5

100 9 1
                                    


"Oh iya,reva kan orangnya dingin,gue kerjain aluna ah"batin reva tersenyum menjengkelkan.

"Lo gak takut sama gue?"tanya reva merubah nada bicaranya sedatar dan sedingin mungkin.

"Emang lo siapa?kok gue harus takut sama lo?"oke,mungkin aluna kebanyakan nangis dan membuatnya amnesia sesaat.

"Lo pikun?"sarkas reva dengan sangat tega.

"Heh,lo it........Rheva felisya?"kaget aluna yang langsung menutup mulutnya dengan mata terbuka lebar.

"Kok,gue yang ngerasa jadi hantu?"batin reva sedikit bingung.

"Hem,sudah pikunnya?"tanya reva dengan senyum mengejek.

"Ma-maaf rheva.Saya tidak memperhatikan"ujar aluna yang langsung berdiri dengan gugup.Ingin srkali reva meledakkan tawanya namun gak seru dong kalau langsung ending wkwk.

"Lo seharu......."

"Ayo nak luna,paman antarkan kembali ke sekolah"seru seorang pria paruh baya berjalan mendekati keduanya.

"Tapi luna masih ingin menemani reva pak"ujar aluna dengan nada serak menahan tangis.

"Tadi nak luna bilang izinnya hanya sampai 30 menit kan ke rumah sakit?nak luna harus kembali ke sekolah"

"Baiklah"uvap aluna dengan berat hati.Salahkan saja handphonenya kemarin tiba-tiba mati dan harus dibawa dulu ketempat service.Hingga temannya kecelakaan pun dia tidak tahu jika pak hakim tidak ke sekolah dan meminta izin tidak masuk untuk bosnya itu.

"Saya pergi dulu rheva.Sepertinya anda juga sedang sakit,semoga lekas sembuh"pamit aluna berjalan pergi.

"Ma-mari nona rheva"pamit pria paruh baya itu menyusul aluan yang berjalan dengan kepala menunduk.

"Pak hakim?"gumam reva saat siluet kdeuanya hilang dibalik lorong rumah sakit.Pertanyaan reva sudah terjawab,dia sekarang yakin yang melunasi biaya administrasi rumah sakit raganya adalah wakilnya pak hakim.Pria paruh baya itu sudah dia anggap seperti ayahnya sendiri,tanpa dia mengkin reva akan miskin dengan perusahaan ayahnya yang bangkrut dan hancur karena tidak ada pemimpinnya.

Reva membalikkan kursi rodanya lalu memasuki ruangan ICU yang sedang tidak dijaga.Dengan perlahan dia mendekati ranjang itu dan menatapi raganya yang terbaring lemah dengan masker oksigen membantu pernafasannya.Sepertinya kemarin yang luka parah rheva gak sih?

"Lo tahu rheva,gue gak ngijinin lo yang akan ambil alih tubuh gue nanti.Dan kalau lo mau tahu yang sebenarnya,gue jijik nempatin raga lo yang pasti udah banyak dosanya.Lo mafia pasti sudah pernah bunuh orang kan?gue gak mau yang nanggung dosa dan masalah lo nanti"

"Kapan lo sadarnya sih?kalau cuma mau lari sama masalah gak usah pura-pura tidur bangun dong kan......"

"Enggghhh......"

"Eh lo bangun?"kaget reva saat raganya mulai bergerak sedikit demi sedikit.

"Astaga!!!"Reva berjengkit kebelakang saat raganya tiba-tiba terduduk dengan mata yang langsung memelototinya seperti zombie hidup.

"Itu tubuh gue!""ujar raga reva yang sekarang sudah ditempati rheva felisya.

"Y-ya dan itu tubuh gue"ujar reva sedikit takut.

"Kenapa jiwa kita tertukar?"tanya rheva dengan nada kasar.Dia langsung melepas masker oksigennya dan menatap reva tajam.

"Y-ya ma-mana gue tahu,gue bangun udah diraga lo.Raga yang udah tabrak gue"sinis reva.

Reva malah menjadi semakin takut saat rheva tiba-tiba terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu,bahkan saking saling diamnya hanya alat pendeteksi jantung yang terdengar memenuhi ruangan.

"Jagain raga gue,gue juga jagain raga lo"ujar rheva setelah lama terdiam dan menyunggingkan senyuman kecil.

"Harusnya juga gitu,tapi apa kita harus saling pura-pura?"tanya reva.

"Jadi diri lo,sebahagia lo"

"Tapi lo gak boleh jadi jati diri lo ya,gue gak mau nama baik gue tercoreng karena ulah lo"tegas reva.

"Lo hanya tahu sisi gelap gue,lo bakal ngerasain sendiri bagaimana jadi gue.Gue harap dari bertukarnya jiwa ini lo bisa menilai seseorang bukan dari covernya dan kata dari orang lain"ujar reva merebahkan tubuhnya karena dirasa tubuhnya mulai melemah dan kepalanya pusing.

"Kenapa lo keliatan senang?"tanya reva.

"Gue harus sedih?itu gak guna.yang kita perlu lakukan hanyalah menerima kenyataan dan menunggu keajaiban"ujar rheva mulai memejamkan matanya.

"Lo keliatan lebih dewasa ngomong kaya gitu dan ya lo kan irit bicara kok malah cerewet kaya gini?"

"Gue ngerasa beban gue sedikit menghilang rev.Gue gak tahu gimana ngungkapinnya.Hanya terasa ringan saja dan juga lo orang pertama kali gue ajak mgomong panjang walaupun kita baru bertemu kemarin.Thanks"

"Gak penting juga gue jadi yang pertama. Hei,masa sih baru sekejap itu sifat lo langsung berubah?lo orang aneh"

"Gue juga tidak menyangka rev,tapi ini juga suatu keajaiban"

"Terserah,Gue mau pergi"ujar reva memutar kursi rodanya menuju pintu.

"Lo juga perlu tahu,jadi gue gak semenyenangkan lo kira.Sisi gelap hidup gue tidak sesederhana itu"

Ceklek

"Gue minta lo mindahin gue keruangan VVIP!!"



















"Baru saja kemarin pagi gue ngomong kalau lo gak bakal terluka setetes darah pun,lha ini apa ha?lo mau sombong ke gue kalau lo bisa terluka?"cerca seorang cowok menoyor pelan balutan perban dikepala kakaknya yang sedang tertidur.

"Kalau lo mau uji coba mati jangan tabrakan sama orang yang gue cintai dong,kalau dia yang mati gimana?"

"Lo tahu gak?harinini pertama kalinya gue ngajak dia jalan bareng.Tapi kemarin malah lo tabrak,jahat banget sih lo"

"Sudahlah tuan revan,biarkan nona rheva istirahat dulu"Tegur reno membuat cowok yang dipanggil revan menghentikan ocehannya.

"Ngomong-ngomong apa benar peristiwa Rheva kecelakaan itu ditutup?"

"Benar tuan,untuk menghindari hal-gal yang tidak diinginkan"Jawab reno yang langsung mendapat lirikan tajam dari revan.

"Lalu bagaimana dengan korbannya?biaya rumah sakit?keluarganya?dan apakah mereka menuntut pertanggungjawaban?"

"Maaf tuan ternyata korban itu yatim piatu dan walinya tidak menuntut kepolisian untuk membeberkan identitas lebih lanjut"

"Yatim piatu?"gumam revan menatap lurus kedepan.

"Lalu diruangan mana dia?"tanya revan.

"Ruangan VVIP disebelah kamar ini"

"Gue akan menjenguknya"ucap revan seraya mengambil tas yang dia letakkan disofa.

"Untuk apa tuan menjenguknya?apa tuan mengenalnya?"

"Dia temen gue yang gue cintai,dan lo jagain kembaran gue disini"ucap revan sambil berlalu.


Ditempat lain

"Paman siapa pelaku sebenarnya sih?kenapa paman tidam menanyakannya lebih lanjut?mungkin polisi akan memberitahu kita"

"Kejadian seperti ini sudah pernah terjadi 3 tahun lalu saat kecelakaan keluarga pak sagara.Pada saat itu paman susah berusaha mengusut siapa pelaku sebenarnya.Namun setelah berbulan-bulan penyelidikan hasilnya tetap sama Nol.Pihak kepolisian sudah menutup rapat-rapat kasus itu,bukti-bukti yang ada sudah dilenyapkan dan pihak-pihak hukum tidak ada yang membantu.Apa yang bisa laman lakukan?mereka pasti mempunyai kendali ynag tinggi di pemerintahan"ujar pak hakim terlihat frustasi dan sedih mengingat kejadian 3 tahun lalu terulang kembali.


Behind The New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang