[Year 4] Chapter 13. Jawaban Mengerikan dari Sebuah Misteri

1.9K 311 51
                                    

Waktu terus berjalan, sementara para peserta menghadapi entah apa yang ada di dalam labirin, Draco semakin tenggelam dalam gugup dan gelisahnya. Setidaknya kali ini, dia tidak sendirian dirundung khawatir: Hermione tengah mencengkram tangannya dengan sekuat tenaga sampai rasanya mati rasa, dan Nyonya Weasley terus-terusan memeriksa arlojinya dan mengumumkan waktunya pada siapapun yang mau mendengarkan. “Sudah dua puluh menit berlalu sejak mereka masuk…”, “Dua puluh empat menit…”, “Tiga puluh tiga menit, sebentar lagi selesai sepertinya…”

Dua kali, hampir saja jantung Draco berhenti saat melihat tanda merah di udara sebagai tanda bahwa ada peserta yang sedang dalam masalah. Kali pertama, ternyata Delacour yang berada dalam masalah, dan yang kedua, sampai membuat Draco dan Hermione syok, adalah Viktor. Kedua peserta itu terlihat begitu gemetar saat para guru menuntunnya keluar untuk kembali bergabung dengan keluarga mereka. Draco menghabiskan waktu yang tidak sebentar mengamati Ibu Viktor yang mengelus-elus punggung Viktor untuk menenangkannya, sementara Viktor sendiri menatap lurus dengan pandangan kosong.

Setelah Viktor gugur, tidak ada yang terjadi untuk waktu yang lama. Benar-benar terlalu lama bagi Draco.
“Tersisa Harry dan Diggory sekarang,” gumam Weasley beberapa waktu kemudian, nada frustrasi terdengar jelas dalam suaranya. “Bukannya harusnya tidak selama ini?”

“Tidak juga sih,” Hermione menggeleng. “Malah, semakin sedikit peserta yang ada di labirin, semakin lama mereka menemukan pialanya karena makhluk sihir yang ada di sana semakin banyak yang menyerang mereka. Bahkan kalau cuma tertinggal satu peserta, mereka bisa saja berputar-putar karena tersesat.”

“Belum lagi kita tidak tahu apakah mereka baik-baik saja,” tambah Draco dengan suara tercekat. “Bisa-bisa, mereka diserang sesuatu dan tidak punya kesempatan untuk menyalakan percikan tanda merah untuk meminta bantuan.”

“Jangan berpikir begitu dong!” desis Hermione, dengan kuku-kuku yang terhujam ke lengan Draco.
Draco tidak bisa berpikir yang terburuk—saat satu jam kemudian kembali terlewati tanpa ada tanda-tanda Harry maupun Diggory, Draco semakin yakin bahwa ada sesuatu yang sedang terjadi.

Tindak-tanduk dari para staf dan guru semakin meyakinkan kecurigaannya. Apalagi setelah itu tiba-tiba Karkaroff bangkit berdiri, dengan wajah yang begitu pucat dan penuh ketakutan. Dia pamit cepat-cepat pada Profesor Dumbledore sebelum akhirnya pergi dari sana.

Karkaroff sama sekali tidak kembali ke tempatnya.

Segera setelah itu, Snape muncul di meja juri, bersikeras untuk berbicara dengan kepala sekolah. Kemudian mereka berdua menjauhi  kerumunan untuk bicara secara privat. Setelah Profesor Dumbledore kembali ke tempatnya, wajahnya begitu tegang. Draco menatapnya, berharap beliau mengumumkaan sesuatu, memberitahu mereka soal apa yang sedang terjadi, namun beliau hanya menggelengkan kepalanya pada Bagman dan Maxime lalu duduk kembali.

Baru setelah dua jam berlalu sejak Harry memasuki labirinnya, dia berhasil keluar. Suara keras terdengar dan tiba-tiba saja Harry sudah muncul di depan meja juri, tengkurap di atas rerumputan, tak bergerak. Di tangannya dia membawa Piala Triwizard, sedangkan di tangannya yang lain, ia memeluk lengan Diggory.
Mereka berdua terbaring dengan begitu kaku. Terlalu kaku.

Di sebelahnya, Hermione terkesiap, bangkit berdiri. Weasley bersorak saat melihat Piala Triwizard-nya berada di tangan Harry. Namun Draco cuma bisa tegak di sana, membeku, karena sadar bahwa ada sesuatu yang salah di sini.

Suara bising terdengar dimana-mana. Para staf langsung mendekati ke dua peserta tersebut, Profesor Dumbledore yang paling cepat berada di depannya.

“Ada apa?!” tanya Hermione. “Apa mereka baik-baik saja?! Apa mereka terluka?!”

Kemudian, suara pekikan nyaring dan tangisan terdengar begitu memilukan. Saat itulah Draco mendengar sebuat kalimat yang membuat seluruh darahnya membeku.

Do It All Over Again (INA Trans)Where stories live. Discover now