3. Salah Paham

520 49 14
                                    

Tolong jangan jadi silent reader ya. Tekan vote nggak sesusah itu kok. Terima kasih pengertiannya. Love you all!

***

Baru saja Thea akan melangkahkan kaki meninggalkan rumah Nayla, tapi suara Tristan menghentikan langkahnya. Tristan terlihat berbeda, dan Thea tau itu. Thea menduga Tristan sedang emosi, entah karena apa. "Thea."

"Mana Nayla?"

Thea menatap Tristan datar. "Kenapa Tristan?"

"Ada masalah apa?" Tanya Thea menepuk pelan pundak Tristan.

"Kenapa lo melukai Nayla?" Sentak Tristan dengan suara keras.

Thea tersentak mendengar pertanyaan Tristan. "Gue nggak..."

Tristan menggelengkan kepalanya. "Nggak apa, Thea?" Ia memandang Thea tajam. Untuk pertama kalinya, Tristan benar-benar marah pada Thea.

Thea teringat, mungkin Tristan mencium aroma darah suci yang tumpah. "Bukan gitu ceritanya. Ini nggak seperti yang lo pikirin. Gue nggak melukai Nayla!" Tegas Thea.

"Kenapa Thea? Apa karena lo nggak mau kita mengambil jantung raja serigala itu sehingga lo melukai Nayla?"

"Apa lo sengaja melakukan semua ini?"

"Apa lo sengaja ingin melenyapkan Nayla supaya lo bisa mendapatkan Galang?"

Thea melongo. Jika ucapan itu keluar dari mulut Digo, mungkin Thea tidak akan seterluka ini. Tristan tidak pernah sekasar ini baik fisik maupun verbal. Ia menggelengkan kepalanya tidak percaya. Sesak mulai terasa di dalam dada. Matanya mulai berkaca-kaca. "Gue nggak sepicik itu ya. Gimana gue bisa jelasin kalo lo bahkan nggak kasih gue kesempatan untuk bicara?"

Di tengah perdebatan Tristan dan Thea, Galang datang dan langsung memukul Tristan. "Lo nggak bisa jagain Nayla!"

"Tristan." Pekik Thea. Ia mencoba membantu Tristan untuk berdiri, tapi Tristan menepis tangannya.

"Sebaiknya lo tanya sama Thea, apa yang sebenarnya terjadi." Usul Tristan.

Galang menggelengkan kepalanya. "Kenapa Thea? Apa yang sebenarnya terjadi?"

Kenapa semua orang terkesan membuat Thea terpojok? "Nayla terluka dan sekarang dia di dalam lagi istirahat." Ucap Thea tanpa memandang Tristan dan Galang.

"Kenapa Nayla bisa terluka? Apa lo sengaja melukai dia?"

"Jawab Thea, apa lo sengaja melukai Nayla untuk menyembuhkan Agra?" Pertanyaan itu kurang tepat. Pertanyaan Galang terkesan menuduh Thea.

Thea menggelengkan kepala tidak percaya. Kenapa semua orang menuduh dirinya melukai Nayla?

"Thea jawab. Lo pernah bilang kalo cinta Tristan nggak akan sanggup untuk melukai fisik Nayla. Tapi kenapa lo melukai Nayla?" Tanya Galang serius.

"Gue nggak melukai Nayla. Nayla jatuh di depan mata gue. Dia jatuh karena kecerobohan dia sendiri." Jujur Thea. Tapi sialnya, dia adalah orang terakhir yang bersama dengan Nayla sebelum Nayla terluka.

"Dan kalian memanfaatkan keadaan Nayla yang terluka untuk menyembuhkan Agra?" Tuduh Galang.

Tristan tidak terima dengan ucapan Galang. "Gue nggak pernah memanfaatkan keadaan Nayla. Tutup mulut lo, Galang."

Liora, Yasha dan Digo juga tiba di rumah Nayla. "Thea kenapa lo ngelakuin ini?" Tanya Liora.

"Liora gue nggak melakukan apapun yang menyakiti Nayla." Sanggah Thea.

"Lo diem. Lo diem. Lo nggak mikir ya sebelum bertindak?" Tanya Digo dengan membentak sambil menunjuk ke arah Thea.

"Ayah sembuh. Terus kita harus gimana? Berterima kasih karena lo udah menyembuhkan ayah lewat Nayla? Nggak Thea." Lanjut Digo yang masih membentak Thea.

KITA YANG BEDAOnde histórias criam vida. Descubra agora