[Year 6] Chapter 7. Antara Melompat atau Tidak

1.7K 211 29
                                    

Mereka semua pulang untuk liburan natal keesokan harinya, dan perjalanan mereka sedikit rikuh daripada yang biasanya karena kejadian tidak enak yang kemarin. Draco duduk dalam satu kompartemen yang sama dengan Hermione, jauh dari tempat Harry dan Weasley duduk. Dalam separuh perjalanan mereka, Hermione curhat habis-habisan soal Weasley, McLaggen, Brown lalu Weasley lagi, sebelum akhirnya Hermione puas dan menatap Draco penuh tanya. Saat itulah Draco tahu bahwa Hermione akan memulai interogasinya.

"Jadi," ujarnya mencoba terdengar santai. "Kamu dan Harry kelihatannya begitu nyaman kemarin malam." Mendengarnya, Draco berdehem dan melempar pandangannya ke luar jendela. "Cepat atau lambat kamu harus memberitahuku apa yang terjadi, Draco," ujarnya datar. "Atau aku yang cari tahu sendiri."

"Tidak terjadi apa-apa kok," Draco mengaku dengan jujur.

"Draco, aku ada di sana loh," Hermione menekankan sambil mengangkat alis, sama sekali tidak percaya dengan jawabannya. "Aku melihat kalian saling goda bahkan dari seberang ruangan!"

"Iya deh iya," Draco menyerah. "Oke, mungkin iya, yang kamu lihat itu benar."

"Bagus deh kalau kamu tidak mengelak lagi."

"Aku tidak bodoh, Hermione!"

"Hampir saja aku mengira kamu bodoh."

Draco menatapnya tak suka, namun Hermione hanya senyum-senyum.

"Jadi," Hermione angkat bicara lagi. "Tidak ada lanjutannya? Kupikir kalian akan ciuman atau apa setelah pergi dari pestanya. Cara dia menatapmu itu loh..."

Pipi Draco langsung memerah, sampai rasanya dia ingin menendang dirinya sendiri.

"Aku rasa dia memang ingin menciumku sih," Draco mengaku, nadanya tercekat. "Soalnya sempat ada momen... dan aku sudah akan menciumnya, cuma ada yang mengganggu, jadinya aku mundur."

"Hah?!" Hermione hampir memekik, melebarkan matanya. "Draco! Kamu nih!"

"Bukan niatku begitu!" Draco merajuk. "Cuma ada seseorang yang lewat, terus tiba-tiba aku mundur begitu saja!"

"Bodoh kamu ini!" Hermione memutar matanya, menatap Draco lelah. "Kenapa sih kamu tidak mau menerima kalau ada hal baik yang terjadi padamu?!"

"Aku ini sudah berusaha!" Draco protes. "Bukannya aku sengaja menyabotase diriku sendiri kok!"

"Kadang rasanya begitu, tau," Hermione menggerutu, lalu menggelengkan kepalanya. "Tapi setelah ini kan ada liburan natal, kamu bisa manfaatkan itu. Aku tahu sekarang kamu tinggal di rumah bibimu dan dia di rumah Ron, jadi pasti kalian akan sering bertemu. Jangan sampai menyia-nyiakan itu ya. Aku tidak mau lagi dengar ada percobaan ciuman yang gagal saat kita bertemu setelah ini!"

"Iya, Yang Mulia," jawab Draco, lalu tersenyum saat Hermione menyeringai padanya.

"Kamu ini konyol sekali sih," ujar Hermione dengan sayang. "Kalian berdua ini. Aku benar-benar tidak sabar melihat kalian pacaran."

Draco menggigit bibir bawahnya untuk menahan senyumnya, namun dirinya tidak bisa.

.

Kata-kata Hermione benar soal Draco yang sering menghabiskan waktu di rumah keluarga Weasley, walaupun bukan berarti dia dan Harry punya waktu berdua tanpa yang lain. Ketika Weasley tidak ada, Ginny minta ditemani supaya tidak terjebak mengobrol dengan si 'Phlegm' (T/N: panggilan 'sayang' Ginny untuk Fleur Delacour, calon kakak iparnya, artinya 'Dahak' karena Ginny tidak suka dengan Fleur). Kalau tidak begitu, Mrs Weasley yang terlalu sibuk mengurusi mereka.

Walaupun mereka jarang berdua, Harry tidak pernah berhenti memandangnya dengan tatapan campuran antara tajam dan hangat, membuat Draco merinding. Jadilah Draco tahu bahwa memang ada sesuatu yang tumbuh di antara mereka, sedikit demi sedikit, lewat setiap pandangan, senyuman dan sentuhan yang mereka bagi satu sama lain.

Do It All Over Again (INA Trans)Where stories live. Discover now