1. Titik Awal

864 61 12
                                    

Ketika cinta mulai menyapa, haruskah diabaikan demi pengabdian akan bangsa?

[JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA!]

Bacanya pelan-pelan aja, ya?

Selamat membaca, dear beloved readers!

***

Flashback on

"Tristan, ayah mencium kehadiran darah suci itu di daerah sini. Ayah memberikan misi khusus untuk mendapatkan pemilik darah suci itu lebih cepat dari apa yang seharusnya. Darah suci sangat berguna untuk keabadian, kekuatan dan kejayaan bangsa vampire. Tapi untuk mendapatkannya tidak semudah itu, darah suci punya kekuatan untuk melindungi dirinya sendiri. Darah suci tidak akan bisa didapatkan, selain dengan cinta. Bangsa Serigala juga senantiasa akan melindungi pemilik darah suci itu. Ini bukan hal yang mudah. Darah suci itu milik keluarga Agra."

Tujuan awal kepindahan Keluarga Agra terlihat mudah. Cukup dengan membuat pemilik darah suci itu jatuh cinta. Tapi sayangnya, cerita belum berhenti sampai di sana. Semua menjadi makin rumit, ketika hati turut mengambil peranan. Mungkin, Tristan, Yasha, Liora, Thea dan Digo pernah jatuh cinta dengan sesama vampire. Tapi bagaimana jika hati justru jatuh pada apa yang tidak seharusnya? Jatuh cinta pada manusia atau bahkan bangsa serigala, mungkin?

"Ingat, jangan pernah jatuh cinta ataupun mencoba menjalin hubungan dengan mereka yang bukan vampire. Semuanya akan menjadi percuma. Cinta kalian tidak akan berguna. Keturunan yang lahir dari persilangan antara vampire dan serigala akan menjadi immortal, itu sangat berbahaya. Entah menjadi pemburu vampire atau pemburu serigala."

Sejak ratusan bahkan ribuan tahun lalu, bangsa vampire dan bangsa serigala selalu mengobarkan semangat permusuhan antara satu sama lain. Peperangan selalu terjadi dan seolah digariskan oleh takdir. Siapa yang menang berhak memerintah, dan siapa yang kalah harus menjadi budak. Demi harga diri dan kehormatan masing-masing, keduanya akan terus saling melawan untuk membuktikan siapa yang paling unggul diantara mereka.

Flashback off

Seorang laki-laki bertubuh tinggi duduk termenung dihalaman rumahnya. Ia diperhadapkan dalam posisi sulit. Agra sekarat. Keselamatan Agra hanya bergantung pada kebesaran hatinya untuk mengorbankan gadis yang ia cintai, Nayla.

"Tristan, seandainya kita nggak pindah ke kota ini, apa menurut lo semua akan jadi lebih baik?" tanya seorang gadis berkacamata dan berambut blonde, yang kemudian ikut duduk.

Tristan menggelengkan kepalanya. "Gue nggak tau, Thea. Tapi kalo kita nggak pindah ke kota ini, mungkin hidup nggak akan seberwarna ini."

Thea menarik nafasnya berat. "Tapi kepindahan kita ke kota ini justru membuat kita diperhadapkan dengan banyak masalah, Tristan. Tentang darah suci, bangsa serigala, manusia, cinta, dan masih banyak lagi."

Thea menepuk bahu Tristan. "Gue tau kegelisahan lo Tristan, gue tau lo ada dalam posisi sulit. Ayah sekarat dan butuh darah suci. Tapi disaat yang bersamaan, lo nggak mungkin mengorbankan Nayla demi ayah. Gue akan selalu dukung apapun keputusan lo. Meskipun mungkin dunia menentang lo." ujar Thea yang membuat Tristan merengkuh Thea. Adiknya yang paling pengertian.

***

Agra terbaring lemah. Ia tidak punya kekuatan bahkan untuk sekedar membuka mata. Ia sudah cukup tua untuk ada dalam kondisi yang baik-baik saja. Apalagi, sejak ia tidak lagi memburu darah manusia. Semenjak tinggal diperkotaan, Agra tidak lagi memburu darah manusia, karena takut menganggu peradaban dan justru berbahaya bagi bangsa vampire.

KITA YANG BEDAWhere stories live. Discover now