Bab 21

3.1K 136 2
                                    

Suara getar ponsel di atas nakas membuat Nina terusik sehingga terpaksa membuka kelopak mata yang kelewat berat.

Jam berapa? Nina susah payah mengecek ponselnya sendiri. Masih jam tiga dini hari.

Nina kembali menatap ponsel Thian yang bergetar di atas nakas dan dengan gerakan pelan melewati Thian yang tidur pulas di sampingnya. Ia melihat panggilan masuk dari nomor tidak dikenal.

Di jam tiga pagi? Nina mengerutkan dahi. Tidak biasanya Thian menerima panggilan masuk pada jam seperti ini.

Apa orang iseng? Tapi di jam tiga pagi? Bagaimana jika ternyata ini sesuatu yang penting? Atas pertimbangan itu Nina segera menggeser layar.

"Halo?"

Hening.

"Halo? Halo?"

Tidak ada suara.

Aneh banget. Nina segera mematikan panggilan.

Nina baru saja selesai buang air kecil di kamar mandi saat ia kembali mendapati ponsel Thian bergetar.

Ia melihat empat nomor belakang yang sama seperti tadi. Nina masih mengingat belakang nomor tersebut dengan angka 1 0 8 0.

"Halo?" Kali ini Nina menjawab dengan nada lebih tegas.

"Halo." terdengar suara lirih perempuan.

Nina mengerutkan dahi. "Halo dengan siapa?" tanyanya dengan nada menuntut.

"Christian ada?"

"Christian?" Nina menatap Thian yang masih tidur pulas. "Christian?" Nina mengulangi pertanyaannya.

"Iya Christian."

"Maksudnya Thian?"

"Christian."

Sungguh teramat tidak jelas. Sepertinya panggilan salah sambung.

"Salah sambung. Ini bukan nomor Christian."

"Ini nomor siapa?"

Nina memicingkan kedua matanya, mendadak terpikir jika ini bisa saja telepon penipuan.

"Salah sambung." Nina segera mematikan panggilan.

Tidak lama kemudian ia menerima SMS dari nomor tersebut.

'Bilang sama Christian ditunggu di tempat tadi janjian.'

"Ck!" Nina mendecih malas. Ini pasti nomor penipuan. Demi kenyamanan tidurnya, Nina mengaktifkan mode silent dan kembali meletakkan ponsel Thian.

Sejenak ia terpikir untuk membuka WhatsApp Thian. Sudah agak lumayan lama ia tidak mengecek kolom chat suaminya. Terbesit rasa ingin tahu bagaimana interaksi suaminya dengan Inka.

Jadi Nina segera duduk di tepian ranjang sambil mulai mengecek kolom chat suaminya dan Inka.

Inka Sekretaris.
'Bapaaaak, makasih saya tadi diijinkan pulang duluan. Makasih ya Paaak😭🙏

'Iya Inka.'

Nina melihat respon Thian tampak sangat biasa dan sewajarnya saja. Tetapi perkara apa yang membuat Inka harus sampai berterima kasih seperti itu? Thian sering bercerita jika harus pulang larut, ia akan menyuruh Inka pulang lebih dulu dan tidak usah menunggu di kantor.

Bukankah Thian kemarin malam siaran langsung di stasiun TV bersama Dharma? Lalu kenapa Inka mengirim pesan seperti ini? Apa gadis ini sengaja cari perhatian?

Dada Nina sedikit bergemuruh. Terbayang sosok Inka, si kutilang berwajah cantik yang sering mencuri lirikan kagum kaum lelaki itu.

Sampai detik ini, ia masih berinteraksi normal dengan Inka. Gadis itu masih mengiriminya jadwal harian Thian dan rutin berkomunikasi dengannya mengenai kegiatan dan urusan Thian di kantor juga di luar kantor. Gadis yang diam-diam ia gunakan sebagai alat untuk memantau Thian, ternyata menaruh minat pada suaminya. Nina melihat sinyal bahaya di ambang pintu.

Dessert Rose [END]Where stories live. Discover now