11. Thea Gundah

445 43 12
                                    

Thea mengetuk pintu kamar Liora. Liora membuka dan mempersilahkan Thea untuk masuk. "Buku catatan gue mana? Ada sama lo kan?" Tanya Thea pada Liora. Pasalnya kemarin Liora meminjam buku catatan Thea.

Liora menganggukan kepalanya. "Ambil aja di meja." Ucap Liora sambil memasang kaus kaki.

"Gue ambil sendiri ya." Ucap Thea mendekati meja belajar Liora. Tapi langkahnya teralih begitu melihat jaket yang asing di indra pengelihatannya.

Thea mengangkat jaket itu. "Jaket siapa nih?" Tanya Thea heran.

Liora terperanjat. Ia ceroboh. Ia terdiam cukup lama sebelum menjawab, "Ini punya temen." Liora kebingungan harus jawab apa.

Thea mengerutkan alisnya. "Temen yang mana?" Tanya Thea dengan nada tidak percaya. Liora tidak biasanya meminjam barang teman. Tidak ada teman sekolah yang sedekat itu juga, karena ia dikenal jutek dan tidak tersentuh.

Belum sempat Liora menjawab, Thea melanjuti ucapannya, "Liora, kok ada aroma serigalanya?" Tanya Thea kaget. Liora mirip dengan Digo. Membenci dan menentang apapun yang berhubungan dengan bangsa serigala.

Liora panik setengah mati. Thea tersenyum menggoda. "Oh gitu, jadi sekarang main rahasia-rahasiaan? Serigala mana yang jadi temen lo?"

Liora menggelengkan kepalanya. "Thea udah deh. Nggak ada. Perasaan lo aja kali." Sanggah Liora, ia mengambil jaket itu dan menyimpannya.

"Mau cerita aja pelit banget. Gue nggak bakal marah juga." Ucap Thea.

"Nggak ada, Thea. Gue cuma ditolongin kemarin sama serigila."

Thea memukul Liora pelan, "Itu artinya ada. Serigila apaan? Maksudnya serigala, kan? Cie, kenalin gue dong. Gue pengen tau nih. Serigala mana."

Liora berjalan keluar kamar. "Nggak usah aneh-aneh. Serigalanya gila makanya gue sebut serigila."

Thea tertawa, "Mau lo bilang dia gila, intinya dia baik kan nolongin lo. Cerita kali ke gue. Gue tunggu kelanjutan hubungannya ya."

Percakapan itu terhenti saat Yasha mengetuk pintu kamar Liora. "Semua udah siap kan? Ayo berangkat."

Liora dan Thea mengangguk dan turun ke bawah.

***

Dering bel istirahat sudah berbunyi, Galang berdiri di depan kelas Biologi. "Thea mana?" Tanya Galang pada salah satu siswa.

"Masih rapihin buku, duluan ya. Lapar banget gue." Ujar siswa itu pada Galang.

Thea berjalan keluar kelas bersama Yasha dan Liora. "Thea."

"Galang. Lo ngapain?" Tanya Thea.

Liora menatap Galang malas, "Lo nggak usah gangguin Thea deh."

Yasha menegur Liora, "Liora, jangan kayak gitu."

Galang tersenyum seolah tidak mengindahkan ucapan Liora. "Lo mau kemana? Gue mau ngajakin ke kantin bareng. Mau ke kantin nggak?"

"Hmm, boleh sih. Yasha, Liora, gue ke kantin sama Galang ya?" Tanya Thea hati-hati.

Yasha mengangguk. "Iya, pergi aja."

Melihat Galang dan Thea sudah pergi, Liora melihat Yasha sekilas. "Kenapa dibiarin sih? Mereka makin dekat, makin susah buat pisah nanti."

Yasha menghembuskan nafasnya pelan. Cukup tau, karena pernah dan sedang berada di fase ini juga. Untuk itulah, Yasha punya rasa pengertian yang besar. Thea juga tidak pernah menentang hubungannya dengan Aurel, jadi ia pun akan berlaku demikian. "Perpisahan mungkin bukan bagian dari rencana mereka, Liora. Udah sih, biarin aja dulu."

KITA YANG BEDADonde viven las historias. Descúbrelo ahora