bab 16

3.7K 133 0
                                    

Flashback on

"Selvi" panggil seseorang dari arah samping masjid, selvi yang merasa dirinya di panggil pun menoleh ke arah orang yang memanggilnya tadi.

Sudut mata selvi berhenti pada sosok laki-laki yanga ada di dekat masjid sembari melambai ke arah nya, selvi pun berjalan ke arah orang tersebut.

"Ada apa ustadz? " tanya selvi saat sudah berada di depan sosok laki-laki yang tadi memanggilnya, "kamu bisa panggil kiran tidak? " tanya laki-laki tersebut.

"Bisa ustadz, tapi selvi harus bilang apa? " tanya selvi bingung, "kamu bilang aja, mbak kiran di suruh ke deket masjid sama ustadz farhan, gitu" ucapnya menjelaskan, ya!, laki-laki tersebut adalah ustadz farhan.

"Ohh, kalo gitu selvi panggil mbak kiran nya dulu ya tadz" ucap selvi yang mendapatkan anggukkan kepala dari ustadz farhan, selvi pun berjalan ke arah kamar yezia dan teman-temannya.

Flashback off

"Assalamu'alaikum, ustadz" salam kiran saat sudah berada di depan ustadz farhan, kiran meremas jari jemarinya karena ia merasa gugup jika berada di depan ustadz farhan.

"Wa'alaikumussalam" jawab ustadz farhan sambil menunduk, "kamu sudah makan? " tanya ustadz farhan, "jangan basa basi mulu ustadz, langsung ke intinya saja, saya tidak punya banyak waktu" ucap kiran datar.

Ustadz farhan tertegun mendengar nada bicara kiran, "saya mau ngomong sama kamu, tapi saya takut kamu menolak " ucap ustadz farhan dengan nada pasrah.

"Langsung to the point aja ustadz" ucap kiran datar, "apakah saya boleh datang ke rumah mu untuk ber ta 'aruf? " tanya ustadz farhan yang membuat kiran membeku.

"U-ustadz tidak sedang bercanda kan? " tanya kiran memastikan, "saya tidak bercanda, saya serius dengan perasaan saya" ucap ustadz farhan dngan nada serius, "sebenarnya saya menyuruh kamu kesini untuk itu, jadi apa kamu setuju? " tanya ustadz farhan.

Kiran saat ini sedang bergelut dengan pikirannya yang sangat kacau, "apakah ustadz bisa kasih saya waktu 3 hari? " tanya kuran, ustadz farhan mengangguk " boleh" jawab ustadz farhan.

"Kali gitu saya pamit dulu ustadz" ucap kiran yang mendapati anggukkan kepala dari ustadz farhan.

"Jadi bang farhan ngajak kiran buat ta 'aruf ya, seru juga" batin seseorang yang sedang bersembunyi di balik tabok pembatas antara masjid dengan asrama akhwat.

_ _ _ _ _

"Assalamu'alaikum" salam kiran saat memasuki kamar asramanya dan teman-teman.

"Wa'alaikumussalam" jawab mereka yang ada di kamar tersebut dengan serentak.

"Kok kamu murung sih dan? " tanya sajida saat kiran yang tiba-tiba masuk dengan wajah yang kusut.

"Aku banyak pikiran nih da" jawab kiran lalu beralih duduk di kasur milik yezia.

"Cerita aja ran, siapa tau kita bisa bantu" ucap yezia lalu membenarkan posisi tidurnya menjadi duduk.

"Aku mau cerita, tapi kalian jangan ada yang sebar ya" ucap kiran dengan nada lesu, "iya deh iya" jawab susan mewakili mereka semua.

"Jadi aku di ajak ta 'aruf sama ustadz farhan" tutur kiran sambil menunduk.

"What! " kaget mereka semua, "Lo yang bener aja sih ran, terus kek mana lah cok, kok bisa gitu njir" ucap susan yang mulai keceplosan dengan cara bicara nya.

"Susan" tegur rina dengan mata yang melotot ke arah susan, "hehe maaf, keceplosan tadi, kaget sih" jawab susan cengengesan, lalu memeluk sajida karena sejujurnya ia sangat takut jika rina seperti itu.

"Terus kamu Terima atau tidak? " tanya sajida penasaran, yang lain hanya mengangguk meng iyakan pertanyaan dari sajida.

"Aku bilang gini ke ustadz farhan nya, kasih aku waktu tiga hari, nanti aku kasih jawabnya pas 3 hari itu sudah berlalu, ustadz farhan bilang boleh, yaudah aku masih belum jawab" ucap kiran menuntaskan rasa penasaran mereka.

"Tapi ya ran, saran aku sih, cepet kasih ustadz farhan jawaban, karena lebih cepat lebih baik" ucap yezia seolah-olah menjadi sosok titik penerang dari setiap persoalan.

"Maunya sih gitu zi.., tapi aku masih ragu" ucap kiran lesu, "udah lah, tanya tiara aja, kan ustadz farhan tu sepupunya" saran rina, "nah betul tuh, walau aku baru banget tau kalo tiara sepupunya ustadz farhan, boleh aja tuh di tanya" ucap yazia sambil cengengesan.

"Assalamu'alaikum" salam tiara dengan nada senang, sembari masuk dengan meloncat loncat seperti pocong.

"Nah ni orangnya" ucap mereka semua sambil menatap ke arah tiara yang baru saja masuk.

"Kenapa? " tanya tiara bingung, "kamu tau tentang kiran dan sepupumu? " tanya rina, tiara hanya mengangguk "udah dong, tadi aku ngintip dari tembok pembatas, hwaaaa seneng banget kalo kiran nikah sama abang sepupuku.. " jawab tiara dengan nada bahagia.

Mereka yang melihat kiran pasti terbahak, karena jarang-jarang kiran seperti ini.

"We udah mau sore nih, cepet bereh-beres deh, nanti mbak desti marah kalo kita terlambat ke masjid" ucap rina, pasalnya jam sudah menunjukkan pukul 15:10 jadi sebentar lagi akan adzan ashar.

"Yaudah, kalo gitu kalian besrih-bersih dulu deh, biar aku yang rapiin ni makanan" ucap yezia yang di angguki oleh mereka semua.

Yezia pun membereskan snack yang berantakan di karpet, sedangkan yang lain sedang bersi-bersih untuk segera ke masjid menunaikan ibadah wajib.

_ _ _ _ _

Saat ini, hanya yezia sendiri yang berada di asramanya karena teman-temannya yang lain sudah berangkat ke masjid.

"Hari ini ada belajar kitab kan ya, yaudah deh, siapin kitab dulu" monolog yezia pada dirinya sendiri, lalu mempersiapkan kitab yang akan ia bawa.

Saat mengambil buku untuk di bawa belajar kitab, tak sengaja yezia menyenggol botol minum miliknya,

Bruk
(Anggap saja barang jatuh)

"Siapa di dalam" tanya seseorang dari luar kamar asrama yezia dan teman-temannya.

"Cepat buka pintunya" ucap nya lalu menggedor pintu asrama tersebut.

Dengan cepat yezia berlari ke arah pintu asramanya laku membuatnya, "kenapa kamu di sini? " tanya salah satu pengurus asrama akhwat dengan nada marah, yezia tertunduk takut mendengar nada bicara dari pengurus tersebut.

"Ma-maaf, mbak, tadi saya tidak sengaja nyenggol botol minum saya" ucap yezia takut, "kamu di tanya ngapain di sini, kok malah jawab yang lain, KENAPA KAMU TIDAK KE MASJID HAH" bentak pengurus tersebut.

"Ma-maaf mbak desti, saya lagi halangan" jawab yezia dengan mata yang mulai berkaca-kaca, ya!, pengurus tersebut adalah mbak desti yang di ketahui orang yang sangat galak.

Mbak desti melirik sini yezia lalu pergi begitu saja, jangan lupakan senggolan yang sengaja di lakukan mbak desti jika ia sedang marah dengan orang yang ia senggol.

"Astagfirullahalazim" gumam yezia lalu mengelus dadanya, melihat tingkah mbak desti yang seperti itu membuatnya kesal.

Dengan langkah yang sengaja ia hentakan, ia berjalan menuju dalam kamar asrama untuk mengambil buku dan juga kitabnya, lalu berjalan ke arah ndalem.

"Assalamu'alaikum" salam yezia memasuki ndalem, "wa'alaikumussalam" jawab ummi dira yang kebetulan sudah pulang dari tadi, dengan cepat yezia memeluk ummi dira, lalu menumpahkan kesedihan yang di pundak ummi dira.

Ummi dira pun membalas pelukan yezia, namun saat ia mengelus punggung yezia, ia merasa tubuh yezia bergetar, "loh sayang, kamu kenapa? " tanya ummi dira sambil mengelus puncak kepala yezia.

"Hiks.. Z-zia takut ummi.. " lirih yezia sambil sesenggukan, "loh, kamu takut kenapa atuh nduk?" tanya ummi dira lalu merenggangkan pelukan nya.

"Ta-tadi hiks zi-zia... Di bentak.. Hiks" ucap yezia sesenggukan, dengan cepat ummi dira menyeka air mata yezia yang jatuh, "siapa yang berani bentak menantu ummi ini hah" ucap ummi dira sengaja garang, "i-itu ummi...

JALAN TAKDIR [END]Where stories live. Discover now