18

25.7K 2.6K 16
                                    





Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.









Allen menghela nafas berat ' keknya skill akting gue kudu diaktifkan sekarang!'

Allen pura-pura menguap, tindakannya dengan menyadarkan keempat orang itu

" Allen ngantuk?"

Allen mengangguk tapi batinnya mendelik tak suka

' nih keluarga hobi banget ya basa-basi, udah tau malah nanya, heran gue'

" Tapi Allen baru bangun, masa mau tidur lagi"

" Iya tuh, adek juga baru selesai makan, nggak baik loh kalo langsung tidur" Alice menimpali ucapan Selvi

Mata Allen sedikit terkulai menunjukkan kalau ia benar-benar mengantuk, berbanding terbalik dengan hatinya yang mendumel kesal

' suka-suka gue lah! Situ saha sih? Peduli amat! Makanya kalau natap tuh biasa aja! Jangan kek kuntilanak ketemu sama kang sate! Gue gak nyaman jadinya, emang dasarnya si penulis novel ini tuh pembohong ulung, deskripsi karakter semuanya salah!'

Tubuh Allen tiba-tiba terangkat, ia menjengit kaget, namun setelah tau siapa pelakunya ia memilih diam

Theo baru saja selesai mengganti bajunya yang terkena darah, ia lantas turun dan mendengar ucapan bunda dan kakaknya

Ia memilih mendekati Allen, mendapati mata Allen yang tampak sayu, seakan ia akan tertutup kapan saja

Theo mengangkat tubuh Allen dari belakang, ia merasa kasihan pada Allen yang terkantuk-kantuk

Allen mengalungkan tangannya ke leher Theo, sementara Theo sibuk memperbaiki gendongannya

" Udahlah Bun, biar Allen tidur sama Theo, kasian dia masih kecapean"

Theo memberi isyarat mata pada bundanya yang langsung mengerti

" Yaudah Allen tidur bareng bang Theo gih"

Allen mengangguk cepat, ia ingin cepat-cepat pergi dari ruangan itu

Ceklek

Theo menurunkan Allen ketempat tidurnya tak lupa ia menyelimutinya sebatas dada

" Adek tidur gih abang temenin"

" Abang gak makan dulu?"

Theo tersenyum lembut

" Abang makan nanti, sekarang adek tidur ya"

Allen menurut, ia menutup matanya dengan tenang

' oke yang satu ini walaupun rada tolol tapi gapapa ada sedikit kewarasan di otaknya '

Begitu melihat Allen yang tertidur pulas, senyum Theo semakin lebar, darah kembali keluar dari hidungnya

' IMUT BANGET ANJIR!! ANAK SIAPA SIH KOK BISA SELUCU INI!!!'






" Derick! Dimana putraku?!"

Elena baru saja pulang dari berbelanja, ia pikir saat pulang ia akan melihat putra bungsunya

" Hey tenang sayang, ada masalah dengan mafia kita, aku harus menyelesaikannya dulu "

Derick buru-buru menenangkan istrinya

" Lalu bagaimana dengan putra kecilku!"

" Mom tenanglah, baby akan baik-baik saja, anak buah ku akan menjaganya"

Alex mencoba menghibur Elena

" Tapi kapan kita menjemputnya?" Tanya Elena

" Secepatnya "

Semua orang melotot kearah Lexy, si penjawab

" Tapi mafia kita masih bermasalah bang! Bagaimana jika musuh nanti tau keberadaan baby? Dia bisa dalam bah-"

" Ku urus" potong Lexy

Semua orang menghela nafas dengan sifat Lexy yang keras kepala

" Ingat untuk berhati-hati bang, mommy tidak mau kamu terluka"

Suara Elena menyiratkan rasa khawatirnya, diantara putra-putranya hanya Lexy yang paling tidak bisa ia pahami

Putra sulungnya keras kepala dan penuh otoriter sejak kecil, ia bahkan hampir lupa apakah Lexy pernah bersikap manja padanya

"Ya"

Lexy memang terdengar cuek tapi ia tau bagaimana menghormati orang yang berada diatasnya, terutama mommy nya, mana berani ia menjawab dengan deheman

" Kurangi sikap cuek mu itu dek! Kau sudah belajar banyak bahasa manusia, jadi manfaatkan itu untuk bicara dengan benar"

Lexy mengabaikan ceramah Rachel yang membuat telinganya pengang. Ia memilih memejamkan mata, kepalanya terasa sangat sakit

" Kalau ngantuk tidur di kamar bang, jangan disini "

Sekali lagi Lexy mengabaikan ucapan saudaranya

" Kau sakit Lexy?"

" Tidak " Lexy membantah ucapan Alex

" Jangan lupa kita kembar Lexy, satu sakit yang lain akan merasakannya juga "

" Tahayul"

" Ck! Ini benar! Kau saja yang tidak punya ikatan batin saudara, jadi tidak bisa merasakannya!"

" Berisik "

" Dasar! Gen siapa sih!" Alex menengok ke saudara kembarnya yang tidak merespon

" Lah malah tidur "

Alex tersenyum tak berdaya, ia memilih menggendong Lexy ala bridal style, dahinya berkerut

' ringan banget, dia di Rumah sakit cuma makan nasi sebutir kali ya'

Meski terlahir kembar namun cukup mudah untuk membedakan keduanya

Lexy memiliki wajah lembut seperti Elena dengan tinggi badan 175 cm, sementara Alex memiliki wajah tegas perpaduan antara Derick dan Elena dengan tinggi badan 186 cm

" Aku akan ke kamar dulu"

Semua orang mengangguk

Ting

Lift berdenting, Alex keluar menuju kamarnya yang bernuansa hitam putih

Ia membaringkan Lexy disisi tempat tidur dan ia berbaring disamping Lexy

" Udah lama banget ya"

Alex terkekeh sembari mengelus surai hitam Lexy

Dulu kamar ini ditempati olehnya dan Lexy, namun saat mereka berusia 8 tahun, entah mengapa Lexy tiba-tiba meminta kamar sendiri, kepribadiannya berubah, ia semakin tertutup bahkan dengan keluarganya sendiri

" Gue kangen Lo yang dulu Lex, gue nggak ngerti kenapa Lo berubah..."



















Jangan lupa vote dan komen.

Alger or Allen Where stories live. Discover now