[Year 2] Chapter 2. Kisah Seram Slytherin

2.6K 425 60
                                    

Minggu pertama di tahun pelajaran baru mereka harusnya tenang jika tidak ada tiga hal yang menyebalkan. Yang pertama, tentu saja, Gilderoy Lockhart, yang tidak hanya memberikan pelajaran paling menjijikkan sepanjang sejarah Draco sekolah (bahkan lebih menjijikkan dari Sejarah Sihir yang harus dipelajari Draco dua kali seminggu), orang itu tampaknya begitu semangat untuk membuat Harry kesal, yang secara tidak langsung juga membuat Draco kesal.

Yang kedua, adalah anak Gryffindor kelas satu bernama Colin Creevey, seorang anak keturunan Muggle yang sangat memuja Harry seolah Harry adalah Merlin dan mengikutinya kemanapun Harry pergi seperti anak anjing mengikuti tuannya. Yang sebenarnya bisa saja membuat Draco terhibur, jika saja anak cebol itu tidak mengganggu waktu berdua Draco dan Harry yang sudah sangat sedikit di tengah-tengah sibuknya pelajaran, tugas dan tinggal di asrama yang berbeda. Draco merasa sudah tidak sesering dulu merengek soal satu-satunya Slytherin di kelompok Gryffindor karena Harry selalu menyisihkan waktunya untuk menghabiskan waktu berdua dengan Draco, namun Draco tidak akan membagi perhatian Harry pada seorang anak cebol menyebalkan yang kemana-mana membawa kamera, seolah dirinya anak magang di majalah Witch Weekly dan bukannya seorang siswa yang bersekolah di Hogwarts.

Sumber kekesalannya yang ketiga—atau mungkin juga bisa disebut sumber stres—adalah fakta bahwa dirinya merupakan anggota Tim Quidditch yang baru. Hari Jumat malam, saat Flint memberitahunya bahwa latihan perdana akan dilakukan keesokan paginya, Draco masih belum memberitahu teman-temannya soal itu. Draco tahu, dia tidak akan bisa menyembunyikan fakta itu untuk selamanya, namun dia merasa posisinya di Tim Quidditch membuatnya malu karena dia akan menjadi seperti Ayahnya.

"Aku tidak akan memaksamu untuk mengikuti permintaan Ayahku, loh," komentar Draco saat rasa bersalahnya tidak dapat lagi dibendung. "Kalau kamu melakukan tes uji coba, aku dengan senang hati akan melakukannya."

"Buat apa?" tanya Flint, memandangnya dengan heran. "Kalau aku tidak memberimu posisi, aku harus mengembalikan semua sapu terbangnya, mana mungkin aku mau. Jadi jangan aneh-aneh ya Malfoy!" tambahnya, dengan mata yang memicing ke arah Draco. "Aku akan menenggelamkanmu di danau kalau kamu masih bersikeras mau ikut tes uji coba!"

Jadi Draco menelan protesnya dan pasrah dengan keadaan yang ada—sisi Slytherinnya yang penuh ambisi berteriak padanya untuk berhenti mengeluh dan ambil saja kesempatan ini karena ini adalah hal yang paling dia inginkan bahkan sebelum dia masuk ke sekolah, sementara sisi dirinya yang lain sebagai teman seorang Harry Potter merasa situasinya saat ini begitu salah dan tidak bermoral. Tapi sebenarnya Draco bisa saja membuktikan pada dunia bahwa dia pantas mendapatkan posisi ini. Toh, Draco mempunyai kemampuan terbang yang begitu baik, membuat dirinya sendiri bangga. Tidak akan ada yang akan protes soal keputusan Flint menjadikannya seorang Seeker begitu melihat kemampuan Draco, bukan begitu?

Tapi tetap saja, Draco sama sekali tidak menantikan saat teman-teman Gryffindornya tahu apa yang terjadi. Bayangan akan dirinya yang mengecewakan Harry membuat Draco begitu takut.

Malamnya, Draco tidak bisa tidur dengan nyenyak, dan saat dirinya berjalan menuju Lapangan Quidditch dengan rekan satu timnya keesokan harinya setelah sarapan, Draco sampai merasa mual. Perutnya terasa melilit begitu sadar bahwa ada orang-orang yang terbang di Lapangan Quidditch, Draco kemudian menunjuk dengan penuh harap. "Lihat, lapangannya dipakai! Mungkin kita harusnya—"

"Tentu saja tidak masalah," Flint memotong, dengan senyuman yang sama sekali tidak disukai oleh Draco. "Aku punya surat ijin khusus dari Profesor Snape, karena aku butuh melatihmu. Jadi Wood harus rela berbagi Lapangan."

"Wood?" tanya Draco ngeri. "Apa yang sedang latihan itu Gryffindor?"

"Yup," Flint mengangguk senang, sangat kontras dengan perasaan Draco yang begitu gelisah saat harus berlatih bersama dengan Gryffindor.

Do It All Over Again (INA Trans)Where stories live. Discover now