bab 17

3.9K 142 1
                                    

"Assalamu'alaikum" salam seseorang dari arah pintu ndalem, "wa'alaikumussalam" jawab ummi dira dan juga yezia berbarengan.

"Loh, zia kenapa atuh nduk" tanya orang tersebut, ya pasti abah haidar lah, "itu bah, katanya tadi zia di bentak" ucap ummi dira mewakili yezia yang masih mengatur tangisnya.

"Yang bentak kamu siapa nduk? " tanya abah haidar, yezia hanya diam mematung, abah haidar pun menatap ke arah ummi dira, ummi dira hanya mengangkat bahunya acuh karena ia pun tidak tau.

"A-abah.., sudah selesai sholatnya? " tanya yezia saat sudah bisa meredakan tangisnya.

Abah haidar hanya mengangguk, "iya nduk, abah sudah selesai sholat berjamaah nya" jawab abah haidar, seketika yezia diam seribu bahasa.

"Emang kenapa sayang? " tanya ummi dira menghadap ke arah yezia, "zia punya kelas sekarang, mau belajar kitab" jawab yezia dengan wajah panik, "yang ngajar aryan kan nduk? " tanya abah haidar yang mendapat anggukkan kepala dari yezia.

"Gak papa atuh nduk, bilang aja tadi mampir ke ndalem dulu" ucap abah haidar menenangkan yezia, "umi...., antar zia ke kelas ya" pintar yezia dengan wajah memelas, ummi dira hanya terkekeh melihat menantunya itu.

"Boleh sayang, yok ummi antar" ajak ummi dira, yezia tersenyum lebar melihat betapa baiknya ummi dira kepadanya.

"Kalo gitu ummi mau anter zia dulu ya abah" pamit ummi dira lalu mengalami tangan abah haidar, begitupun juga dengan yezia.

"Assalamu'alaikum" salam yezia dan juga ummi dira saat keluar dari ndalem, "wa'alaikumussalam" jawab abah haidar dengan tersenyum.

_ _ _ _ _

"Ummi..., zia takut" ucap yezia saat sudah berada di depan kelasnya, "udah, masuk aja, gak papa atuh" perintah ummi dira.

"Udah, gak papa ya sayang" suruh ummi dira, yezia hanya mengangguk lalu mulai mengetuk pintu kelasnya.

"Assalamu'alaikum" salam yezia saat memasuki ruang kelasnya, seketika gus aryan yang sedang sibuk mengajar langsung teralihkan mendengar suara yang begitu familiar di telinga nya.

"Wa'alaikumussalam" jawab seisi ruangan menjawab salam dari yezia, "kenapa kamu telat? " tanya gus aryan lalu mendekat ke arah yezia.

Yezia yang di tanya hanya diam sambil menunduk, ""saya tanya lagi, kenapa kamu telat" tanya gus aryan lagi, sambil mengatur nafasnya yang memburu, yezia hanya diam tidak berkutik, karena ia takut harus menatap gus aryan saat suasana seperti ini.

"Jawab! " sentak gus aryan yang mulai tersulut emosi, yezia pun kaget mendengar perkataan gus aryan, ini kali pertama nya ia di bentak oleh gus aryan.

Saat ini, mata yezia sudah mulai berkaca-kaca, "ma-maaf" lirih yezia, hanya satu kata itu yang bisa keluar dari mulutnya, karena rasanya bibirnya kelu mengucapkan kata-kata lain.

"Cepat keluar, dan berdiri di lapangan sampai jam pulang" suruh gus aryan, "ta-tapi gus-" ucap yezia menggantung, "cepat" suruh gus aryan memotong perkataan yezia.

Yezia berjalan keluar ruang kelas dengan air mata yang sudah luruh, yezia pun berjalan ke arah lapangan yang terkena panas sore hari.

Setelah 37 menit berlalu. Mungkin saat ini yezia sudah tidak tahan berdiri, karena dari pagi ia tidak makan nasi sedikitpun, ia hanya memakan snack dan hanya itu.

Yezia pun memilih duduk di dekat tiang bendera, dengan kepala yang pusing, dan mata yang mulai sayu, "ya Allah, ini selesai nya kapan sih" batin yezia bertanya-tanya sambil memijit kepalanya yang mulai pusing.
_ _ _ _ _

"Gus" panggil santriwati lain, "kenapa? " tanya gus aryan tampa melihat ke arah santriwati tersebut, "gus tidak kasihan sama dia, dia santriwati baru gus" ucap santriwati tersebut lalu melihat ke arah lapangan di mana yezia berada.

"Biarkan saja dia, dia harus di kasih hukuman" ucap gus aryan dingin, "tapi gus, kayaknya dia pusing deh, coba deh gus liat dia, dua duduk sambil minit kepalanya gus" ucap santriwati itu mulai kasihan melihat yezia.

Gus aryan pun panitia mendengar perkataan santriwati tadi, "kalo gitu, pelajaran kita hanya sampai sini, silahkan berdoa, saya pamit dulu, assalamu'alaikum" pamit gsu aryan lalu keluar dari ruang kelas menuju kantin untuk membeli minuman.

Saat sudah membeli air mineral, gus aryan berjalan ke arah yezia berada, tepatnya di tengah lapangan, "bangun" suruh gus aryan, yezia menatap gus aryan sebentar lalu kembali menunduk.

"Ini minum" suruh gus aryan, sambil menyodorkan air mineral ke arah yezia, yezia hanya menatap nanar botol mineral tersebut lalu menggeleng.

Mata yezia mulai memanas mengingat dirinya yang di bentak oleh 2 orang sekaligus.

"Maaf" lirih gus aryan sambil ikut berjongkok menyamakan tinggi nya dengan yezia, saat menelisik wajah yezia, gus aryan nampak melihat ada butiran-butiran bening yang keluar dari sudut mata yezia, melihat itu, hati gus aryan terasa seperti di sayat oleh pisau.

"Kita ke ndalem ya" ajak gus aryan, yezia hanya menggeleng satu, "zia udah gk kuat berdiri gus" ucap yezia pelan, gus aryan pun membukakan air mineral tersebut lalu menyodorkan ke arah yezia, gus aryan sedikit menyingkap niqab yang di kenakan yezia agar bisa lebih mudah untuk minum, dengan perlahan gus aryan meminumkan yezia sedikit demi sedikit.

"Tadi dzuhur kamu sudah makan? " tanya gus aryan, yezia hanya menggeleng pelan tampa ada niatan ingin menjawab.

Gus aryan pun menghela nafas pelan lalu mulai menyelipkan tanganya di antara tengkuk yezia dan juga lututnya, "bismillah" gumam gus aryan lalu mengangkat tubuh yezia.

Untung saja saat itu, masih ada kelas, yang membuat gua aryan  tidak kewalahan membawa yezia.

"Assalamu'alaikum" salam gus aryan memasuki ndalam, "loh, ini mantu ummi kenapa? " tanya ummi dira khawatir melihat yezia yang berada di gendongan gau aryan dengan tak sadarkan diri.

"Ma-maaf ummi" lirih gus aryan tak berani menatap wajah ummi dira, "kenapa? " tanya ummi dira penasaran.

"Tadi aryan suruh zia buat nari" jawab gus aryan yang mendapat pelototan dari ummi dira, ummi dira dengan sigap menjewer telinganya gus aryan hingga memerah, "udah lah mi, Ryan mau rebahan zia dulu" ucap gus aryan yang mendapat anggukkan dari ummi dira.

Dengan sigap gus aryan berjalan ke arah kamarnya lalu merebahkan yezia satu sudah berada  di dalam kamar, "maaf" lirih gus aryan sambil membuka niqab yang sedang di kenakan oleh yezia.

Setelah merasa yezia sudah nyaman, gus aryan pun berlalu pergi dari kamarnya, ia berjalan ke arah dapur untuk mengambil nasi dan lauk pauk.

"Tumben kamu makan siang dua kali" ucap ummi dira sambil melihat piring yang sudah di isi nasi dan lauk pauk, "ini bukan buat Ryan mi" ucap gus aryan, "terus buat siapa kalau bukan buat kamu? " tanya ummi dira bingung, "ini buat zia mi, dari tadi zia belum makan" jawab gus aryan, seketika raut wajah ummi yang tadinya tenang menjadi khawatir.

"Yaudah, sana cepet anterin nasinya" suruh ummi dira khawatir, gus aryan hanya mengangguk lalu pergi ke arah kamarnya.

"Assalamu'alaikum" salam gus aryan saat masuk ke dalam kamarnya, hening, itulah yang di rasakan gus aryan saat masuk ke dalam kamarnya.

"Zia... " panggil gus aryan pelan sambil mengelus pelan pipi yezia, yezia perlahan membuka matanya, hal pertama yang ia lihat adalah wajah gus aryan yang sangat menenangkan, walau begitu, ia masih teringat tentang dirinya yang di bentak oleh gus aryan.

Dengan perlahan yezia bangun dari tidur lalu duduk dengan kepala yang terus menunduk, melihat itu, gus aryan merasa sangat bersalah sudah membentak yezia tadi.

"Maaf" lirih gus aryan, tak terasa butiran bening jatuh dari sudut matanya, menangis?, yezia wanita ke dua yang sudah membuat gus aryan menangis setelah ummi dira.

Dengan cepat gus aryan menaruh nampak yang ada di tangannya ke atas nakas samping tempat tidur.

Lalu...

JALAN TAKDIR [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang