Kebetulan atau Memang Rencana Tuhan?🏠

1.8K 238 33
                                    

Jovan itu paling dekat dengan Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jovan itu paling dekat dengan Raka. Kalo kata Mahen, Raka itu jiwanya sudah sangat si sulung. Kuasa rumah yang dulunya dipegang sang Buna, saat itu beralih tangan pada Raka Putra Abhivandya. Bagaimana tidak? Dulu hari-hari mereka hanya di isi bertiga saja. Mahen, Raka, dan Jovan. Sang kepala keluarga saat itu membutuhkan waktu lama untuk menyembuhkan luka, sampai-sampai lupa dengan rumahnya.

Jika Jovan yang sekarang dikenal sebagai cowo cool dan pemberani, maka temuilah sosoknya pada saat ditinggal oleh Yoona. Jovan yang tadinya sangat dewasa, tiba-tiba saja menjadi begitu manja dengan Raka. Jika dengan Mahen, Jovan sangat anti dengan Abangnya itu. Bukannya ditenangin saat menangis, Mahen justru akan mengatakan sesuatu yang membuat tangisan Jovan semakin kencang. Jovan juga seringkali tak mau makan, sebelum Raka yang menyuapinya.

Raka ingat sekali, bagaimana amarahnya seorang Mahen saat dia selalu memanjakan Jovan dan tidak membiarkan Adiknya itu berkembang menjadi lebih berani. Raka hanya tertawa saat itu, selagi dia masih tahu dengan batasannya. Raka tidak akan pernah berhenti memanjakan Adiknya itu. Raka yakin, akan ada titik lelahnya Jovan jika terus bergantung kepadanya. Dan Raka sudah melihatnya pada diri Jovan yang sekarang.

Jovan bahkan jauh lebih berani dibandingkan dia. Sudah banyak orang yang menyangka jika Raka itu Adiknya Jovan. Namun bagi Raka, setiap sisi Jovan itu sangat berbeda di matanya. Sekuat apapun Jovan yang sekarang, Raka akan terus menganggapnya sebagai Jovan kecil. Raka tidak akan pernah siap melepas Jovan, Raka takut perannya sudah tidak dibutuhkan lagi oleh Jovan.

"Kamu udah ngga percaya lagi sama Abang, Van? Kalo iya, Abang belum siap. Tolong kasih Abang waktu, jangan sekarang."

Raka kira sudah cukup dia memberikan waktu kepada Adiknya itu. Bahkan jauh lebih lama yang dia bayangkan, Jovan sepertinya berusaha sangat untuk memberikan jarak dengannya. Raka tidak peduli dengan tempat yang tengah dia pijaki sekarang, buku yang tengah menjadi fokus utama Jovan perlahan dia rebut dan menaruhnya jauh dari jangkauan Jovan.

"Kamu bener-bener mau ngejauhin Abang, Van? Kenapa? Kasih alasannya biar Abang bisa ngewujudinnya."

Jovan tetap tidak mau menoleh, matanya terus menatap ke luar jendela yang di bawah sana terlihat begitu ramai oleh para siswa yang pasti pada berbondong-bondong ke kantin untuk mengisi perut mereka. Kalo ditanya perasaan Jovan saat ini, Jovan sangat ingin memeluk tubuh kecil Abangnya itu. Seraya berkata, tolong sembuhin luka Jovan, Bang.

Sang Ayah adalah kebanggaan Raka, Jovan seringkali mendengar bagaimana Abangnya itu selalu berkata jika dia ingin menjadi seperti sang Ayah. Sosoknya, namun bukan kehidupannya. Jovan tidak mau Raka menyesal, dan Jovan pun tidak yakin Raka akan percaya dengan penyebab lukanya yang sekarang. Mau bagaimanapun juga, Raka sangat percaya dengan Ayahnya itu.

"Abang harus apa biar kamu mau ngomong? Apa perlu Abang suju di kaki kamu?"

Sebelum Raka benar-benar melakukannya, Jovan dengan cepat menarik sang Abang untuk berdiri. Sejenak, Jovan menutup matanya pelan. Sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang. Jovan juga cape, Jovan tidak mau seperti ini.

Home || Nct Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang