Perihal Kebahagiaan atau Justru Kebalikannya🏠

2.8K 321 20
                                    

Semalam, semua rahasia lama sudah terungkap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam, semua rahasia lama sudah terungkap. Cerita pilu sang Ayah, mereka sudah mendengarnya hingga membuat tidur mereka tidak bisa dikatakan baik. Pukul dua dini hari, semuanya baru tertidur pulas di dalam satu ruangan. Bahkan ada satu orang yang tidak bisa tidur sama sekali. Pikirannya berkecambuk ke mana-mana. Pikirnya saat itu pula, secepatnya dia ingin memeluk sang Ayah. Mengatakan, bahwa sosok pria tua itu sudah sangat hebat.

Di kasur, Mahen yang berada di tengah-tengah antara Jibran dan Lele. Saat matahari sudah mulai terlihat, juga suara alarm di ponselnya berbunyi, pemuda Teknik itu terbangun kemudian memilih untuk duduk selama beberapa saat. Menetralkan jantungnya agar tetap baik-baik saja hingga tua nanti. Kemudian, dirasa detak jantungnya sudah berdegup dengan baik, Mahen segera beranjak dari tempatnya tanpa berniat membangunkan kedua Adiknya itu.

"Abang mau ke mana?"

Suara serak itu terdengar dari bawah, saat Mahen sudah akan melangkah jauh dari kasur. Sembari mendekat, Mahen terus menatap keempat Adiknya yang tidur di bawah, hanya Harsa yang sudah bangun, sedangkan yang lainnya masih asyik di alam mimpi.

"Tidur lagi aja, masih ngantuk 'kan?"

Harsa kini sudah berdiri, berhadapan dengan Mahen yang tadi sempat membenarkan posisi tidur Jovan yang hampir menimpai tubuh kecil Raka. Sampai sudah benar-benar fokus pasa Harsa, Mahen mengangkat alis kanannya saat ucapannya tadi tidak mandapat balasan dari sang Adik. Pelan, Mahen menatap kedua manik sayu Harsa yang terlihat sangat merah.

"Kamu ngga tidur?"

"Tidur, kok." Balas Harsa sangat lirih. Suara seraknya langsung membuat Mahen cepat-cepat mengambil air.

"Minum dulu."

Satu gelas penuh, Harsa menghabiskannya dengan lahap. Tenggorokannya terasa begitu kering, matanya juga sangat berat namun sangat sulit untuk dibawa tidur. Harsa bohong pada Mahen, mengatakan jika ia tidur semalam. Hingga kini, Harsa bahkan belum tidur sama sekali. Saat tadi baru akan menutup mata, akibat suara kecil yang dibuat oleh Mahen, seketika membuat mata bulatnya kembali terbuka lebar. Lelah di tubuhnya tidak membuatnya lelap dalam tidurnya.

Sampai pagi hari tiba, Harsa yang posisi tidurnya berada di tengah, tubuhnya dihimpit penuh oleh Nana dan Jovan. Selama itu pula, Harsa hanya menatap langit-langit di kamar yang rasanya seperti tengah menatap wajah sang Ayah. Harsa rindu, benar-benar tidak bisa ditunda lagi.

"Abang anter ke kamar kamu. Mata kamu merah banget, pasti kurang tidurnya. Tidur lagi ya, wajah kamu juga pucat. Mau Abang panggilin Buna?"

Mahen sangat rewel, membuat Harsa menutup matanya lalu berbalik badan. Memilih untuk meninggalkan Abangnya itu, Harsa segera membuka pintu dan melangkah cepat keluar dari ruangan luas itu. Tidak mau kalah, Mahen lebih cepat pula mengejar Adiknya itu dengan terus menanyai mengapa mata Adiknya terlihat sangat merah, wajah gantengnya berubah menjadi jelek karena pucat. Benar-benar rewel sampai membuat Harsa menutup telinganya sepanjang jalannya menghampiri sang Buna di bawah sana.

Home || Nct Dream✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang