[Year 6] Chapter 13. Lemari Pelenyap

1.3K 138 7
                                    

Draco sedang menghabiskan waktu dengan Harry, kepalanya beristirahat dengan nyaman di paha Harry sambil dirinya membaca catatan pelajaran Ramuan. Jemari Harry tengah membelai kepala Draco ketika tiba-tiba Colin Creevey berlari ke arah mereka.

"Harry!" serunya, wajahnya memerah karena berlari-lari. "Aku dapat pesan dari Profesor Dumbledore! Beliau memanggilmu ke kantornya sekarang juga!"

Keduanya langsung menegang. Harry bahkan berhenti membelai rambut Draco.

"Mau bicara soal apa, katanya?" tanya Draco tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Tidak tahu," Creevey menggeleng. "Cuma bilang ini mendesak."

Harry dan Draco lantas bertukar pendang. Sorot mata Harry mengisyaratkan bahwa Dumbledore bisa jadi menemukan sebuah Horcrux; mereka sudah menduganya.

Ragu-ragu, Draco duduk dan menegakkan punggungnya, mengijinkan Harry untuk berdiri. Tentu saja tidak lupa mengecup bibir Harry sebelum dia pergi dari sana.

"Kabari aku," bisik Draco.

"Kalau aku bisa," janji Harry, dan dia pun pergi menuju ke kastil. Creevey mengikuti di belakangnya dengan rikuh.

Draco terdiam di tempat dia ditinggalkan untuk beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali juga ke dalam asramanya. Dia akan mengambil beberapa buku dan perkamen ajaibnya lalu menghabiskan waktu di perpustakaan sampai Harry mengontaknya, lalu mungkin saja—

Namun pikirannya langsung terhenti begitu sampai di lorong menuju asramanya. Pintu menuju asrama kelas enam terbuka, dan dia bisa mendengar suara dari dalamnya—sebuah suara yang amat familiar, dan yang lebih aneh, suara itu adalah suara tawa.

Tawanya bukanlah tawa karena geli atau senang. Tawanya bernada histeris dan tinggi sarat akan keputusasaan, dan Draco bersumpah bisa mendengar isakan di dalamnya.

Draco menghentikan langkahnya sambil berpikir. Dia tidak bisa menghadapi Nott. Draco sudah pernah mencobanya dan dia tidak berhasil. Tetapi dia juga tidak bisa mengabaikannya, kan? Dia tahu Nott sedang bekerja untuk Pangeran Kegelapan. Dan Draco punya kewajiban sebagai orang yang berada di kubu lawan.

Namun akhirnya dia bergerak tanpa memutuskan dengan yakin. Dikeluarkannya Jubah Gaib dari sakunya—dia belum mengembalikannya pada Harry karena pacarnya itu bersikeras agar Draco membawa Jubah Gaib itu untuk berjaga-jaga setelah apa yang terjadi dengan Nott. Draco lalu mengenakan Jubah itu. Kemudian, dia berjalan sepelan yang ia bisa untuk memasuki kamar dengan tongkat sihir di tangannya.

Nott sedang duduk di atas ranjangnya, dengan telapak tangan menutupi wajahnya. Dia benar-benar tampak kacau, membuat Draco gelisah luar biasa.

Draco tahu bahwa tidak ada cara diam-diam untuk melakukannya. Nott pasti akan menyadari apa yang akan dia lakukan. Namun Draco tidak bisa tinggal diam. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri kalau ada hal buruk terjadi yang sebenarnya bisa dia hentikan. Jadi dia mengacungkan tongkat sihirnya ke arah Nott lalu berbisik, "Legilimens."

Pertahanan Nott sedang lemah, Draco tahu hal itu—Nott terlalu emosional dan benar-benar tidak berpikir seseorang akan menyerangnya karena dia sendirian. Sangat mudah bagi Draco untuk menyelami pikirannya bahkan tanpa kontak mata, dan Draco dapat langsung melihat kilatan-kilatan memori Nott memasuki Kamar Kebutuhan berkali-kali, mencoba memperbaiki sebuah lemari—Lemari Pelenyap, tempat di mana Fred dan George mengurung Montague tahun lalu... Pasangan dari lemari itu ada di toko milik Borgin, dan Borgin menjaganya agar Nott bisa menciptakan sebuah jembatan antara Hogwarts dan tokonya agar Pelahap Maut bisa masuk... dan Nott berhasil. Lemarinya akhirnya berhasil diperbaiki, dan mereka semua akan datang malam ini, lalu—

Do It All Over Again (INA Trans)Where stories live. Discover now