Menyesal Namun Telat🏠

1.9K 233 31
                                    

Leo nampaknya sudah sangat nyaman duduk di pangkuan Jibran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leo nampaknya sudah sangat nyaman duduk di pangkuan Jibran. Meski berkali-kali Johnny menegur, Bungsunya itu malah semakin asik mencium bulu lebat milik kucing gembul itu. Harsa sudah pulang kemarin, terhitung hampir seminggu Anak itu dirawat dan benar-benar mengistirahatkan tubuhnya. Rumah Yoona kosong, mereka semua menurut saat Johnny memintanya untuk pulang ke rumahnya.

"Hidungnya Mas Jovan udah merah itu, Dek."

"Salah siapa duduk di deket Adek." Selanya berusaha melototkan matanya pada Jovan yang nampaknya masih tidak rela kucingnya itu pindah hak asuh.

"Leo itu kucingnya Mas, bukan punya kamu. Siniin, Mas juga pengin nggendong."

Meski nekat berkata seperti itu di depan sang Ayah, usaha Jovan tetap saja gagal walau tangannya sudah bersusah payah merebut Leo. Jibran justru berlari keluar dari kamar, memegang erat-erat tubuh Milo yang sesekali merosot ke bawah. Jovan mendengus sebal, menatap sang Ayah dengan wajah itu yang lantas ditertawakan oleh Ayahnya itu.

"Sini." Johnny menyuruhnya, dalam hatinya merasa begitu lega karena saat ini Putra manjanya itu sudah kembali lagi.

Jovan langsung mendekat kemudian memeluknya dengan erat setelah sang Ayah merantangkan tangannya. Hidungnya di usap lembut, pasti sangat merah karena Jovan sudah merasa gatal sejak tadi. Semalam Jovan itu tidur dengan Ayahnya, namun pagi-pagi sekali si Bungsu justru ikut masuk ke sana dengan membawa kucing miliknya itu. Bahkan Adiknya itu terlihat begitu sombong kepadanya, Jibran bisa leluasa bermain dengan Leo sedangkan si pemiliknya bentar-bentar pasti bersin.

"Gatal, kan?"

Jovan mengangguk, dari pukul 6 pagi sampai tadi pukul 8 Jibran terus saja duduk di tengah-tengah mereka yang tadinya masih tenang di alam mimpi. Jovan juga malas untuk pindah, jadi selama dua jam itu dirinya terus berdekatan dengan Leo bahkan sesekali ikut mengusap bulunya.

"Sarapan terus minum obat ya? Mas mau sarapan apa biar Ayah buatin. Kalo Nana sama Lele udah pesen mau nasi goreng buatan Ayah, Mas mau juga?"

"Terserah Ayah. Apapun yang Ayah masak pasti Mas makan kok." Jovan merasa sangat nyaman di posisinya saat ini, demi apapun dia sangat merindukannya. Dan entah bagaimana bisa, sekarang Jovan sudah menghilangkan rasa kecewa itu dan memilih untuk tetap menyayangi sang Ayah sampai kapanpun.

"Mau tidur lagi?"

Sembari bertanya, sejak tadi tangan Johnny tidak berhenti memberikan Putranya itu usapan lembut pada kepalanya. Mungkin itu membuat Jovan merasa ngantuk lagi, setelah tadi terpaksa bangun gara-gara si Bungsu yang terus mengoceh dan bercerita panjang.

Melihat sang Putra menganggukan kepalanya, Johnny langsung membaringkan tubuh Jovan namun tanpa melepaskan dekapannya itu. Menunggu sampai mata itu benar-benar lelap, saat ini mata itu masih sesekali terbuka namun begitu sayu membuat Johnny harus ekstra sabar mengusap-usap punggung itu juga rambutnya.

Home || Nct Dream✔Where stories live. Discover now