4

36K 3.2K 53
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.



" Bang Alger!!"


Bryan menangkap tubuh Alger sebelum jatuh ketanah dan membawa kepelukannya.

" Bang jangan tidur dulu bang!,Lo harus sadar bang! gue gak mau jaga ini semua bang, gue gak bisa! gue gak sanggup..."

Air mata Bryan mengalir deras begitu juga para anggota Blood Evil,mereka menyerang musuh dengan membabi buta,mereka kesal,marah juga sedih, saudara mereka terluka...

" Bang Alger bertahan bang,ki..kita kerumah sakit sekarang! gue mohon bertahan buat gue bang!"

Bryan berniat membopong tubuh Alger namun tangan pucat yang lemah memegangi lengannya sembari menggelengkan kepala pelan

" Capek" ucap Alger, senyum tulus masih terpampang jelas diwajahnya, senyum yang sedari dulu ingin dilihat sang adik.

" Bang...gue mohon...bertahan hiks bertahan bang...hiks hiks jangan tinggalin gue,gue udah gak punya siapa-siapa selain Lo bang hiks jangan tinggalin kita hiks hiks kita masih butuh Lo!"

Mata Alger terasa berat, nafasnya semakin tak terasa,ia menatap sayu adiknya

" Untuk kali ini... biarin gue nyerah...gue capek hah...Lo gak kasian sama gue dek hehe..."

Alger terkekeh pelan hampir tak terdengar,rasa dingin menjalar dari ujung kaki namun ia tak bisa merasakannya.

" Baik-baik disini..gue mau tidur,jangan ganggu dan jangan bangunin gue.... karena Lo gak akan pernah bisa lakuin itu....gue udah senyum loh kenapa kalian gak senyum..ayo senyum... buat gue "

Alger menatap adik dan teman-temannya yang berlinang air mata.

Perlahan sebuah senyum terbit diwajah mereka meski terkesan dipaksakan namun mereka tetap mempertahankan senyumnya... untuk saudara mereka,sang pusat kebahagiaan.

Melihat itu Alger terkekeh geli " kalian tambah jelek kalau nangis hehe.. saling jaga... kalian keluarga... makasih, gue bisa tenang kalau gini "

Kelopak mata Alger terpejam erat membawa rasa dingin di sekujur tubuhnya yang terbaring kaku di pelukan Bryan.

" Bang! Bang Alger! Bangun bang hiks hiks bangun! Jangan bercanda hiks hiks " Bryan menggoyangkan tubuh Alger, berharap sang kakak akan terbangun.

" Bry udah dek! Abang Lo udah mati! Dia udah tenang!" Ucap Rey, sahabat sekaligus keluarga bagi Alger dan Bryan.

" Bang ini bohong kan! Hiks hiks ini cuma prank kan, BILANG KE GUE KALAU INI CUMA PRANK BANG!! hiks"

Plak!

Dion menampar Bryan keras

" Denger Bry! Gue tau Lo sedih, tapi gak cuma Lo yang ngerasa gitu! Kita juga kehilangan Bry...dia udah nyerah! Biarin dia tidur dengan tenang,udah banyak beban yang dia tanggung di dunia ini,dia nyerah karena dia juga manusia Bry,gak selamanya dia bisa pikul beban itu! Dan Lo pasti tau Alger bukan orang yang suka berbagi beban sama kita terutama Lo,jadi..... lepasin dia" ucap Dion berusaha menyadarkan Bryan, teman-temannya...juga dirinya sendiri.

" Gue tau Lo terpuruk! Gue juga sama! Kita semua sama terpuruknya dengan Lo! Hargai keputusan Abang Lo Bry! Dan tetap hidup buat dia!"

Dion mengusap matanya kasar, meskipun sia-sia karena air matanya masih terus mengalir tak terhenti.

Bryan mengeratkan pelukannya dan menaruh pipinya di pucuk kepala Alger, air matanya masih mengalir menetes dipipi hingga jatuh di wajah dingin Alger.

Mulutnya tampak berbisik yang dapat didengar oleh orang-orang disekitarnya.

" Gue tau Lo itu pahlawan,bahkan lebih dari itu,tapi Lo juga goblok banget bang,Lo gak harus pendam semuanya sendirian, Lo bisa cerita ke gue, yah... walaupun gue gak tau harus berbuat apa hehe..."

Semua menatap sendu Bryan,mereka tau perasaan Bryan saat mengucapkan kata-kata itu, sesak dan berat.

'Kenapa begitu sakit hanya untuk melepas mu '

" Gue tau semua perjuangan Lo bang, Lo nyatuin kita di Blood Evil bukan sebagai gangster tapi sebagai keluarga kan? ini yang Lo harapkan.. jadi kenapa Lo pergi...Lo jahat kalau kayak gini,kita udah nyaman sama keberadaan Lo tapi Lo malah pergi, jahat banget tau gk?"

Kosong, tidak ada jawaban untuk pertanyaan Bryan kali ini,dunia terasa membisu dengan tangisan langit kelabu.

" Walaupun ini bukan keluarga seperti ekspetasi Lo tapi gue tau Lo yang paling bahagia karena keberadaan kita, jadi kenapa Lo milih nyerah? Gue gak ngerti apa isi otak kolot Lo itu? Apa sebegitu beratnya beban yang Lo tanggung, jadi Lo milih pergi gitu? atau apa karena gue nyusahin Lo selama ini? Haha....gak mungkin karena itu kan? Lo paling sayang sama gue jadi gak mungkin kan?"

Bryan mendongak, menatap kosong langit mendung, membiarkan air hujan membasahi wajahnya bercampur dengan air mata yang tak berniat untuk berhenti.

Semua anggota Blood Evil masih berdiri tegak mengelilingi sang kepala yang telah tiada dalam pelukan adiknya.

" Lo jahat udah bikin kita nangis kek gini, pasti Lo ngetawain kita dari atas sana, iya kan?......gue berharap ada kehidupan selanjutnya biar gue bisa ketemu sama Lo,entah nanti wujud Lo kek sapi atau babi,gue pengen ketemu sama Lo pokoknya, bilang sama Tuhan ya....dan gue harap Lo bakal bahagia dengan keluarga baru yang peduli dan sayang sama Lo, sebagaimana Lo sayang sama gue dan temen-temen.... selamat jalan bang.."

' selamat jalan Alger Diandra '


























' ulurkan tanganmu dan sambutlah kehidupan ku untuk kebahagiaan baru mu'

Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now