Cigara||53||

Mulai dari awal
                                    

"Akhirnya duduk juga" Keluh Gavin.

"Kamu pintar banget sih punya ide kayak gini" Ucap Dara pada Gavin.

Selagi semuanya sedang duduk santai, Gara mengajak Cia dengan kode untuk meluangkan waktu berdua dan berbicara.

"Bentar" Lirih Cia.

"Gaes gue sama Gara ke sana dulu ya, kalian santai-santai aja "  Ucap Cia.

"Jangan jauh-jauh" Sahut Elen.

"Ada Gara juga tuh" Sarkas Rayhan.

"Kan cuman ngomong doang"

Mereka pun pergi setelah berpamitan, Gara menggandeng tangan Cia saat mereka sudah agak jauh dari pandangan lainnya. Mereka ber jalan-jalan sembari menikmati senja yang akan datang, Gara hendak menyenderkan kepalanya namun karena dirinya terlalu tinggi membuat Cia terhuyung ke samping.

"Gara! udah tau tinggi main nyender-nyender aja nggak liat apa aku tingginya cuman sepundak kamu" Celetuk Cia menggerutu.

"Maaf maaf hahaha terbawa suasana soalnya" Sahut Gara tertawa pada dirinya.

"Seharusnya aku yang gitu ke kamu ini malah sebaliknya, untung nggak ada orang yang liat" Gerutu Cia kembali pada posisinya di samping Gara.

"Kita duduk di sana aja" Ajak Cia menunjuk tempat duduk yang agak dekat dengan danau.

Suasana yang begitu tenang dengan tiupan angin membuat rambut Cia berkibas. Cia menarik kepala Gara dengan pelan untuk ia senderkan di pundaknya, dengan begitu Gara terlihat tersenyum tipis saat Cia mengusap-usap rambut tebalnya.

"Udah lama nggak ke sini, terakhir kapan ya? " Ucap Cia.

"Mungkin sebulan yang lalu" Sahut Gara.

Hening beberapa saat sembari merasakan terpaan angin serta pemandangan yang ada di depan mereka.

"Gar, kalo semisal salah satu dari kita ada yang pergi ninggalin gimana? Kalo aku sih cari pacar lagi" Ucap Cia tiba-tiba.

Seketika Gara menegakkan tubuhnya lalu menatap tajam, "nggak ada yang bakal pergi" Tegas Gara.

"Kan semisalnya"

"Pokoknya jawaban ku nggak kayak kamu, aku bakal nungguin kamu sampe kapan pun walaupun semisal kamu udah nikah sama orang lain aku akan rebut kamu" Ujar Gara dan di balas cubitan kecil di pipinya.

Tak lama mereka tertawa bersama, "hahahhaha"

"Kamu ada-ada aja" Ucap Cia seraya memeluk lengan Gara.

"Makanya jangan ngomong yang belum pasti" Sahut Gara.

"Gar, aku serius nih kalo suatu saat aku nggak ada gimana apa kamu masih mencintai ku? " Ujar Cia dengan nada serius sembari bermain-main dengan tangan Gara dan membuatnya terdiam sesaat.

"Pokoknya aku nggak mau tau kamu jangan bagi-bagi cinta kamu ke orang lain, kamu milik ku dan hati mu juga hati ku semuanya milik ku dan sebaliknya" Lanjutnya.

"Makanya kamu harus jaga kesehatan dan jangan sampe sakit, aku bakal ada di setiap sisi kamu kalo ada masalah cerita ke aku dan kalo kamu sedih dan ingin menangis datanglah ke pelukanku" Balas Gara mengelus pipi Cia yang ternyata basah karena air mata.

"Heh jangan nangis, tuan putri ku nggak boleh ngeluarin air mata, kenapa? Aku akan tetap mencintaimu walaupun maut yang memisahkan" Khawatir Gara memegang wajah Cia dengan kedua tangannya.

"Hikss... Hikss... Maaf " Ucap Cia mulai menangis.

"It's ok babe" Jawab Gara memeluk tubuh kecil Cia.

CIGARA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang