66

6 0 0
                                    


  Tidak lama kemudian, laptop itu segera menampilkan sebuah dashbord mobil yang tengah menunjukkan jalanan sepi seperti berada di pinggiran hutan yang gelap gulita. Sepertinya mobil itu tengah berkendara di malam hari di tempat yang jarang orang lewati. Namun pemandangan yang gelap itu berubah menjadi sangat terang karena sorotan dari mobil di arah lain dengan sangat cepat. Sebenarnya mobil mereka hanya oleng sedikit dan dapat pulih kembali setelah beberapa detik tak terkendali karena terkejut. Namun mobil lain datang dan dengan cepat menabrak bagian depan mobil dengan sangat kuatnya hingga membuat mobil tersebut terdorong dan kamera itu menampilkan seberangan jalan yang berarti posisi mobil berada di seberangan jalan lainnya. Tapi mengapa kameranya naik turun? Apa mobilnya berada di pinggir jurang? Tak begitu lama dari arah depan muncul seorang remaja perempuan mirip dengan wajah Rheva tempati namun masih begitu sangat polos dengan seorang wanita paruh baya yang menangis-nangis ingin meraih mobil depan itu namun mobil itu sudah meluncur ke jurang meninggalkan dua wajah yang menangis hilang bersamaan mobil yang jatuh semakin jauh.

  Vidio itu sudah terhenti tepat kegelapan tak mendeskripsikan dimana tempat mereka jatuh. Namun kedua insan yang sama-sama memiliki huruf R di depannya langsung terduduk kaku dan lemas setelah melihat vidio di depannya. Rheva tidak tahu kalau mobil yang ia tabrak malam itu adalah mobil milik keluarga Rheva. Ia hanya tahu kalau malam itu ia telah menabrak sebuah mobil dan ia harus menyimpan bukti kejahatannya karena waktu itu kekuatannya belum-lah sekuat ini. Dan dilain sisi Revan tidak menyangka ternyata kedua mobil itu yang telah membuat keluarga Reva kecelakaan. Karena Revan saat itu sedang berada di mobil yang pertama yang hampir membuat mobil Reva oleng dan hampir tergelincir.

  "Reva, lihat bagian ini. Disini ada gambar jelas nomor plat mobil yang sudah menabrak mobil keluarga lo. Setelah ini kita bisa minta keadilan Reva," ujar Aluna mengguncangkan lengan Rheva karena si empu-nya hanya terdiam.

  "Jadi gue sendiri pembunuh keluarga Reva?" Batin Rheva dengan jantung berdegup kencang.

Flashback on

  "hiks...halo Rheva! Adikmu diculik."

  Pyarr...

  Segelas arak yang belum sempat Rheva cicipi hancur seketika di lantai bersamaan pintu kayu itu didobrak kencang oleh Reno yang terkejut mendengar pecahan gelas di dalam. Reno ingin bertanya namun Rheva langsung mengisyaratkannya untuk diam dan mencoba fokus menangkap informasi dari benda pipih itu.

  Di seberang meja, Bastian yang sudah menghabiskan setengah gelas araknya langsung saja mengambil pistol di meja dan menyimpannya di saku. Setelah Rheva menurunkan ponselnya barulah ia menyodorkan sebuah pistol ke arahnya dan berucap dingin." Aku akan mengemudi."

  Melihat Bastian menyambar sebuah kunci mobil miliknya langsung saja Rheva dengan sigap merebut membuat Bastian langsung terkejut." Biar aku yang pergi, kalian selidiki dari sini dimana mereka akan pergi. Aku akan menyambungkan telepon ponsel ke bluetooth."

  "Nona, mau kemana?" Tanya Reno yang mencegah Rheva keluar dengan ransel hitam kecilnya.

  "Revan diculik, kamu bantu Bastian melacak mobilnya dan terus kabari aku. Ibu mengatakan kalau Revan menggunakan kalung yang aku berikan, jadi kalian bisa melacaknya."

  "Biarkan kami ikut, jika tidak bawa personil bersamamu," ujar Reno membuat Rheva menggeleng. Jika banyak orang yang ikut maka akan sulit baginya untuk melindungi Revan. Lagipula, yang menculik kali ini ayahnya sendiri jadi ia harus turun tangan.

  Namun Bastian tetap menurunkan beberapa orang untuk mengawasi Rheva dari jauh sementara ia melacak dimana keberadaan Revan sekarang. Karena untuk masalah pelcakan ini Rheva belum sepenuhnya dapat menguasai hingga menyerahkan hal ini kepadanya.

  Di lain sisi karena perintah Rheva tidak dapat dibantah, Reno dengan motor besar hitamnya pergi ke kediaman ibu Lisya setelah mendapat perintah lanjutan dari Rheva. Karena Rheva berpikir ibu dan kakaknya perlu pengawasan lebih ketat dan Bastian sudah memumpuni untuk melacak keberadaan Revan sendiri.

  Di jalanan jakarta yang ramai sebuah mobil hitam melaju kencang dibawah kendali seorang gadis yang masih berumur 15 tahun. Mobil hitam itu melesat mendahului beberapa pengendara yang terus memakinya karena berkendara secara ugal-ugalan di jalanan yang ramai. Hingga mobil hitam itu berbelok ke jalanan sepi yang ditumbuhi pepohonan tinggi dengan jalanan remang-remang ia akhirnya menemukan mobil putih dengan plat yang berbeda namun mobil inilah yang ia cari.

  Rheva mengejar mobil putih itu yang kemungkinan sudah mengetahui keberadaannya, dengan Bastian yang masih mengintrupsi tentang jalanan yang mungkin ia lewati, Rheva terus menubruk belakang mobil itu karena mobil tersebut tidak mau didahului.

  Mobil putih yang di dalamnya terdapat Revan terus saja melaju ke jalanan sepi hingga akhirnya berada di jalanan dengan tepian jurang yang menganga di bagian kanan jalan. Jalanan ini sepi dan sempit yang dapat menyulitkan mobil hitam di belakanganya untuk menyalip. Melihat itu Rheva terus menancapkan gas-nya hingga tidak sempat melihat ada sebuah mobil putih lainnya yang berkendara berlawanan arah. Rheva sudah berusaha mengerem namun karena jalanan yang cukup licin dan mobil itu terdeteksi mendadak tanpa sengaja ia menabrak bagian depan mobil itu dengan keras. Rheva tidak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya, setelah beberapa menit ia mendengar ledakan keras dari arah belakang. Rheva tidak mungkin berhenti, jika ia berhenti maka ia akan kehilangan Revan karena Bastian mengatakan kalau alat pelacak yang mereka selipkan di kalung Revan sudah mati, berarti ada yang sudah menghancurkannya. Jadi, dengan perasaan sedikit bersalah Rheva melanjutkan pengejarannya dan berdoa agar semua penumpang mobil itu selamat.

Flashback off

   "Va, Reva! Apa lo dengerin gue?"

  Rheva kembali ke akal sehatnya dan memandang Aluna yang berekspresi panik. Dengan gerakan kaku ia menyesap air dingin itu lagi dan mencoba mencerna apa yang terjadi.

  "Jadi pak Hakim mencari bukti ini untuk membalaskan dendam?" Tanya Rheva pelan, bahkan nadanya tidak menyiratkan ketidaksukaan melainkan kesedihan.

  "Iya, sudah susah payah pak Hakim mencarinya selama 2 tahun ini dan akhirnya kita mendapatkannya. Kita akhirnya dapat menghukum si pelaku Reva!"

  "Bagaimana kalian tahu kalau orang dari mafia itu yang menabrak mobil ini? Bagaimana mungkin kalian bisa berpikir ia pelakunya?"

  Aluna lalu dengan perlahan menjelaskan kepada Rheva semuanya yang ia tahu. Ia bahkan mengatakan kalau pak Hakim juga memasukkan mata-matanya ke beberapa kelompok besar lainnya. Karena pak Hakim awalnya tidak yakin kalau Queen mafia itu yang menabrak keluarga atasannya, namun ternyata ini yang mereka temukan.

  Rheva terus menerus menginterogasi Aluna tentang semua yang mampir di pikirannya. Tentang siapa yang memiliki ide ini, tentang apa saja yang mereka temukan dan siapa saja yang terlibat. Namun karena Aluna hanya mengetahui sedikit ia menceritakan pada Rheva apa adanya tanpa ada yang ditambahi. Walau sebenarnya ia curiga Rheva membutuhkan informasi sedetail ini Aluna mengenyahkannya pemikirannya dan terus memberi Rheva informasi beserta tindakan yang kini mereka lakukan untuk menjemput istri dan anak pak Hakim kembali.

 

 

Behind The New LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora