Cerita Malam Ini🏠

2K 272 32
                                    

Malam yang baru saja datang, digunakan oleh Mahen dan Raka untuk keluar mencari makan buat semua orang di rumah

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

Malam yang baru saja datang, digunakan oleh Mahen dan Raka untuk keluar mencari makan buat semua orang di rumah. Sore tadi, mereka cukup banyak mengobrol dengan Jaezal yang membuat Raka berpikir untuk segera mengakhiri semuanya. Dengan duduk santai sembari memakan gorengan yang sempat mereka beli, sebelum akhirnya kini berada di gerobak penjual nasi goreng. Baik Mahen maupun Raka, keduanya terlihat sedikit segan membahas masalah yang tengah mereka bicarakan sekarang.

"Mau ngomong sama Buna, kapan Bang?"

"Ngga tau." Sebab Mahen tak punya banyak keberanian untuk itu.

Hening sejenak saat suara knalpot dari motor terdengar begitu nyaring melaju tepat di hadapan mereka. Jalanan juga semakin ramai, banyak kendaraan berlalu lalang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Raka berpikir matang kini, mengira-ngira pertanyaannya yang mungkin sedikit menuju ke arah menuduh. Sementara Mahen hanya mengamati Adiknya itu sembari terus memasukkan makanan ke mulutnya.

"Mustahil ngga sih kalo Buna udah tahu semuanya?" Kejadiannya sudah sangat lama, dan tidak mungkin sang Buna tidak mencari lebih dalam lagi. Atau bahkan sebuah kebetulan yang bisa menunjukkan kebenaran. Itu pikir Raka.

"Ngga mustahil, tapi bisa aja mustahil."

Ringan tangan sekali Raka memukul kepala Mahen, sang tertua dari semua saudaranya. Dia cukup geram dengan reaksi Mahen yang tampak main-main. Mana berani pula Mahen membalas pukulan itu, dia hanya meringis lantas melahap semua sisa gorengan di tangannya.

"Tak cepuin ke Ayah, awas lo." Ayah mereka memang paling marah jika Putranya bemain-main dengan kepala. Mau keras atau tidak pukulannya, tetap saja akan bahaya jika tidak pada kondisi yang baik.

"Dasar pengadu!"

Mahen terkekeh, wajah Raka sudah sangat suram sekarang. Dia bingung harus bagaimana selain menganggap ucapan Raka barusan sebagai candaan. Lagi pula dia tidak senekat itu untuk menuruti permintaan Raka agar dia mau berbicara dengan sang Buna mengenai masalah dulu. Selain akan dianggap lancang, Mahen tak yakin jika dengan solusi itu semua masalah akan selesai dengan baik.

"Dengerin Abang ya, Ka. Batas kita sebagai seorang Anak tidak sebanyak yang kita mau. Ayah udah baik-baik aja dengan keadaan sekarang, Buna juga. Kamu nyuruh Abang buat ngomong sama Buna? Itu namanya kamu nyuruh Abang buat bikin Ayah kecewa berat sama Abang. Abang merasa gagal banget udah ngasih tau semuanya sama Asa, Nana, Lele, sama Adek. Karena apa? Pemikiran mereka itu masih pendek. Kita ngga tahu apa yang dipikiran mereka selain merasa bersalah sama Ayah. Bisa aja mereka nekat ngelakuin hal bodoh supaya Buna sama Ayah balikan."

"Ngga semudah itu, Ka. Kita ngga tahu perasaan Ayah sama Buna. Dan kita ngga berhak tahu. Selagi mereka baik-baik aja, dan masih ada di samping kita. Abang rasa itu sangat cukup. Jangan sampai ketakutan Abang terjadi, Ka."

Home || Nct Dream✔Место, где живут истории. Откройте их для себя