14. Terungkap

445 49 12
                                    

Agra membuka surat kiriman dari istana Venossa. Ia mengerutkan alisnya. Ini bukan pertanda baik. Meskipun dalam surat itu ada tertulis bahwa Venossa mengundang Keluarga Agra untuk kepentingan bangsa vampire.

Tristan, Yasha, Liora, Thea dan Digo menghampiri Agra. "Ada apa ayah?" Tanya Tristan.

"Venossa mengirim sebuah surat."

"Surat apa ayah?" Timpal Liora.

"Ini undangan dari Venossa."

Thea mengerutkan alisnya, begitu juga dengan yang lain. "Tapi dalam rangka apa ayah?"

"Mungkin seperti yang sudah ayah katakan sebelumnya. Pengkhianatan kita sudah mulai tercium oleh Venossa."

Agra adalah bangsawan vampire, dan mengkhianati bangsanya - sungguh bukan bagian dari rencananya. Mungkin semua bermula dari darah suci. Ambisi Agra untuk memiliki darah suci mengantar anak-anaknya memiliki takdir yang berbeda. Ada yang kian dekat dengan manusia bahkan serigala. Tapi bagaimanapun, Agra tidak mungkin membiarkan anak-anaknya menghadapi kemarahan dan hukuman Venossa, kan? Untuk apapun yang terjadi, Agra harus pasang badan untuk anak-anaknya.

"Ayah akan pergi ke sana."

Thea menggelengkan kepalanya. "Ayah pergi sendiri? Apa itu nggak akan membahayakan ayah?"

"Untuk saat ini, ayah nggak punya pilihan lain. Ayah melarang kalian untuk ikut."

"Tapi ayah punya pilihan untuk tidak menghadiri undangan Venossa." Usul Digo.

Liora mengangguk. "Apalagi kita merasa ini bukan hal baik, kan? Jadi ayah nggak usah memenuhi undangan itu."

"Benar ayah. Takutnya ayah celaka." Tambah Yasha melarang Agra untuk pergi.

"Tapi kalo ayah tidak menghadiri undangan itu, kita terkesan menghindar. Bukankah itu jauh lebih berbahaya? Ayah mengenal Venossa. Undangan ini bukan main-main. Sekalipun ini cuma sebuah undangan, tapi ada maksud di dalamnya. Dia akan melakukan apapun agar keinginannya terpenuhi."

Digo mengusap dahinya. "Nggak ayah. Lebih baik ayah nggak usah pergi kesana. Kalo pun ayah pergi, harusnya kita ikut."

"Kalo ini ada hubungannya sama darah suci, biar aku yang pergi kesana."
Ucapan Tristan membuat semua mengalihkan pandangan menatapnya.

"Biar Tristan yang mempertanggungjawabkan semuanya, ayah."

Agra menggelengkan kepalanya. "Tristan. Ini bukan cuma tentang darah suci. Venossa dapat mengambil Nayla dengan mudahnya. Tapi ini tentang kalian semua, tentang kita. Yang secara tidak sengaja, telah melanggar hukum vampire."

"Hukum vampire yang mana, ayah? Kalo yang ayah maksud adalah tentang berhubungan dengan manusia ataupun serigala, itu nggak masuk akal ayah. Kenapa harus dipermasalahkan? Hubungan itu bahkan stagnan. Thea bingung ini masuk ke kategori jalan di tempat atau bahkan diam. Apa yang Venossa takutkan ayah? Apa yang Venossa takutkan dari sebuah hubungan yang bahkan terhalang oleh restu?" Lirih Thea di akhir kalimat.

Liora mengangguk. "Sepertinya Venossa terlalu berlebihan ayah."

Thea menatap Liora. Gadis itu setuju dengan ucapannya?

"Thea. Liora. Ayah paham ketakutan Venossa. Karena persilangan itu justru akan merusak bangsa vampire. Tapi poin permasalahannya adalah pelanggaran terhadap hukum vampire. Venossa sangat tegas untuk hal itu."

Digo menggelengkan kepalanya. "Kacau sih. Kita bahkan belum ada niatan untuk menikah ayah. Kenapa harus serumit ini sih?"

Sebab menurut Digo, ini berlebihan. Jika Venossa tau bahwa Keluarga Agra dekat dengan manusia ataupun serigala, Venossa bisa berbuat apa? Paling, Venossa hanya memberi peringatan lalu menghukum.

KITA YANG BEDAWhere stories live. Discover now