Halaman yang Tertinggal (Ekstra Chapter)🏠

2.1K 155 27
                                    

Happy Reading.....

♤♡♤

Pagi ini di Depok hujan deras. Raka yang selalu bangun lebih dulu, bergegas pergi ke kamar yang pintunya ada gambar beruang sedang makan semangka. Sebenarnya, apartemen yang mereka tinggali itu tersedia tiga kamar. Namun akhir-akhir ini, entah apa alasannya Raka selalu menemukan Jovan di kamar Harsa saat pagi hari. Dan keduanya selalu tidur dengan posisi berpelukan.

Padahal seingetnya dulu, Jovan itu sangat anti melakukan hal seperti itu. Jovan juga sekarang lebih protektif dengan Harsa, bahkan ke manapun Adiknya itu pergi Jovan terkadang mengikutinya diam-diam. Raka memakluminya, karena yang dia rasakan sekarang juga hampir sama dengan Jovan.

"Adek." Panggilnya pelan sembari mengusap lembut kepala yang sekarang penuh dengan matkul-matkul sulit. Yang dipanggil bukannya bangun, malah semakin nyenyak memejam karena usapan dari sang Abang.

Dan mengenai panggilan tadi, Raka tidak ingat apa alasannya namun semenjak tinggal bertiga dia memang selalu memanggil Harsa dengan sebutan Adek. Begitu pula dengan Jovan. Karena mungkin Harsa yang paling muda di sana, atau karena cepatnya waktu berlalu sehingga sekarang banyak sekali perubahan yang dialami oleh mereka.

"Adek, bangun hey."

"BANGUN, WOY!"

Jika semuanya perlahan mulai berubah, namun tidak dengan sumbu pendek yang dimiliki oleh Raka. Dan karena teriakan itu, Raka akhirnya berhasil membangunkan Harsa juga Jovan tentunya. Mereka menatap nyalang pada Raka yang kini sudah berlalu keluar untuk menyiapkan sarapan.

"Kebiasaan banget, untung jantung aku ngga sampai keluar." Gerutu Harsa yang kini kembali memejamkan matanya.

Jovan tertawa kecil mendengarnya, kesadarannya saat ini sudah terisi penuh.  Jovan menepuk pelan pipi sang Adik yang sekarang sudah beralih duduk namun malah memeluknya erat alih-alih bangun. Mata itu masih terpejam, memang Harsa itu Anaknya sangat sulit untuk bangun kalau sudah tertidur.

"Hari ini ada kelas pagi, 'kan? Bangun yu, kalo telat nanti Adek marahnya ke Mas sama Abang. Aneh, 'kan?"

Jovan tertawa sendiri mengingat itu. Padahal kesalahannya ada di sang Adik yang susah untuk bangun, namun tiba-tiba saja dia dan Raka dimarahi bahkan didiami sampai dua hari. Sekarang tidak ada Jibran dan Lele yang akan menertawai tingkah kekanakan Harsa, jadi mau ngambek atau bertingkah manja pun Harsa merasa bebas melakukannya.

"Dih, mana ada begitu."

Harsa akhirnya membuka matanya lebar-lebar, hari ini dia memang ada kelas pagi jadi Harsa tidak boleh santai seperti kemarin. Masih ada satu jam lagi untuk dia bersiap.

"Mau mandi dulu atau sarapan dulu?" Tanya Jovan sembari menunggu sang Adik mengumpulkan nyawanya.

"Mandi dulu aja, deh."

Harsa kemudian beranjak dari tempatnya. Alih-alih mandi di kamarnya, kebiasaan Harsa sejak satu minggu ini lebih suka mandi di kamar milik Jovan. Padahal tidak ada yang berbeda, namun kata Harsa kamar mandi milik Masnya itu lebih harum dan vibesnya sangat mendukung untuk mandi seraya bernyanyi lagu-lagu galau.

"Mandinya pake air hangat, jangan lupa!" Peringat Jovan yang hanya dibalas acungan jempol dari belakang.

Jovan sebenarnya ingin melanjutkan tidurnya. Namun saat baru sadar ternyata di luar sedang hujan deras, Jovan sontak bangun dari tempatnya kemudian keluar dari kamar. Omong-omong mengapa sekarang dia lebih sering tidur di kamar sang Adik, itu karena Harsa selalu datang ke kamarnya di tengah malam dengan kondisi nafas yang tidak teratur dan terisak kecil. Jadi, Jovan memutuskan untuk tidur di kamar Adiknya itu mulai sekarang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Home || Nct Dream✔Where stories live. Discover now