Cigara||05||

742 38 0
                                    

∆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

∆ ∆ ∆ ∆

Gara mengeluarkan dompet dari tasnya dan mengambil selembar kertas merah. Ia menyodorkan uang tersebut kepada pak botak dengan tatapan tajam.

"Lumayan lah buat ngisi dompet" Ucap Pak botak seraya mengambilnya dengan rasa senang.

Cia membulatkan matanya saat melihat begitu senangnya pak botak menerima uang sogokan tersebut.

"Itu namanya sogokan nggak adil nih " Seru Cia.

Pintu gerbang pun terbuka lebar, Gara segera menaiki motornya dan menjalankannya memasuki pekarangan sekolah. Cia tidak habis pikir dengan jalan pikiran pak botak yang begitu gampang di kelabuhi. Di kasih ati malah minta jantung.

"Pak botak nggak adil ini namanya, WOYYY! " teriak Cia.

Gara yang kasihan dengan Cia yang sedari tadi teriak-teriak nggak jelas, ia pun menyuruh pak botak untuk membukakan gerbang juga untuk Cia.

Cia tersenyum menang dan segera memasuki mobilnya lalu menjalankannya dengan suara mobil yang begitu keras seakan melampiaskan kekesalannya kepada pak botak. Sebuah gelengan kepala yang diberikan pak Botak dengan tingkah Cia.

_-_-_

Gubrakk...

Cia mendobrak pintu dengan napas tersendat-sendat serta keringat meluncur di sekitar pelipisnya. Semua murid-murid terperangah kaget untung saja belum ada guru yang masuk jadi ia tidak malu.

"Sorry" Ucap Cia melirik semua murid bergantian.

Keadaan kembali seperti semula dan Cia berjalan menuju tempat duduknya yang berada di barisan kedua dari belakang pojok.

"Tumben telat lo, untung pak nurdin belum dateng bisa-bisa kena hukuman lo" Celetuk Dara.

"Hoss... Hoss di-diem dulu gue engap nih" ucap Cia dengan napas tersendat-sendat.

"Ya lagian lo lari-larian apalagi naik tangga huh gue sih ogah, potek nih kaki kalo lari-lari naik tangga" Ujar Elen.

"Kayak nya nih sekolah demen banget bikin muridnya kurus-kurus, tuh kayak Nia liat udah kurus di tambah sekolah di sini yang ukurannya segede gaban bisa-bisa tulang doang yang ada pfttt" Timpal Dara.

"Kalo kata mbah gue sih tinggal lunglet alias balung kulit, hahhah" Lanjut Elen.
(Lunglet) balung kulit = tulang kulit

"Lo kalo ngomong nggak di filter dulu kalo orangnya denger gimana, di semekdon tau rasa lo! " Sarkas Cia.

"Dia semekdon gue ?bukannya gue yang jatuh malah sebaliknya, badan kurus gitu sok-sok an mau semekdon gue, belum rasain gue santet " Ujar Elen meng pede.

Mereka tertawa bersama membuat Nia yang duduk nya tidak jauh dari mereka tiba-tiba menoleh ke arah mereka dengan wajah judesnya.

"Kelen ngomongin gue? " Tanya Nia dengan raut wajah judes.

CIGARA (End)Where stories live. Discover now