Bab 34

2.5K 136 4
                                    

Akhir pekan kali ini Listia mengundang anak-anaknya berkumpul di rumah. Ia bahkan sudah menyiapkan hidangan khusus. Setiap satu bulan sekali, ia selalu menyempatkan mengundang kedua putranya datang hanya demi berkumpul bersama.

Lou sedang merokok di teras rumah, saat ia melihat mobil SUV Mercedes berwarna silver memasuki halaman. Mobil yang tampak besar dan tentu saja prestise. Luar biasa keren. Salah satu dari koleksi mobil Thian, konon yang paling mahal.

Thian memang tidak memiliki mobil sport sepertinya. Namun selera kakaknya itu jatuh pada sebangsa SUV dan Jeep yang terlihat garang. Lou sangat ingin sesekali meminjam mobil yang saat ini parkir dengan anggun di halaman rumah ibunya.

Lou segera menenggelamkan puntung rokoknya di atas asbak dan berdiri menyambut Thian yang baru saja turun.

"Udah ditungguin Mama!" ucapnya dengan senyuman riang. "Davkaaa!" Lou segera membungkuk demi menyambut Davka yang berlari ke arahnya.

Bocah kecil miniatur Thian itu segera berada dalam gendongannya. "Aduh, Davka tambah berat! Udah gede ya! Udah gede ya!" Lou segera menurunkan Davka yang kian bertambah tinggi.

"Kak Nina!" Kedua mata Lou membulat dan senyuman cerahnya lepas begitu saja saat melihat Nina menyusul di belakang punggung Thian. Ia sempat melihat Thian tengah memperhatikan wajahnya saat menyapa Nina.

"Hai Lou," Nina membalas sapaannya dengan senyuman singkat.

"Kak Nina habis semir rambut ya?" Lou berlagak pura-pura perhatian di depan Thian.

"Enggak. Ini udah lama kok."

"Oh... kirain baru hehe. Kelihatan beda." Lou tersenyum saat berlagak memuji dan membiarkan Nina lebih dulu lewat sebelum membuntuti di belakang.

"Omaaaa!" Davka segera berlari memeluk Listia yang sudah tampak merindukannya.

"Davka cucu Oma yang ganteng! Oma kangeeeen!" Listia segera menciumi kening dan kedua pipi Davka. "Ini Thian kecil yaa! Thian kecil! Thian kecil! Memang anaknya Thian!" Listia menarik kursi di meja makan untuk Davka dan membiarkan cucunya duduk di antara dirinya dan Lou.

Nina hanya tersenyum maklum mendengar hal barusan. Listia memang sering berlagak lupa melibatkan dirinya, padahal Davka anaknya juga. Ia yang mengandung sembilan bulan dan melahirkan Davka, tetapi Listia selalu berucap Davka adalah anak Thian tanpa melibatkan dirinya. Mungkin bagi Listia ia hanya pabrik anak. Davka memang mirip Thian, tetapi anak laki-laki itu mewarisi kulit bening dan lentik bulu matanya. Namun tidak sekalipun Listia membahas hal itu. Bagi Listia, Davka seratus persen anak Thian.

Awalnya Nina sedikit kesal, tetapi lama-lama ia sudah terbiasa. Mungkin memang kehadirannya sebagai tempat janin bertumbuh dan berkembang tidak terlalu diperhitungkan oleh Listia. Keadaannya menjadi berbeda jika dengan Riani, ibunya sendiri. Riani akan selalu berkata bahwa Davka adalah anaknya dan anak Thian. Memang faktanya Davka anak mereka berdua.

Kini Nina sudah tidak ingin memperpanjang masalah itu di dalam dirinya sendiri. Ia sudah berdamai dengan sikap Listia dan sudah bisa menerimanya.

"Ini semua Mama yang masak sendiri?" Thian menatap antusias aneka sajian menggugah selera di atas meja makan.

"Iya dooong. Ayo dicobain. Tuh Mama masak ayam goreng presto favorit kamu. Ini juga ada gurame asam manis kesukaan kamu sama Lou. Davka suka apa? Ada bistik sama bakso. Mau yang mana?"

"Bistik!" jawab Davka dengan antusias. "Aku mau kentang juga Oma!"

"Iya ini Oma ambilin yaaa!" Listia segera mengambilkan makanan di atas piring Davka. "Nina, ambil aja yang kamu suka! Ada sup iga tuh."

Dessert Rose [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ