Perdebatan Kecil🏠

2.5K 301 19
                                    

Pagi sudah lebih cerah dari sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi sudah lebih cerah dari sebelumnya. Selepas berlari cukup jauh, kini semuanya tengah mengatur nafas setelah kejar-kejaran untuk menentukan siapa yang berada diurutan terakhir. Meski dengan cara curang, Raka akhirnya yang berada diurutan terakhir. Hukuman yang tadinya akan diberatkan, tidak jadi dilakukan karena Raka begitu ngotot perihal dirinya yang merasa dicurangi oleh Adik-adiknya. Sekarang, Raka hanya disuruh untuk mengambil minum, beberapa potong buah dan makanan ringan yang sudah disiapkan oleh Yoona sebelumnya.

"Enak banget, masa hukumannya gitu doang." Seru Lele masih tidak terima. Padahal ia sudah merencanakan hukuman yang akan sangat menghibur semuanya.

"Kalo kalian pada ngga curang, yang kalah pasti bukan Abang. Salahin tuh si kembar. Pinter banget ngedramanya." Raka kemudian duduk di samping Jibran. Nampan yang sempat ia bawa, kini sudah mulai diserbu oleh semuanya.

"Salah siapa gampang dibodohin."

Mahen langsung mendelik tajam pada Nana, "ngga sopan, Na. Jangan pernah ngomong gitu lagi." Tergurnya yang sontak mendapat reaksi kagum dari Adik-adiknya, selain Nana. Aura sulungnya ketara sekali saat Mahen menegur Nana. Lele yang memang selalu kagum dengan Mahen, ia bertepuk tangan saat melihat reaksi Nana yang terlihat lebih murung dari sebelumnya.

"Dengerin, Kak. Ngga boleh ngomong kasar."

Sebenarnya, Lele sekalian menyindir. Ia tahu betul, tabiat si kembar yang selalu ngomong kasar satu sama lainnya. Meski tidak ditujukan padanya, namun saat hanya ada mereka berdua. Lele kerap kali mempergoki mereka mengatakan hal yang menurutnya tidaklah baik. Sementara, Harsa yang cukup tersinggung. Dia seolah tidak dengar, dan lebih memilih makan buah yang ada di hadapannya. Jibran yang paham dengan ekspresi Abangnya itu, ia hanya menatap menyelidik sekaligus menggodanya.

"Sipit, ngapain ngelihatin Abang kaya gitu?!" Tanya Harsa yang membuat Jibran langsung tak terima.

"Mending sipit. Dari pada Abang, item."

"Abang mah item-item begini tapi manis. Paling ganteng di antara kalian." Harsa menaik turunkan alisnya, sembari mengibasakan rambutnya ke belakang. Ganteng sekali, namun tidak bagi yang lain. Justru ekspresi Harsa tadi, terlihat seperti orang aneh.

"Kalian sering ngejelek-jelekin satu sama lain, ya?" Kini Jovan membuka suaranya.

Setelah berhasil menghabiskan tiga potong buah melon, ia penasaran bagaimana Adik-adiknya bisa mengatakan hal seperti itu dengan sangat mudah. Jovan sendiri, ia tidak pernah berani ngomong kasar dan menjelakkan saudaranya yang mana meskipun bercanda, pasti akan membekas. Bahkan jika dengan kedua Abangnya, Jovan akan langsung ditegur keras jika ketahuan mengatakan hal buruk, seperti umpatan atau kata-kata yang akan membuat orang lain sakit hati.

"Ngga juga sih. Kenapa emangnya, Mas?"

Menurut Harsa, hal tersebut bukanlah sesuatu yang perlu dipermasalahkan. Selagi tidak telalu keterlaluan, aman-aman saja jika ingin melakukannya. Bahkan Harsa sendiri, seringkali menggunakan kata kasar jika dengan Nana. Tapi mau gimana pun, itu salah satu cara mereka mengungkapkan kasih sayangnya. Berbeda jika dengan Adiknya, Harsa tidak pernah menggunakan kata-kata itu dengan mereka. Seperti panggiln gue lo, Harsa hanya menggunakannya pada Nana. Karena jujur, Harsa geli sendiri jika berkata lembut dengan kembarannya. Kecuali ada orang lain, maka keduanya akan berakting untuk menjadi selembut mungkin.

Home || Nct Dream✔Where stories live. Discover now