoon.

Dia memakai jaket dan mengambil kunci mobilnya.

"Gitu aja, gak ganti baju?" tanya Asahi sambil mendengus.

"Kenapa? Ganteng gini kok." Jihoon mengacak rambutnya sendiri lalu merendahkan tubuhnya untuk mengangkat Asahi.

"E-ehhhh ehhh Bang!"

"Kenapa? Biasanya juga gak papa. Dulu Abang sering gendong Lu ya Sa."

Asahi berpegangan pada pundak Jihoon.
"Tapi kan gue udah gede."

"Lo masih anak kecil bagi gue." Jihoon  menyeringai.

Asahi hanya pasrah. Jihoon makin menyebalkan sejak tau Asahi sekarang adalah omega.

🍓🍓🍓

Sorry ya baru bisa update, btw Jaesahi lucuuuuu gemes unyuu banget ah gak tahan

Enigma Alpha (Jaesahi)Where stories live. Discover now