bab 29

2.9K 118 0
                                    

Ternyata aku hanya melihat kebaikannya bukan keburukannya,  karena dari itu aku bisa tau, kalau aku hanya mengaguminya bukan mencintainya

                         ~Author~

"Itu karena kata temen-temen aku, mama aku itu pelakor, jadi ya... Harus kayak gimana lagi, aku udah bilang ke mereka kalo mama aku bukan pelakor, tapi mereka tetep aja gk mau percaya" Jawab Nafisa sambil menunduk.

Tak terasa, kelopak mata yezia membendung banyak sekali air mata yang sudah siap untuk turun.

Yezia pun mengelus lembut punggung Nafisa, "aku juga di katain anak kupu-kupu malam" ucap Nafisa lagi, dan ya!, turun sudah air mata yang di bendung oleh yezia, mendengar perkataan dari Nafisa membuat dirinya sedih.

Setelah mengatakan itu, Nafisa pun menangis, "udah ya.. " ucap yezia menenangkan nafisa.

"Sa-akit mbak... " ucap nafisa menatap yezia sambil memegang dadanya yang terasa sakit jika mengingat kejadian yang sangat membekas di hatinya.

"Sabar ya sa.. " ucap yezia lalu memeluk tubuh Nafisa yang rapuh itu.

"Hiks a-aku sa-salah apa.. Sama mereka...., hiks.., ke-kenapa mereka jahat banget ke aku" ucap Nafisa sesenggukan di dalam pelukan yezia.

"Istighfar sa..., istighfar, inggat, Allah selalu ada di dekat kita, Dia tidak tidur Nafisa, Dia tau kalo kamu kuat, kamu gk boleh rapuh kayak gini" ucap yezia ikut sedih mendengar penuturan dari Nafisa.

"Mbak.... Hiks" lirih Nafisa sesenggukan lalu memeluk yezia dengan erat.

Yezia pun ikut mengeratkan pelukan nya.

"UNTUK SANTRIWATI YANG BERNAMA NAFISA AZALEA UNTUK DIHARAPKAN MENUJU KE RUANGAN PUSAT PELAYANAN SANTRI" suara mic dari pusat pelayanan santri.

Nafisa yang mendengar dirinya di sebut pun langsung merenggangkan pelukan mereka.

"Udah mendingan? " tanya yezia yang di angguki oleh Nafisa.

"Udah mbak" jawab Nafisa.

"Aku tadi di panggil mbak, kalo gitu aku duluan ya" pamit Nafisa, yezia pun mengangguk seraya tersenyum ke arah Nafisa.

"Silahkan" ucap yezia mempersilahkan Nafisa untuk pergi ke pusat pelayanan santri, yezia bukan ngusir ya, tapi kan emang Nafisa amau ke sana.

"Kalo gitu fisa pamit dulu ya mbak, Assalamu'alaikum" salam Nafisa lalu pergi dari hadapan yezia.

"Waalaikumsalam" jawab yezia pelan.

Setelah kepergian Nafisa, yezia merasa bahwa kesedihannya tak sebanding dengan kesedihan orang lain yang sanggar besar.

Yezia pun merenung di gazebo tersebut, saat lama menatap pohon manga yang ada di dekat gerbang pesantren, yezia mempunyai ide cemerlang.

Yezia pun berjalan ke arah pohon mangga tersebut.

Saat yezia sudah ada di depan pohon mangga tersebut, yezia melihat pohon mangga tersebut yang tak terlalu tinggi dan tak terlalu panjang, ya.. Sedang lah gitu.

Yezia pun tersenyum jahil, lalu menaiki pohon mangga tersebut, ya.. Namanya orang gabut mah, apa aja bisa.

"Yes! " sorak yezia saat sudah berhasil naik di atas pohon, saat melihat sekeliling, yezia menemukan satu mangga yang sudah matang di sana, tampa butuh waktu lama, yezia pun langsung memetik mangga tersebut.

"Wih.., enak nih" monolog yezia pada dirinya sendiri sambil melihat mangga tersebut yang berwarna oranye.

Tampa ba bi bu, yezia langsung mengupas mangga tersebut dengan tangannya, lalu mulai memakan mangga tersebut.

JALAN TAKDIR [END]Where stories live. Discover now