21

22.9K 2.6K 20
                                    




Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" Jadi kau yang sudah memukul putraku?"

Allen mengangguk tanpa merasa bersalah

" Sialan! Akan kubunuh kamu!"

Seorang wanita berpakaian glamour menyerbu ke arah Allen, namun segera dihentikan pria di sampingnya

" Tenanglah, jaga sikapmu"

Hump!

Wanita itu dengan cepat mengembalikan ketenangannya

" Kamu sudah melukai banyak siswa kali ini, jadi aku akan mengeluarkan kamu dari sekolah"

Allen mengangkat alisnya sebelah mendengar ucapan kepala sekolah

Prok prok prok

Allen bertepuk tangan, ia duduk di kursi yang terletak di tengah-tengah ruangan sembari menyilangkan kakinya

Auranya menguar, inilah si penguasa

"Oh anda benar-benar hebat tuan Tedy, anda langsung memutuskan hukuman tanpa tahu atau mendengar alasan saya terlebih dahulu, seperti yang diharapkan dari tuan Tedy yang terhormat"

Dahi Tedy berkerut bocah di depannya sangat berani menyindirnya terang-terangan, di mana sikap pemalu dan penakut sebelumnya

" Kamu sudah terbukti memukuli siswa-siswa itu jangan mengelak nak!"

Allen terkekeh, namun tatapannya tajam

" Bagaimana jika aku mengatakan saat itu mereka berniat untuk memukuliku dan yang kulakukan hanya membela diri, apa pendapat anda tuan Tedy?"

Tedy mengeraskan rahangnya bocah ini benar-benar berniat mengujinya

" Jangan berbohong! Para korban sudah bersaksi, buktinya kuat! kamu tidak bisa mengelak!"

" Tapi anda lupa teman-temanku juga berada di sana berada di lokasi kejadian kemarin, apa Anda tidak butuh kesaksian mereka?"

Tedy tertawa

" Teman-temanmu? Hahaha... Mereka pasti akan membelamu dan memberikan kesaksian palsu! Jangan membodohi ku nak!"

Allen memandang Tedy seperti melihat orang bodoh

" Begitu juga anak-anak yang kupukuli, mereka bisa saja berbohong dan mengalihkan fakta yang sebenarnya, tuan Tedy anda tidak benar-benar bodoh bukan?"

Salah satu orang tua murid memukul tangannya ke meja

Brak!

" Kau sudah terbukti bersalah! jangan mengelak lagi bocah!"

" Ya benar! Kau beruntung hanya keluar dari sekolah ini, jika kami tidak berbelas kasih, kau pasti sudah masuk penjara sekarang!" timpal yang lain

Menghadapi tekanan seperti itu tidak menggoyahkan psikis Allen, ia tetap tenang sembari memandang orang-orang di depannya dengan tatapan mencemooh

" Kalau begitu aku akan menelepon polisi juga, anak-anak kesayangan kalian itu selama ini sudah membullyku, hehe... Aku tidak sabar bersama mereka di penjara anak nanti"

Tatapan para orang tua itu goyah, penjara anak? lupakan! dia hanya anak gila

" Dasar tidak tahu diri! Selama ini kami sudah menampung anak sialan seperti kamu tapi kau malah memukuli Vano ku!" teriak wanita paruh baya

Alger or Allen Where stories live. Discover now