[Year 1] Chapter 7. Kesetiaan Seorang Slytherin

2.4K 499 54
                                    

"Itu Quirrell," gumam Harry, terdengar begitu lega, namun Draco langsung meremas lengannya dan menggelengkan kepalanya. "Kenapa?" Desis Harry, mengernyitkan dahi.

"Jangan percaya pada orang itu," bisik Draco. Dia lalu menatap Hermione lewat pundak Harry, dibalas Hermione dengan anggukan kecil.

"P-P-Potter," Quirrel tergagap saat sudah berada dekat dengan mereka, sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling koridor yang temaram. "A-a-apa yang kalian la-lakukan di bawah sini?"

"Kenapa Anda bisa tahu kami berada di bawah sini?" Tanya Draco memberanikan diri. Seolah keinginannya untuk melindungi Harry memberinya keberanian yang selama ini tidak pernah dia miliki.

"P-P-Profesor M-McGonagall bilang kalian m-m-menghilang." Quirrel menjelaskan masih dengan tergagap. "B-beliau memerintahkan k-ku—"

"Beliau pasti akan mencari kami sendiri," ujar Draco memicingkan matanya, menatap Quirrell dengan tajam. Draco berusaha setengah mati agar tidak terlihat ketakutan. "Anda berada di sini karena ingin batunya, bukan?"

Seketika, Quirrell berhenti tergagap. Sebuah senyum simpul terulas di wajahnya.

"Bagus sekali, Mr. Malfoy," pujinya, merasa tertarik. "Ternyata kamu memang anak dari Ayahmu. Padahal kukira kamu tidak sepertinya."

"Aku sama sekali tidak sepertinya!" Draco mencibir. "Kami tidak akan membiarkanmu mendapatkan batunya! Kami sudah memperingatkan Profesor Dumbledore dan beliau sudah dalam perjalanan ke sini!"

"Dia berbohong," suara mendesis terdengar pelan. Mata Draco seketika melebar sambil menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber suaranya. Suaranya tidak keluar dari bibir Quirrell.

"Kamu cerdik juga, Malfoy," senyum Quirrell. "Tapi tidak cukup cerdik. Seperti kepala Asramamu, kamu juga mencurigaiku, tapi kalian semua tidak ada yang bisa menghentikanku. Sekarang, katakan padaku—dimana batunya?"

Hermione lah yang menjawabnya, namun suaranya bergetar.

"Kami—kami belum—kami cuma—"

"Potter," suara berdesis itu kembali terdengar, membuat Draco merinding. "Si Anak Potter itu membawa batunya."

Mata Quirrell segera teralih ke Harry, yang masih memandang Quirrell penuh rasa terkejut.

"Mr Potter," Quirrell tersenyum, sambil mengulurkan tangannya, dengan telapak tangan di atas, sambil menunggu. "Berikan batunya."

"Tidak akan." Tolak Harry tegas, sambil menggelengkan kepalanya penuh tekad. "Langkahi dulu mayatku."

Draco menahan dirinya untuk tidak mengerang begitu mendengarnya. Dia sangat ingin memukul belakang kepala Harry karena dia tidak ingin Quirrell punya ide yang lebih aneh-aneh lagi untuk mencelakai Harry.

"Biarkan aku yang bicara dengannya..." suara desisan itu memerintah. Draco menghela napasnya dalam, mengedarkan pandangan lagi ke sekeliling, namun tetap tidak menemukan siapa-siapa. "Biarkan aku berhadapan dengannya."

"Master, anda belum cukup kuat," gumam Quirrell dengan mata yang kosong, seolah dia sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

Barulah Draco dasar, bahwa turban milik Quirrell digunakan untuk menutupi sesuatu. Panik kembali menyergap Draco. Mereka harus keluar dari sini sekarang juga.

"Kalau untuk begini saja, aku sudah punya cukup kekuatan..." kata suara itu, membuat Quirrell mematuhinya. Dia kemudian mengangkat tangannya untuk melepaskan turban.

Saat itulah, baik Weasley dan Draco sepertinya memikirkan hal yang sama.

"Petrificus Totalus!"

Do It All Over Again (INA Trans)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang