bab 44

2.7K 103 19
                                    

Jujur aku sangat mencintaimu, tapi hanya satu hal yang membuat ku ragu, entah siapa yang ada di hatimu?

Author

_ _ _ _ _

"Assalamu'alaikum" om Ibnu, tante dahlia dan juga nenek lestri saat masuk ke kamar yang di tempati oleh yezia.

"Wa'alaikumussalam" jawab Gus aryan dan juga yezia serentak.

Gus aryan pun mendekat ke arah mereka bertiga lalu menyalimi mereka satu per satu.

"Cucu nenek" ucap nenek lestri lalu mendekat ke arah yezia.

Yezia sedikit bingung, namun karena melihat nenek lestri yang senang melihat dirinya, ia pun hanya pasrah, lalu tersenyum manis ke arah nenek lestri.

Nenek lestri pun segera memeluk yezia erat, "kamu gk papa kan sayang? " tanya nenek lestri lalu merenggangkan pelukan mereka, yezia hanya mangut-mangut sambil tersenyum.

"Gu-gus.. " panggil yezia pelan, "hm" jawab Gus aryan dengan deheman, "kenapa? " tanya Gus aryan lalu mendekat ke arah yezia.

Yezia pun mulai berbicara dengan bahasa isyarat dari tangannya, seolah-olah sedang bertanya 'siapa dia' Gus aryan hanya tersenyum sambil menjauh dari yezia karena ia ingin yezia yang lah yang berusaha untuk mengingat orang yang ada di dekatnya tampa bantuan darinya.

"Ish" kesal yezia saat melihat Gus aryan yang pergi menjauh darinya tampa menjawab pertanyaan nya tadi.

"Maaf ya, zia boleh nanya sesuatu? " tanya yezia, nenek lestri pun tersenyum lalu mengangguk antusias.

"Maaf, tapi nenek siapa ya? " tanya yezia pelan.

Deg

Seketika nenek lestri membeku dengan pertanyaan yezia, "ka-kamu lupa sama nenek? " tanya nenek lestri, yezia hanya mangut-mangut, melihat yezia yang mangut-mangut tersebut, nenek lestri seketika terdiam.

"Nek... " lirih gus aryan, "hiks, nenek gk pernah ngebayangin zia bakalan kayak gini, ya Allah.. " ucap nenek lestri lemah.

Saat nenek lestri hampir pingsan, dengan cepat gus aryan menangkap nenek lestri agar tak jatuh, "nek, nek, bangun" ucap gus aryan.

"Pindahin ke sofa nak" suruh om Ibnu gus aryan pun mengangguk, lalu dengan sigap ia menggendong tubuh nenek lestri menuju ke sofa.

"Minyak kayu putih di mana? " tanya tante dahlia saat nenek lestri sudah berbaring di atas sofa.

"Di dalam laci deket brankar tante " jawab gus aryan, tante dahlia pun mengangguk, lalu berdiri, sebelum melangkah ke arah brankar, yezia lebih dulu mendekat ke arah sofa dengan membawa sebuah botol minyak kayu putih.

"Ini" ucap yezia ramah sambil menyodorkan minyak kayu putih tersebut ke arah tante dahlia, tante dahlia pun kebingungan melihat yezia yang memberikannya botol minyak kayu putih tersebut.

"I-ini.. " lirih tante dahlia, "udah gk papa, cepetan ambil gih" ucap yezia, tante dahlia pun mengangguk lalu mengambil botol minyak kayu putih yang ada di tangan yezia.

Tante dahlia pun kembali duduk di dekat nenek lestri, lalu mulai mengoleskan minyak kayu putih tersebut di hidung dan di pelipis nenek lestri.

Dan akhirnya, beberapa saat, nenek lestri mulai membuka kelopak matanya, sedikit demi sedikit dan akhirnya nenek lestri pun bangun.

"Zi-zia... " lirih nenek lestri sambil mengangkat tangannya ke arah yezia, yezia pun melihat ke arah tante dahlia dan juga gus aryan, mereka berdua pun mengangguk.

Yezia pun mengangguk, dan paham akan situasi saat ini, ia pun memegang tangan nenek lestri lalu menaruhnya di pipi sebelah kanannya, dengan tersenyum dan mengangguk, "aku gk ingat siapa kalian semua, tapi aku ngerasa nyaman jika kalian ada di dekatku" ucap yezia dengan tersenyum, lalu mengehmbuskan nafasnya kasar.

JALAN TAKDIR [END]Where stories live. Discover now