Maafin Abang, Le🏠

2.2K 266 25
                                    

Di sepanjang jalannya, Lele tak henti-hentinya mendengus sebal pada kedua Abangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sepanjang jalannya, Lele tak henti-hentinya mendengus sebal pada kedua Abangnya. Tiba-tiba datang dan langsung menarik tangannya untuk segera masuk ke dalam mobil, kalo bukan karena Jibran yang menenangkannya sejak tadi, mungkin Lele akan benar-benar serius menolaknya. Jalanan nampaknya berpihak pada mereka, kemacetan yang selalu terjadi di persimpangan tidak berlaku untuk hari ini. Seketika Mahen bernafas lega, dia sungguh takut dengan tatapan maut dari Adiknya. Rasanya Mahen ingin cepat sampai, dan menunjukkan tujuan dia memaksa Lele agar mau ikut bersamanya.

"Adek tolong tutup matanya Lele bisa ngga?"  Suruh Raka pada Jibran sesaat setelah mobil yang ditumpangi mereka sudah berhenti, Lele yang mendengarkanya sontak merotasikan bola matanya. Dia benar-benar malas untuk melakukan apapun sekarang.

"Lele tutup mata sendiri aja!" Sentaknya saat tangan Jibran akan bergerak menutup kedua matanya.

Tidak mau berdebat, mereka akhirnya nurut dan segera turun dari mobil. Layaknya orang buta, Lele dituntun pelan dalam langkahnya untuk masuk ke dalam rumah. Selagi Jibran menuntun Lele, Mahen berlari kecil mendahului mereka untuk masuk lebih dulu.

"Lele udah ada di depan."

Yang ada di dalam sana seketika berhenti melakukan kegiatannya. Nana mengangkat kue berbentuk bola basket yang sudah dipasang lilin, kemudian berjalan pelan mendekat pada pintu. Yang lainnya juga sudah bersiap-siap menyambut Lele di balik pintu, menunggu sampai sang Adik membukanya nanti.

Tidak terlalu lama menunggu, pintu itu perlahan mulai terbuka yang langsung disambut dengan nyanyian heboh. Lele langsung membuka matanya, pemandangan di hadapannya sedikit membuatnya terharu. Selebihnya dia merasa kecewa, sebab dua orang yang dinantikannya ternyata juga tidak ada di sana.

"Selamat ulang tahun Adeknya Kak Na."

Mata Lele berhenti bergerak, cukup sudah dia mencari kedua sosok itu di setiap sudut ruangan sana. Kini pandangannya terpaku penuh pada kue di hadapannya, kue bola kesukaannya yang tidak pernah berubah sejak dulu. Tidak mau menunggu disuruh, Lele langsung menutup matanya sembari berdoa sebelum akhirnya lilin menyala itu dia tiup sampai mati.

"Yey." Teriak si bungsu, dia benar-benar merasa lega sekarang.

"Selamat bertambah usia. Abang sayang sama Lele, semuanya sayang Lele."

Raka memeluk tubuh sang Adik, dia tidak bohong sejak tadi Raka menyadari jika sang Adik tidak benar-benar merasa bahagia hari ini. Dugaannya benar saat isak kecil dari sang Adik mulai terdengar saat dia peluk, Lele sungguh ingin meluapkan semuanya sekarang. Menahannya hanya membuat dadanya sesak bukan main.

Nana menatap sedih kue di tangannya, bukan ini yang Nana mau. Bahkan hiasan di ruangan itu tidak dilirik sama sekali sama sang Adik. Namun jauh dari itu, Nana lebih sedih melihat sang Adik menangis sendu di pelukan Abangnya. Seketika Nana merasa marah, siapa yang membuat Lelenya menangis seperti ini. Lele yang di hadapannya ini benar-benar sangat langka terjadi.

Home || Nct Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang