[Year 4] Chapter 12. Pertanyaan Soal Kewarasan

2K 302 68
                                    

Kembali menjadi teman Harry seolah seperti kembali bernapas dengan lega setelah sebelumnya tenggelam dalam air terlalu lama. Perasaan tidak enak yang dirasakannya setiap dirinya terjaga, ke-engganannya menjalani hari-hari, seperti sirna tiba-tiba. Dan ketika Harry menunggunya di Aula Depan seperti biasa saat Draco pergi sarapan, dirinya sudah membawa beberapa roti isi di tangan dan senyum penuh harap di wajahnya. Draco merasakan kehangatan langsung menyerang dadanya, membuat dirinya balas tersenyum pada Harry dengan begitu mudahnya.

Mereka berjalan di halaman sambil makan roti isi, menikmati cuaca cerah musim semi dan keberadaan satu sama lain. Harry terus-terusan berbicara seperti pipa bocor, memberitahunya soal detail-detail kejadian yang dilewatkan oleh Draco selama beberapa bulan terakhir dan banyak hal lainnya, begitu bersemangat untuk terus berbicara dengan Draco. Dan Draco benar-benar bersyukur karenanya. Segalanya terasa familiar dan normal seperti dulu, benar-benar seperti apa yang Draco butuhkan.

Ketika mereka sudah menyelesaikan makannya dan para siswa sudah mulai ramai berjalan-jalan di halaman kastil untuk menikmati cuaca, Harry menghela napas lalu mengaku, “Hermione menyuruhku buru-buru ke ruang kelas Mantra di lantai tiga untuk kembali latihan. Tapi aku ingin setidaknya menghabiskan waktu berdua denganmu dulu.”

“Ide yang bagus kok,” Draco setuju, lalu melemparkan sisa roti isinya ke danau agar cumi-cumi raksasa bisa memakannya. “Karena kurasa kita juga butuh waktu untuk terbiasa lagi dengan satu sama lain.”

“Iya,” Harry mengangguk. “Kita harus lebih sering seperti ini. Menghabiskan waktu berdua, tanpa Ron atau Hermione, maksudku.  Dan jangan ajak si Krum juga.”

“Kamu ada masalah apa dengan Viktor?” tanya Draco, mengernyitkan dahi melihat nada Harry yang terdengar agak masam.

“Tidak ada sih,” Harry menghela napas lagi. “Cuma… aku terlalu sering menghabiskan waktu dengan Ron dan Hermione di Gryffindor, dan kamu juga sudah sering bersama dengan Krum di meja Slytherin saat makan, belum lagi di perpustakaan bersama dia dan juga Hermione. Dan aku juga ingin seperti itu. Berdua saja… tanpa diganggu yang lain.” Harry kemudian terdiam, dan Draco menunggunya karena merasa perkataan Harry belum selesai.

Saat sahabatnya itu melanjutkan, suaranya terdengar begitu pelan. “Bukannya aku benci Krum,” gumamnya. “Aku cuma tidak suka dia dekat-dekat denganmu selama beberapa minggu terakhir ini, seperti menggantikan posisiku. Aku tahu memang yang kemarin itu salahku, tapi aku benar-benar tidak suka melihatnya.”

“Viktor memang baik sekali, dia benar-benar membantuku,” Draco makin mengernyitkan dahinya. “Dan aku sungguh menghargai usahanya untuk memahamiku dan menjadi teman baikku. Tapi, Harry,” Draco memaksakan dirinya untuk menatap lurus bola mata hijau zamrud itu, “Mustahil kalau ada orang lain yang bisa menggantikanmu. Benar-benar mustahil.”

Dan ketika Harry mengangguk, Draco tersenyum, mendekat sampai kedua pundak mereka bersentuhan. “Tapi aku juga tidak masalah sih kalau makin diperhatikan olehmu,” guraunya, membuat Harry tertawa keras.

“Bagus kalau begitu,” Harry terkekeh. “Soalnya kamu benar-benar akan terjebak denganku selamanya. Tidak boleh menjauh lagi dariku. Karena aku tidak akan mengijinkannya.”

“Iya deh, terima kasih atas peringatannya,” Draco menyeringai, lalu menarik Harry untuk kembali masuk ke dalam kastil.

.

“Jadi,” kata Viktor saat dirinya bergabung dengan Draco di meja Slytherin ketika waktu makan malam tiba. Dirinya mengamati wajah Draco. “Herminny bilang kamu dan Potter sudah baikan.”

“Benar,” Draco tersenyum. “Terima kasih karena sudah membantuku, omong-omong.”

“Aku tidak melakukan apapun kok,” jawab Viktor cepat, namun ketika Draco hanya menyeringai padanya, Viktor membalas senyumannya. “Bagus deh kalau kamu kembali normal,” katanya mengedikkan bahu, lalu menggigit ayam di depannya.

Do It All Over Again (INA Trans)Where stories live. Discover now