bab 3

3.9K 141 3
                                    

Saat ini, yezia dan keluarganya sudah sampai di rumah, dan yezia memutuskan untuk masuk terlebih dahulu ke kameranya untuk mandi.

Saat sudah di dalam kamar, yezia langsung pergi ke kamar mandi.

Sekitar 15 menit, yezia sudah selesai dengan ritual mandinya. Yezia berjalan ke arah meja rias, (yang cewek pasti tau kalo udah ke mana rias ngapain).

Yezia menatap dirinya di pantulan cermin sambil mengingat betapa bahagia masa kecilnya bersama kedua orang tuanya.

Tangan yezia mergerak mengambil bingkai foto yang ada di meja tersebut, poto dirinya dan kedua orang tuanya.

"Ma..., pa..., kenapa kalian tinggalin zia..., zia sedih gk ada kalian di sini, zia pengen mama sama papa selalu di sisi zia.., tapi a-apa, ka-kalian tinggalin zia.. " lirih yezia sambil menyeka air matanya yang sudah turun.

Di tatap nya bingkai foto itu dengan lekat, lalu zia mengusap foto itu sambil menyeka air mata nya yang sudah luruh.

"Hiks, hiks, ka-kalo zia tau semua ini akan terjadi, zi-zia gk bakal kasih kalian pergi ke luar negri...., zia kangen mama sama papa..., zia rindu, walaupun sudah 15 tahun kalian ninggalin zia.., zia masih gk percaya kalau kalian udah ninggalin zia.., zia masih kekeh kalau mama sama papa masih hidup" lirih yezia sesegukan.

"Mama..., papa...., besok lusa yezia bakal pergi ke pondok, pasti mama sama papa seneng kan di sana kalau yezia mau mondok, yezia janji bakalan do'ain mama sama papa terus, tunggu yezia ya.. " ucap yezia sambil mengulas senyum tipis.

Yezia menaruh bingkai poto tersebut ke tempat semula lalu mengambil gamis yang ia pakai tadi, ia meraba saku gamisnya lalu mengambil barang yang berada di saku tersebut.

Setelah menemukan benda yang ia cari, yezia pun berjalan ke arah kasur lalu mendudukkan dirinya di pinggir kasur, di lihatnya barang tersebut dengan lekat, yang masih berada dipikirannya adalah sebuah huruf yaitu 'aga'.

"Gelang ini pasti punya si aryan itu, soalnya wangi gelang nya sama kek wangi si aryan" monolog yezia mengamati gelang tersebut, ya!, barang tersebut adalah gelang, galang yang yezia temui di bangku taman tadi.

"aga, keknya ini inisial depan namanya deh, tapi apa ya, mungkin a di depan ini aryan kali ya?" tanya yezia pada dirinya sendiri.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu dari luar kamar yezia.

"Assalamu'alaikum, yezia sayang.., kita makan malam yok" panggil tante dahlia dari luar kamar yezia.

"Wa'alaikumussalam, iya tan bentar ! " teriak yezia dari dalam kamar lalu berjalan ke arah pintu untuk membukanya, saat pintu terbuka, terlihatlah wanita paruh baya dengan setelan daster dan hijab sport yang besar menutupi kepalanya.

Tante dahlia mengulas senyum ke arah yezia lalu kembali menatap lekat mata yezia yang mungkin... Sedikit senbab, tante dahlia khawatir dengan keadaan yezia, pasalnya tadi pas pulang dari mall zia nya baik-baik saja.

"Sayang kamu kenapa? " tanya tante dahlia khawatir, lalu tante dahlia menangkup wajah yezia.

Yezia yang diperlakukan seperti itu langsung memeluk erat tubuh tante dahlia, air mata yezia kembali luruh, yezia menangis sesegukan di dalam pelukkan tante dahlia.

"Cup cup cup, keponakan tante ini kenapa hm?, coba cerita ke tante" bujuk tante dahlia lalu merenggangkan pelukan tersebut, "kenapa hm? " tanya tante dahlia sekali lagi sambil menyeka air mata yezia yang turun.

Yezia masih tidak menjawab, ia hanya bisa menangis sambil melihat ke bawah, " udah ih jangan nangis lagi, nanti cantiknya hilang lohh" goda tente dahlia, yezia mulai tersenyum kecil karena godaan tante dahlia.

Tante dahlia yang melihat yezia tersenyum kecil, ia pun ikut mengulas senyum hangatnya.

"Udah ya sayang jangan nangis, sekarang cerita ke tante, yezia kenapa" tanya tante dahlia yang mendapat anggukkan dari yezia.

"Zia kangen mama sama papa tan" ucap yezia lirih, "cup cup cup, udah ya sayang, besok pas mau ke pondok kita ke makam mama sama papa dulu ya" ucap tante dahlia menenangkan yezia, yezia pun mengangguk lalu tersenyum, tante dahlia pun ikut tersenyum ke arah yezia, "nah gitu dong, sekarang kita kebawah ya, kita makan malam" ucap tante dahlia yang di anggukki oleh yezia, yezia dan tante dahlia pun turun menuju ke ruang makan.

_ _ _ _ _

Saat ini, setelah yezia dan keluarganya selesai makan malam, mereka berada di ruang tamu.

"Tan, katanya di lapangan belakang masjid ada majelisan, zia mau ke sana boleh? " izin yezia kepada tante dahlia, tante dahlia yang mendapatkan pertanyaan dari yezia pun mengarahkan kepalanya ke arah yezia.

"Boleh sayang, tapi kan kamu mau beres-beres buat pergi ke pesantren besok" ucap tante dahlia, "majelisanya jam 9 kok tan, masih ada waktu buat beres-beres" ucap yezia, tante dahlia hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah yezia, yezia pun ikut mengulas senyum ke arah tante dahlia.

"Yaudah tan, nek, om, yezia mau beres-beres dulu ya, buat ke pesantren" ucap yezia lalu berdiri, " mau tante bantu? " tanya tante dahlia yang mendapat gelengan kepala dari yezia, "gak usah tan, barang nya dikit kok, yezia bisa sendiri" ucap yezia meyakinkan tante dahlia kalo dia bisa sendiri.

Yezia pun berjalan ke arah kamarnya, saat sudah berada di dalam kamar, yezia mengambil koper yang berada di samping lemari, lalu memasukkan barang-barang yang ia akan bawa ke pesantren.

Setelah selesai memasukkan barang-barang yang ia perlukan untuk di pesantren, saat ini yezia menelpon salah satu teman nya yang paling kalem, ya!, yezia mempunyai 3 teman yaitu lisa, Vika, dan yang paling kalem adalah alena, alena dwi sartika.

"Hallo, assalamu'alaikum" salam yezia dari telpon.

"Wa'alaikumussalam, ada apa zi?" tanya alena dari sebrang telpon.

"Ini katanya di lapangan belakang masjid ada majelisan, ke sana yuk" ajak yezia antusias.

"Ayuk, ayuk, aku udah lama gk ke majelisan, pasti seru" jwaban alena tak kalah antusias dari yezia. Ya!, alena sering ke majelisan, tapi karena tugas yang begitu banyak, jadi alena begitu jarang untuk ke majelisan.

"Yaudah nanti aku jemput ya, jam 9" ucap yezia lagi, "iya aku sekarang aja udah siap nih, kita pergi awalan aja, biar dapet tempat duduk paling depan" saran alena, yezia masih menimbang nimbang saran alena, lalu mengangguk dengan saran alena, "ok ide bagus, yaudah aku siap-siap dulu ya, nanti aku jemput" ucap yezia, "ok, kalo gitu aku tutup ya telponnya, assalamu'alaikum" pamit alena dari sebrang telpon, "wa'alaikumussalam" jawab yezia lalu mematikan sambungan telpon secara sepihak.

20:05

Setelah sholat isya, yezia turun ke bawah untuk pamitan ke yang lain.

"Tan, om, nek" panggil yezia yang sudah berada di ruang keluarga, oh ya!, tante dahlia, nenek lestri, dan om Ibnu sudah sholat isya ya.., jadi kalo kalian nanya kenapa mereka masih di ruang tamu, kenapa gk sholat?, mereka sholat tapi aku gk buat part pas sholat, takut kepanjangan, jadi mereka pas selesai sholat langsung ke ruang keluarga buat berbincang.

"Ada apa sayang?" kini om Ibnu lah yang bertanya ke arah yezia, "ini om, yezia mau ke majelisan dulu bareng alena" ucap yezia.

"Loh bukanya kata kamu jam 9 ya sayang? " tanya nenek lestri yang membuat yezia mengarahkan pandangannya ke arah nenek lestri.

"Iya nek, tapi kata alena biar dapet tempat duduk paling depan" ucap yezia menjelaskan, yang lain hanya mengangguk.

"Nih uang buat kamu belanja nanti, siapa tau kan mau belanja" ucap om Ibnu sambil menyodorkan uang seratusan 3 lembar, berarti tiga ratus ribu.

"E-eh, gk usah om, zia masih punya uang jajan sisa belanja tadi" ucap yezia menolak pemberian om Ibnu.

"Ambil aja sayang gpp, kamu pake ya" kekeh om Ibnu, yezia pun pasrah lalu mengambil uang tiga ratus ribu tersebut.

"Makasih ya om" ucap yezia sambil tersenyum, "gk usah makasih sayang, om udah anggap kamu anak om sendiri, jadi keperluan kamu itu tanggung jawab om" jelas om Ibnu sambil tersenyum.

"Yaudah kalo gitu zia pamit dulu, takut alena nunggu" pamit zia lalu menyalimi tanggan tante dahlia, om Ibnu dan nenek lestri secara bergantian, "assalamu'alaikum" salam yezia sambil berjalan ke arah luar rumah, "wa'alaikumussalam" jawab mereka bersamaan.

JALAN TAKDIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang