bab 28

3K 120 0
                                    

Keinginan?, keinginan ku hanya ingin menunggumu, namun itu hanyalah keinginanku bukan tujuanku.

~Author~

_ _ _ _ _

Seketika mata yezia berbinar melihat HP yang disodorkan gus aryan, namun yezia masih memikirkan gengsi nya itu, ya gk mungkin lah.

"Gk mau ni.... " goda gus aryan lalu menarik kembali HP yang tadi ia sodorkan ke arah yezia.

"Ih.., sayang banget, tapi yaudah lah, buang aja" monolog gus aryan pada dirinya dengan mata yang melirik ke arah yezia, saat gus aryan berdiri, yezia langsung menarik tangan gus aryan hingga terduduk kembali.

"Eh..., gus mau ke mana? " tanya yezia.

"Ya.., mau buang ini lah" jawab gus aryan sambil memperlihatkan HP yang ada di genggaman nya.

"Eh, jangan gus.., sayang tau itu hpnya kalo di buang, kan masih baru, mendingan buat zia aja" ucap yezia lalu mengambil alih HP yang berada di genggaman gus aryan.

"Kalo mau bilang, jangan nurutin gengsi mulu" sindir gus aryan sambil melirik sekilas yezia dengan ujung matanya.

"Hehe, gus..., bukan gitu, ini kan mumbazir kalo di buang, mending buat zia kan, biar gk sia-sia ni HP kalo di buang" ucap yezia dengan seolah-olah seperti orang yang sedang kasihan.

"Hm.., ye lah tu" ejek gus aryan dengan memonyongkan mulutnya, yezia yang geram dengan mulut gus aryan, ia pun dengan cepat menabok mulut gus aryan lantaran geram.

"Duh.. " ringis gus aryan saat merasakan tabokan tangan yezia, "hehe, maaf kelepasan" ucap yezia cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Awas aja ya kamu" ucap gus aryan lalu mulai menggelitik perut yezia, yezia yang mendapat serangan tiba-tiba dari gus aryan pun tak siap, kemudian jatuh ke sofa.

Gus aryan pun tak hentinya menyelidiki yezia, "gus...., hahaha.... Gu-gus... U- hahahaha.... Udah gus... Hahaha..... Gus.... " ucap yezia terbta-bata karena merasa perutnya yang geli.

Gus aryan yang merasa kasihan terhadap yezia pun berhenti menggelitik perut yezia, lalu membantu yezia bangun dari posisi tidurnya yang menyamping.

"Gus ih" ucap yezia kesal, "geli tau... " sambung yezia kembali lalu pergi dari hadapan gus aryan menuju keluar kamar, tak lupa juga ia merapikan cadar nya saat ingin keluar kamar gus aryan.

Sedangkan gus aryan hanya terkekeh melihat tingkah yezia tersebut.

"Lucu ya, gk salah gw milih dia jadi pendamping hidup gw sehidup, semati, semoga kita bisa bareng-bareng menuju syurga nya Allah ya zi" batin gus aryan saat melihat pintu yang di tutup oleh yezia dari luar, jangan lupa dengan senyum manis yang hanya bisa di lihat oleh orang-orang tertentu.

_ _ _ _ _

"Ummi... " panggil yezia memasuki ruang tamu ndalem, ternyata ummi di sana sendiri, karena mungkin abah haidar lagi ada keperluan di pondok.

"Eh sayang, kenapa cari ummi, sini dulu" perintah ummi dira yang di angguki oleh yezia.

Yezia pun berjalan ke arah ummi dira lalu duduk di dekat ummi dira, "ada apa nduk? " tanya ummi dira dengan tersenyum manis di balik cadar nya, yezia dapat melihatnya karena kelihatan dari mata ummi dira yang kelihatan sipit.

"Zia boleh nanya gk mi? " tanya yezia dengan menunduk, "boleh dong sayang, jangan sungkan, anggap ummi ini mama Rahma ya" ucap ummi dira yang membuat yezia tersenyum senang.

"Yasudah, mau nanya apa? " tanya ummi dira, yezia pun mengangkat kepalanya, "ummi tau kalo gus aryan bakal pergi ke Mesir kan? " tanya yezia yang mendapatkan anggukan kepala dari ummi dira.

JALAN TAKDIR [END]Where stories live. Discover now