"HAI KALIAN ... WAH ADA MERMAID."

Sosok laki-laki yang tiba-tiba saja datang dan mengejutkan mereka semua. Laki-laki yang menjadi cucu wanita tua itu dan juga orang yang dapat memegang batu Dein.

Hanya saja ...

"JANGAN MENYELAM BODOH!" teriak mereka disusul dengan suara cipratan air yang membasahi mereka semua.

-Adelene Dé Cloups-

Mereka masih berada di air terjun. Joan, Veronica dan wanita tua yang tidak diketahui namanya ikut menyusul mereka. Remaja laki-laki berenang kesana-kemari dan asik mengusili Alesya yang diam di tepi. Gadis itu masih menjadi seorang mermaid.

"Elio, jangan menggangguku!" ketus Alesya tak suka.

Elio tertawa kencang. Ia tidak lagi memercikkan air ke Alesya. Adelene geleng-geleng kepala melihat nya. Hanya Alesya yang terjun ke air, yang lainnya tidak, cukup mencelupkan kaki ke air saja sudah membuat dingin tubuh mereka.

"Elio kemari lah! aku ingin bertanya," ucap Adelene. Elio yang masih berusia dua belas tahun itu berenang menepi.

"Kakak ingin bertanya tentang batu itu?" tanya Elio menebak.

Adelene mengangguk mengiyakan, "dimana kau menemukan batu itu?" tanyanya.

Elio mendongak, ia menatap air terjun. Jarinya menunjuk ke arah air terjun, "di dalam sana terdapat goa tersembunyi, aku menemukan batu itu di dalam sana." Elio menurunkan tangan nya, ia menatap Adelene serius.

"Kata nenek, aku mempunyai tugas sebagai orang yang bisa memegang batu ini." Elio mengeluarkan kalung yang memiliki bandul sebuah batu. Batu Dein yang sangat mengkilap.

Adelene melihat batu itu lama, matanya kemudian menatap Elio dan tersenyum lembut.

"Kau harus meletakkan batu itu di menara Kerajaan sebelum bulan biru terjadi."

Elio naik ke atas batuan yang kering. Ia melangkahkan kakinya mendekati pepohonan dan mengambil daun yang masih muda. Berbalik badan dan kembali menceburkan diri ke dalam air.

Tangannya meremukkan daun-daun itu. Menggosoknya dengan kedua tangan, busa-busa kecil keluar cukup banyak dari daun-daun yang susah tak berbentuk lagi.

"Tenang saja. Aku selalu berada di sekitar menara Kerajaan Shira. Lagipula, aku mempunyai teman yang bisa membantuku untuk naik ke atas menara itu." Elio berucap sambil menggosok-gosok busa itu ke seluruh tubuhnya.

Bau yang harum tercium di indera penciuman mereka. Joan dan Veronica mengambil beberapa helai daun dan melakukan yang tadi Elio lakukan terhadap daun-daun tersebut.

Mereka takjub saat daun daun itu mengeluarkan busa yang memiliki bau yang wangi.

"Darimana kau tahu daun-daun ini memiliki bau yang cukup harum?" tanya Joan.

"Aku selalu memakainya saat mandi, tubuhku menjadi harum."

Mereka mencuci wajah dan tangan mereka menggunakan busa dari daun tersebut.

Adelene hanya diam melihat. Ia ingin bermain air namun, malas. Adelene mengeluarkan sihir airnya, mengendalikan air adalah tingkah sihir yang kelima. Adelene mengendalikan air yang berada di dekatnya.

"Buatkan gelembung," kata Elio.

Adelene mengiyakannya. Menciptakan banyak gelembung berukuran kecil dari air terjun. Elio tertawa senang saat memecahkan gelembung-gelembung air yang bermunculan setiap detik dari air di bawahnya.

Kemudian, Adelene membuat gelombang sedang dan membuat Elio terombang-ambing. Bukannya takut, remaja laki-laki itu tertawa senang dengan apa yang terjadi. Elio berenang ke tepi sebrang. Sebuah batu besar ia naiki tanpa takut untuk menceburkan dirinya sendiri ke dalam air.

Elio terjun dari batu tersebut yang jaraknya tak terlalu tinggi dari atas permukaan air.

Melihat wajah ceria Elio tawa Adelene terdengar. Remaja laki-laki itu menatap Adelene dan melambaikan tangannya. Elio berenang menuju air terjun.

"KAKAK ADELENE TOLONG BUATKAN GELOMBANG!" teriak Elio.

Mau tidak mau Adelene menurut. Ia membuat gelombang dengan Elio yang berada di atas gelombang tersebut. Mengalir menuju mereka dan pecah saat telah melewati Adelene.

Elio tertawa gembira seakan melakukan atraksi.

Mereka yang melihatnya geleng kepala. Takutnya kepala Elio akan terbentur bebatuan yang berada di dasar. Melihat keberanian Elio mereka mendesah kasar.

Anak itu tidak takut terluka.

"Sebelum matahari terbenam kalian harus segera balik ke rumah. Takutnya ada sesuatu yang menggangu kalian nantinya," pesan wanita tua itu.

Wanita berambut putih menandakan bahwa wanita itu telah berumur. Melangkahkan kaki dengan tertatih meninggalkan mereka yang masih asik bercerita dan bermain air di air terjun.

Tawa Elio yang tidak habisnya mampu menghibur mereka dan menghilangkan rasa penat mereka setelah menempuh perjalanan berhari-hari lamanya.

Beristirahat sejenak tak masalah kan?

-Adelene Dé Cloups-

Adelene Dé Cloups Donde viven las historias. Descúbrelo ahora