15

26K 2.8K 27
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" BERHENTI!!"

Wajah ceria anak-anak 7C berubah muram, didepan mereka berdiri Vano, si kembar dan pengikut or..babu Vano yang tak sedikit jumlahnya

Clap clap clap..

Agam bertepuk tangan, ia melangkah sembari tertawa sinis

" Wah! Wah! Cepet juga pergerakan Lo bang...duhh... Kok anak babi ngikut kesini sih, nanti kena pukul nangis lho.."

Tatapan Agam terpaku pada Vano yang bersembunyi dibelakang Bima

" Jaga ucapan Lo ya anjing!" Teriak Bisma melihat adiknya yang terisak dan menatap Agam takut.

" Se.. sebenarnya hiks aku salah apa hiks sama kalian hiks hiks kenapa kalian suka banget ejek aku hiks hiks"

Seketika Agam dkk (-Allen & Saka) tertawa keras

" Haha..Lo masih tanya salah Lo apa? Haha.. jangan bercanda deh, kayak orang tolol tau gak!"

" Kapan kita ngejek Lo? Liat Lo aja gue ogah anjim!"

" Dibilangin jangan pitnah masih aja suka pitnah! Sarap ya otak Lo"

" Ngaca anjir! Biar tau salah Lo apa? Oh jangan-jangan Lo gak punya kaca ya?"

" Maklumlah Fan, dia kalo ngaca kan pake kaca jendela, jadi mana bisa liat muka sendiri! Eh! Emang dia punya muka?"

" Loh Lo gak tau Nad? Dia punya 2 muka lho..kok Lo gak tau sih.. ck ck ck main Lo kurang jauh Nad" Zero menggelengkan kepala kasian

" Iyakah? Woahh hebat banget, trus mana muka satunya?"

" Itu kalo dia lagi sendiri, kalau ditunjukin disini nanti ketahuan kalau dia tuh ppb " seru Vio

" Apaan tuh ppb?" Tanya Jodi

" Polos-polos bangsat hahaha...."

Anak 7C kembali tertawa keras melihat raut wajah penuh amarah Vano dan antek-anteknya

Disisi lain Allen tengah mengerutkan kening, lorong yang mereka lewati sepi dan tidak ada kamera pengawas

Jumlah anak-anak didepannya sekitar 30 siswa, jelas tak sebanding dengan anak-anak dari kelasnya

" Mainnya keroyokan ck! Malu-maluin banget "

Suasana tiba-tiba hening, bahkan suara jarum jatuh pun bisa terdengar

Anak 7C memandang penuh bangga pada Allen

' akhirnya bayik balik ngelawan'

' bayi udah dewasa'

Sementara raut wajah anak-anak didepan bertambah suram

" Bangsat Lo! Cupu aja belagu!"

" Maju Lo cupu! Biar gue patahin kaki gak berguna Lo!"

" Jangan sok Lo! Sekali pukul..mati Lo!"

" Oh.." Allen menyeringai lebar, matanya memandang rendah murid-murid didepannya

" Sekumpulan idiot buta cih!"

Segera ia berlari menerjang kumpulan murid yang melemparkan tatapan mengejek

Suasana sepi digantikan aura yang menguar dari Allen, auranya pekat penuh dominasi. Ini adalah aura seseorang yang sudah melewati ribuan jalan kematian

Semua orang membeku merasakan dominasi yang luar biasa, seakan-akan terdengar suara jeritan bercampur tangisan dalam aura itu

' ga..gak mungkin! Gimana dia bisa punya aura kek gitu'

Allen mulai menyerang Vano dan antek-anteknya

Bugh

Akh!

Krakk

Duagh

Ugh

Arrgghh..

" Gue udah sabar selama ini anjing!"

Tendangan di perut Bisma

" Gue terima semua perlakuan Lo"

Krakk

" Gue gak pernah minta aneh-aneh sama Lo!"

Allen menjambak rambut Vano, mengarahkan wajah Vano menghadap dirinya

" Gue gak pernah jahatin Lo selama ini... tapi Lo fitnah gue pake wajah badut Lo itu, Lo pikir ini Lucu!!"

Plak

" Abang Lo mukulin gue! Bunda Lo nampar pipi gue! Ayah Lo nyambuk punggung gue!... keluarga Lo udah usir gue! BELUM PUAS LO! BILANG BAGIAN MANA DARI HIDUP GUE YANG BIKIN LO GAK PUAS! GUE BERJUANG DARI KECIL DAN SEENAK JIDAT LO HANCURIN! LO PIKIR GUE GAK CAPEK HAH!!"

Tes..

Liquid bening mulai berjatuhan dari mata Allen

Brak!

Ia menghempaskan tubuh Vano kasar, tawa kerasnya menguar penuh kesakitan

Teman-temannya yang mendengar dapat merasakan betapa kerasnya hidup bocah pendiam itu

Dihina, dipukul, dijauhi, dihempas pergi

Dia lemah.. kenapa dunia tak adil! Apa karena dia lemah jadi keadaan memaksanya jadi kuat, tapi kenapa harus sehancur ini

" Bahkan orang terkuat di dunia juga bisa capek.. apalagi gue bangsat! GUE CUMA BUTUH KEBAHAGIAAN BUAT DIRI GUE SENDIRI, KENAPA GAK KASIH SEDIKIT AJA BUAT GUE!"

Tatapan Allen bergulir kearah Vano dan murid-murid yang meringkuk kesakitan

" Gue capek ngadepin drama picisan Lo ini, kalo emang Lo gak suka gue, TINGGALIN GUE SENDIRI! Gue bukan bumi yang bisa bertahan pas kena bencana alam"

Kepala Allen terkulai, matanya menatap lantai putih kosong, senyumnya mengejek

" Pergi..." Suara Allen terdengar lirih

Satu persatu murid mulai meninggalkan Allen dan anak-anak 7C.







Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now