A L A M 25

973 143 7
                                    

Inti Star Gang hari ini berkunjung ke rumah Reiner. Kedatangan mereka untuk menjenguk lelaki yang sudah dua hari ini absen di sekolah maupun di markas. Kehadiran mereka tentu saja di sambut hangat oleh Joanna dan Vanilla, ibu dan kakak perempuan Reiner.

"Ayo-ayo masuk." Joanna mengajak mereka masuk ke dalam rumah.

"Vanilla, bikin minum." titahnya kemudian.

"Iya, Ma."

"Kalian langsung ke kamar Reiner?" tanya Joanna.

Kaiser mengangguk.
"Iya, Bibi."

Joanna tersenyum manis, lalu menuntun mereka menuju kamar Reiner.
"Kalian langsung ke dalam aja ya. Eh sekalian bujuk Reiner makan juga ya. Nanti Kak Vanilla sekalian bawain buburnya." celoteh wanita cantik itu.

Alam mengacungkan jempol.
"Masalah itu gampang Bibi. Kalau Reiner masih nggak mau makan, Bibi tenang aja. Alam bakalan bantu habisin."

"Lam, jangan malu-maluin." tegur Sakha menyenggol lengan lelaki itu.

Joanna tertawa melihat kelakukan sahabat anaknya.
"Aduh kalian lucu deh hahaha, sering-sering main ke sini ya, biar Bibi bisa terus tertawa lepas." ujarnya.

"Siap Bibi!" Alam menjawab dengan lantang. Namun saat ditatap tajam oleh Kaiser, lelaki itu langsung kicep dan membalasnya dengan cengiran.

"Kita masuk dulu ya, Bibi." Elijah dengan sopan meminta izin.

"Eh iya, silahkan-silahkan." Joanna membuka pintu untuk mereka. Setelah semua sahabat anaknya itu masuk, ia langsung menutup pintu dan pergi ke dapur.

Di dalam kamar, para lelaki itu langsung menyebar ke seluruh ruangan. Kaiser dan Sakha memilih duduk di sofa. Elijah pergi untuk membuka kaca balkon, setelah meletakan semua buah tangan di atas meja belajar. Sedangkan Alam dan Gabriel, keduanya menuju sisi ranjang.

"Heh bujang!" Gabriel menepuk-nepuk pipi Reiner yang tertidur. Lelaki itu tampak lemas dan pucat.

Merasa terganggu, Reiner perlahan membuka matanya.
"Lo siapa?" tanyanya linglung dengan suara berat khas bangun tidur.

Alam berkacak pinggang.
"Wahh ngadi-ngadi nih bocah! Heh sadar lo." celotehnya.

Reiner mengucek matanya lalu mempertajam penglihatannya.
"Lahh gue kira siapa." lelaki itu mengambil posisi duduk dan bersandar kepala ranjang.

"Lo kira siapa? Wahh jangan-jangan lo mimpi habis anuan." tuding Gabriel sambil tertawa kencang.

"Gab."

Mereka semua menatap Kaiser yang sedang menatap dingin pada Gabriel. Sang ketua itu menunjuk sosok patung yang ada di meja belajar Reiner menggunakan dagunya. Sontak mereka menatap benda itu. Detik berikutnya, Gabriel langsung diam.

"Maaf, Bunda." ringis lelaki itu merasa bersalah pada patung Bunda Maria.

Alam menyenggol Gabriel.
"Lo sih bicara kotor." bisiknya.

"Y-ya gue nggak tahu." cicit Gabriel sambil menggaruk tengkuknya.

Ceklek

Pintu terbuka. Sosok Vanilla kakak perempuan Reiner masuk dengan membawa nampan berisi minuman-minuman dan semangkuk bubur. Joanna menyusul di belakang putrinya dengan membawa nampan berisi kue bolu dan cemilan ringan. Melihat itu, wajah Alam dan Gabriel langsung cerah.

"Diminum ya. Kuenya juga jangan lupa. Bibi yang buat lohh." Joanna berucap setelah meletakan semuanya di meja belajar.

"Makasih Bibi, maaf merepotkan." ujar Kaiser memberi senyum tipis.

A L A M [END]Where stories live. Discover now