41. Tentang David

380 45 50
                                    

Jangan lupa vote comment and share!

Minimal 30 vote yuk?!

Bab ini bahagia kok, kayaknya sih WKWK.
Tapi nggak tau juga ya hehe.

Selamat membaca.

***

"David, berhenti!"

Panggilan Thea menghentikan langkah David. Ia berbalik menatap Thea.

Thea mengerutkan alisnya. "Kenapa lo harus kabur? Kalo gue boleh tau, apa tujuan lo datang ke rumah Galang?" tanya Thea. Bukan apa, hanya saja Thea tidak ingin masalahnya semakin melebar. Ia takut nantinya David juga akan berselisih dengan Galang.

David tampak berpikir sebelum menjawab. "Lo jangan salah paham dulu. Awalnya gue mau minta maaf sama dia atas nama Rey sekalian mau liat kondisinya aja," jelas David pada Thea agar perempuan itu tidak salah paham.

"Terus udah berapa lama lo ada di sana?"

"Begitu gue mau bicara sama Galang, keburu Digo datang dan menghajar Galang."

Thea menatap David menyelidik. "Lo bahkan ada di sana sebelum Digo ada. Tapi kenapa lo nggak bantuin Galang?"

David terdiam. Kenapa Thea terkesan memojokkan David?

David menggeleng. "Maksudnya apa? Menurut lo gue sengaja biarin Galang jadi bulan-bulanannya Digo? Gue cuma nggak mau memperkeruh suasana, Thea," jelas David.

"Gue nggak mau bermasalah sama Digo juga, hubungan gue sama dia cukup baik. Gue nggak mau terkesan ikut campur urusan orang lain," jujur David.

"Galang itu bukan orang lain. Dia saudara lo, Vid. Lo bahkan tau Galang masih terluka."

David mengerutkan alisnya. Akan semakin rumit, jika diperpanjang. Ada baiknya ia menghindar untuk menenangkan diri dan hati. "Cukup Thea, gue udah jujur alasannya sama lo. Tapi kenapa lo terkesan nyari-nyari kesalahan gue? Perkara Galang," ujar David yang mulai tidak terima.

Thea menggeleng. Jujur ia tidak berniat untuk menyalahkan David. Hanya saja hati kecilnya mempertanyakan hal itu. Kenapa David tidak membantu Galang? Setidaknya untuk menjauhkan Galang dari Digo.

"Gue nggak bermaksud Vid. Gue cuma heran aja. Kalo gue ada di posisi itu, sekalipun saudara gue salah, gue akan tetap belain mereka Vid. Setidaknya untuk meredam pertengkaran itu. Gue nggak akan biarin mereka terluka, bukan karena gue mau ikut campur, tapi karena gue peduli," jelas Thea.

"Katanya lo datang atas dasar kepedulian, terus kenapa lo biarin Galang dipukulin kayak gitu sama Digo?"

David meletakkan kedua tangannya di atas kepala. "Lo seharusnya nggak menyudutkan gue Thea. Itu bukan masalah gue. Gue juga nggak bertanggung jawab atas keselamatan Galang kan? Keselamatan itu tanggung jawab masing-masing," ujar David.

"Gue tau lo masih secinta itu sama Galang, tapi harusnya lo nggak nuduh gue kayak gitu. Nggak seharusnya lo marah sama gue atas sesuatu yang bukan tanggung jawab gue."

***

Galang terduduk di sofa. Ia meringis sembari mengusap pelan wajahnya.

"Digo ini ada dendam kesumat apa sih? Kenapa coba dia segitunya banget sama lo? Memang harus gue kasih pelajaran tuh anak."

Nayla menggeleng. "Kayak lo berani aja," ujar Nayla pada Tobi.

Tobi berdeham. "Setidaknya gue ada usahanya ya Nay. Gue telepon noh si Thea."

Nayla mengerutkan alisnya. Perkataan Tobi seolah menyiratkan sesuatu."Maksud lo gue nggak ada usahanya?"

KITA YANG BEDAWhere stories live. Discover now