Bab 12

3K 163 2
                                    

"Hingga Desember 2022, tercatat pengguna m-banking telah mencapai sebanyak 24,85 user atau tumbuh 69,46℅ secara tahunan. Sementara dari Januari hingga Desember 2022, m-banking kita telah memproses 1,8 miliar transaksi finansial dengan volume transaksi 2,669 trilliun. Nah berdasarkan tarikan data bulan ini, pengguna aplikasi m-banking perusahaan kita sudah mencapai 98℅ Pak Thian. Sisanya 2℅ merupakan transaksi konvensional di Bank. Jumlah per download m-banking kita juga sudah meningkat sebanyak 30 juta pengguna.  Saya yakin jumlah ini akan terus meningkat dengan bertambahnya fitur pada layanan m-banking kita." Adnan menjelaskan panjang lebar sambil menunjuk grafik-grafik di layar proyeksi.

"Akan tetapi memang untuk penggunaan mesin ATM bank kita mengalami tren penurunan. Berikut datanya Pak Thian, bulan ini penggunaan mesin ATM perusahaan kita menyusut 0.9℅ dibanding tiga bulan lalu. Tetapi Bank lain juga mengalami hal serupa Pak, karena adanya transisi transaksi dari mesin ATM menuju layanan digital. Di bagan ini bisa terlihat volume nilai transaksi m-banking kita sudah jauh melampaui transaksi di mesin ATM. Posisi awal tahun hingga bulan lalu, m-banking kita sudah membukukan 700 juta transaksi dengan nilai mencapai 800 trilliun. Sementara transaksi ATM kita hanya 429 juta transaksi atau sekitar 333 triliun."

Adnan menghentikan sejenak presentasi demi menatapnya.

"Kita nggak akan tambah mesin ATM lagi. Sebaliknya kita akan mengeluarkan mesin setor tarik atau CRM. Mesin yang lama nanti cukup kita maintenance aja. Nah rencananya mesin CRM ini akan mulai di drop bertahan mulai awal tahun depan. Rencana sekitar 4000 unit." Thian menatap tim Adnan yang duduk di samping kirinya."

Kemarin saya sudah itung-itungan anggaran. Biayanya besar. Perusahaan minta kita nggak over budget buat pengadaan ini. Emmm Pak Raynor minta angkanya dikurangi." Thian menatap kembali tim Adnan yang segera sibuk mencatat.

"Tapi memang mesin CRM ini diharapkan bisa meningkatkan efisiensi perusahaan. Kita bakal lebih hemat dalam beban operasional. Nah kemarin saya udah itung-itungan kalau kita nambah 3000 mesin CRM dengan harga mesin yang dua kali lipat dari mesin ATM biasa. Sekarang aja kita udah punya 900 mesin CRM. Nah Pak Raynor minta diturunin jadi 2000 mesin."

Thian melihat mereka semua sibuk mencatat juga ada yang mengetik di tablet.

"Cuma saya nego jadi 2500 unit lah. Karena kita juga ditarget kan? Jumlah mesin CRM kita kalah jumlah lho dibanding Bank EYZ. Mereka udah punya sampai 4500 unit. Beban operasional yang diteken bisa lebih gede lagi, cuma ya itu terkait anggaran pengadaan."

"Bener mesin CRM EYZ enak banget pak. Canggih, cepet lagi. Terakhir kali mereka pake Ztadax." Adnan menimpali.

"Ada nih Ztadax." Thian kembali menatap berkasnya. "Saya minta itungan anggaran 2500 mesin CRM, terus kemungkinan beban operasional yang dihemat juga. Kemarin saya udah baca harga-harga penawaran dari tiap-tiap vendor kayak Schafer sama Ztadax dan yang lain."

"Schafer bagus juga sih Pak. Tahun lalu EYZ juga beli beberapa ratus unit Schafer." Adnan kembali menimpali.

Thian menghentikan gerak bibirnya sejenak. Ia jadi teringat penawaran Bian.

"Kita liat aja nanti siapa yang menang tender." Thian tersenyum tipis. Ia teguh tidak akan menggunakan cara-cara kotor demi kredibilitasnya sendiri. Sama sekali ia tidak pernah tergiur dengan tawaran Bian.

Malam itu ia mengakhiri meeting dengan perasaan sedikit lega. Adnan dan timnya telah menyajikan keseluruhan laporan yang akan membuat posisinya aman. Thian rasa ia bisa tidur tenang malam ini.

"Langsung pulang Pak?" tanya Sobiri, pramubakti yang khusus melayaninya saat ia tiba di ruangan.

"Iya Pak. Udah jam setengah sembilan." Thian melirik jam di dinding.

Dessert Rose [END]Where stories live. Discover now