Bab 7

4.5K 220 4
                                    

"Bu, Bu Nina. Ada Lou." Lilis mendatanginya yang sedang mengecek laporan penjualan mug dan cangkir keramik pesanan bulan ini di meja makan. Usahanya sudah berkembang pesat sejauh ini. Ia dan Sita kini sudah memiliki karyawan sendiri. Usaha keramik yang ia rintis bersama Sita bahkan sudah menjadi supplier beberapa toko cindera mata di Eropa.

Dengan kesibukannya saat ini, Nina tidak selalu bisa datang ke tempat produksi miliknya. Tetapi ia selalu menyempatkan seminggu dua sampai tiga kali untuk ikut turun langsung dalam proses menggambar dan mengecat motif mug dan cangkir produk mereka. Ia dan Sita sepakat masih mempertahankan konsep handmade yang menjadi daya tarik dan nilai jual produk mereka. Siapa sangka, kemampuan menggambar yang ia pelajari secara otodidak itu ternyata laris manis disukai oleh pasar.

Kadang ia menggambar bunga-bunga, motif garis-garis sederhana atau motif kotak-kotak sebelum ditimpa dengan aneka warna. Kadang ia menggambar tokoh kartun buatannya sendiri. Tahun lalu ia mendapat pesanan 300 cangkir bergambar Santa untuk hadiah Natal.

Usahanya bisa berkembang pesat tentu tidak lepas dari peran Thian. Selama ini Thian sangat mendukung usahanya. Thian juga sering menawarkan produk kerajinan tangannya kepada teman dan relasi lelaki itu.

Dua tahun yang lalu, Thian memberikan dana yang lumayan besar untuk tambahan modal. Berkat bantuan dana dari Thian, tempat home industry miliknya tidak lagi berada di gudang dan halaman belakang rumah ibunya, melainkan sudah pindah ke sebuah rumah kosong yang lebih luas dan layak untuk dijadikan tempat produksi. Karyawannya juga bertambah banyak dan ia bisa menambah alat untuk keperluan produksi.

Namun Nina menangkap, sepertinya bantuan Thian kepadanya menimbulkan perasaan cemburu di hati Lou. Selama ini Thian memang merupakan tulang punggung keluarganya. Seperti ibunya, ibu Thian juga janda. Ayah Thian sudah meninggal sejak Lou masih berumur sembilan tahun.

Thian memang berasal dari keluarga kaya raya. Kakek nenek Thian sejak dulu sudah memiliki banyak aset berupa tanah yang diwariskan turun menurun. Ayah Thian juga merupakan pejabat tinggi di salah satu instansi pemerintahan. Rumah yang mereka tempati saat ini pun dulunya merupakan lahan kosong yang merupakan warisan dari ayah Thian.

Semasa hidup, ayah Thian memang memiliki sejumlah aset dalam bentuk properti. Kebanyakan berupa lahan kosong. Akan tetapi, Listia kurang pandai dalam mengelola aset peninggalan keluarga mereka. Menurut Thian, Listia cenderung boros. Semenjak ayahnya meninggal, mereka hanya hidup dari uang peninggalan mendiang ayahnya.

Setelah bekerja, Thian sudah berinisiatif membantu membiayai kehidupan ibunya juga Lou. Thian juga yang selama ini membantu biaya pendidikan Lou hingga pemuda itu menyelesaikan pendidikannya di Institut Kesenian Jakarta. Thian dengan senang hati melakukannya dengan harapan Listia memiliki tabungan untuk hari tua kelak.

Thian juga sudah banyak membantu Lou saat pemuda itu masih merintis karir sebagai aktor. Untuk bisa menjadi artis yang setenar sekarang, sudah pasti juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selama ini Lou dan Listia tidak pernah kekurangan. Bahkan hingga saat ini, Thian masih rutin mengirimkan sejumlah uang kepada ibunya.

Seiring karir Thian yang menanjak naik, Nina merasa kecemburuan Lou terhadapnya juga semakin besar. Lou seperti tidak menyukai jika Thian menggelontorkan banyak uang untuknya. Pemuda itu kerap meminta kompensasi, seolah ingin diperlakukan sama. Saat bersama Thian, Lou bersikap sangat baik kepadanya. Namun di belakang punggung Thian, pemuda itu tidak segan menunjukkan rasa cemburunya.

Meski Lou sudah menjadi artis besar dan bisa mendapatkan uangnya sendiri, nyatanya sikap pemuda itu tidak berubah. Lou masih kerap bersikap manja kepada ibu mertuanya juga kepada Thian. Lou masih merasa mempunyai hak untuk diperhatikan penuh oleh Thian, terutama dalam hal finansial. Bulan lalu saja, pemuda itu enteng meminta tambahan dana untuk membeli mobil Porsche incarannya. Padahal, ia sudah mendapatkan satu unit apartemen eksklusif dari ibu mertuanya juga Thian.

Dessert Rose [END]Where stories live. Discover now