Rumah adalah awal sebuah cerita dibangun, Rumah adalah kita yang membuatnya nyaman.
Angin berhembus kencang seakan menandakan semuanya telah sampai pada titik akhir. Badai tiba menggantikan sebuah tawa, Rumah kita, atapnya tak lagi sama.
Jarak datan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebagai orang tua, tidak ada yang lebih bahagia saat buah hati mereka bisa tumbuh dengan baik. Perkembangan dari hari ke hari selalu menjadi harapan yang sangat mereka nantikan setiap saatnya. Rumah yang dulunya terasa begitu kosong, perlahan mulai terisi dengan lahirnya bayi mungil yang sekarang sudah tumbuh semakin besar.
Bahkan tidak hanya satu, Tuhan menitipkan tujuh buah hati yang tentunya tidak bisa mereka tolak. Justru kehadiran mereka sangat membuat sepasang suami istri itu merasakan sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Tangisan mereka, tawa mereka, suara merengek dan sebagainya. Semuanya begitu candu untuk mengisi kekosongan rumah mereka.
Bayi mereka kini sudah besar. Bahkan hari ini, ketujuh Putranya berhasil membuat Johnny dan Yoona kehilangan kata-kata. Tujuh bocah kecil itu membawa sebuah kue yang terlihat sangat sederhana, dengan satu lilin yang menyala di atasnya. Walaupun pakaian mereka sudah sangat kotor, wajahnya penuh dengan tepung. Senyumannya tidak pernah berhenti terukir, kala kedua orang tuanya pulang.
Dengan roti seadanya yang berhasil mereka buat menggunakan tangan mungilnya, tujuh malaikat Johnny dan Yoona berbaris sembari menyanyikan lagu ulang tahun yang sebenarnya tidak tepat. Mereka hanya tahu jika hari ini adalah hari anniversarry sang Ayah juga sang Buna,yang entah sudah keberapa kalinya.
"Selamat hari menikah Buna Ayah." Teriak semuanya dengan kompak.
"Yeayy, makan-makan." Ucap bocil gembul yang sangat suka dengan makanan. Apa pun itu jenisanya.
Johnny dan Yoona sontak tertawa kala Putra tengahnya berteriak antusias mengenai makan-makan. Itu memang sudah menjadi tradisi, makanan memang tidak boleh terlewat. Johnny berjanji, akan membawa semua keluarganya makan di Restaurant terbaik di kota Bandung.
"Tiup dulu lilinnya." Ucap sang Kakak tertua, Mahen.
Yoona lantas berjongkok, disusul dengan Johnny. Mereka menyamakan tingginya dengan sang buah hati, kemudian menyatukan kedua tangan mereka untuk meminta doa pada hari spesial ini.
Mata yang sempat terpejam itu, perlahan mulai terbuka. Dalam hitungan ketiga, pasangan suami istri yang kini sudah tidak muda lagi langsung meniup lilin di depannya dengan mulutnya. Suara riuh sontak berdatangan setelahnya. Kehebohan benar-benar terjadi tadkala Johnny mengambil roti coklat buatan sang Putra, yang kemudian dioleskan pada wajah Jibran yang kebetulan berada di sampingnya.
Semuanya berlari untuk menghindar. Suara pekikan terdengar sana sini saat Johnny berhasil menangkap salah satu Putranya kemudian mengoleskan roti yang kini berada di tangannya. Dan disusul yang lain, Johnny berhasil membuat wajah ketujuh Putranya semakin kotor.
"Ayah curang!" Ujar Nana tidak terima. Wajahnya terasa begitu licin karena sang Ayah mengolesi banyak cream di pipi mulusnya serta hidung manggirnya.
