Halaman Terakhir dari Home🏠

2.2K 178 26
                                    

"Asa mau jadi Doktel!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Asa mau jadi Doktel!"

"Nana sama Lele Nanti jadi pasien ya, ngga bayal kok?"

"Pokoknya nanti Asa mau jadi Doktel bial pas kalian sakit nanti Asa peliksa."

Masih terbayang jelas bagaimana dulu bocah cadel itu selalu bermimpi menjadi seorang Dokter, bahkan mainan Anak itu tidak pernah jauh dari mimpinya itu. Setiap ada yang jatuh, mulut kecilnya akan berbunyi wiuwiu dengan tas kecil di tangannya. Bukannya khawatir, Harsa justru berteriak senang karena perannya sebagai Dokter bisa dipakai pada saat itu.

"Minggil-minggil, doktelnya mau lewat."

Semakin ingatan itu kembali, Nana merasakan air matanya semakin deras keluar. Tidak seperti yang lain, Nana memilih berlari ke rumah dan menemui ratusan burung bangaunya yang sampai saat ini belum juga selesai. Dengan tangan yang gemetar, kini lembaran kertas berwarna itu dia lipat satu persatu agar membentuk burung yang katanya bisa mengabulkan sebuah keinginan.

"Kata Bunda udah ada pendonor? Buna Bohong?!"

Nana tidak mengira ucapan sang Buna di pantai, ternyata hanya sebuah kebohongan. Di saat ada secercah harapan agar Harsa bisa cepat sembuh, harapan itu langsung dipatahkan apalagi saat tahu kondisi Harsa saat ini sudah benar-benar ada di tahap paling akhir. Meski mendapat jantung baru bukan jalan yang terbaik, namun saat ini tidak ada pilihan lain selain memilih jalan itu. Harsa tidak akan bisa bertahan hanya dengan obat-obatan, kembarannya itu harus secepatnya mendapat pendonor.

"Gue takut, Sa. Gue ngga mau lo pergi."

"Katanya lo mau kuliah bareng gue, Sa. Gue janji bakal belajar giat biar bisa sekampus sama lo. Gue bakal turutin omongan lo, apapun itu. Tapi jangan pergi, gue belum siap, Sa." Nana terus menatap foto Harsa kecil yang terpajang di tembok, senyuman itu terlihat begitu asli tanpa dibuat-buat.

Lagi-lagi ingatan Nana kembali berputar di mana saat itu dia tengah meminum kopi di teras, hujan di sore itu juga sangat deras hanya saja tidak ada petir yang membuat Nana masih bisa santai di sana. Lama melamun sembari menyeruput kopi hitamnya, saat itu Harsa dengan gitar kesayangannya tiba-tiba ikut duduk di sampingnya.

"Gue habis bikin lagu, mau denger ngga?" Kata Harsa yang langsung diangguki olehnya. Biarkan saja, karena Harsa Smp itu sedang gemar-gemarnya bermusik.

Diiringi gitar juga rintikan hujan, suara lembut itu mulai bernyanyi bahkan jemarinya terlihat begitu lihai memetik sinar gitar miliknya. Kata demi kata yang keluar dari mulut itu terdengar sangat sendu, apalagi saat kata rumah terus-menerus diulang bak pemain utama pada lagu itu.

"Mari kita bertemu kembali, walau tak utuh."

Tanpa sadar, Nana merasa tenggelam saat sepenggal kalimat itu menjadi bagian terakhir di lagu itu. Tak sadar pula air matanya keluar sedikit, saat itu Nana segera meminum kopi pahitnya sampai habis. Dan benar saja, air matanya mulai berhenti keluar gara-gara kopinya itu.

Home || Nct Dream✔Where stories live. Discover now