Cigara||35||

293 20 1
                                    

∆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


∆ ∆ ∆ ∆

Langit semakin gelap menandakan akan datangnya malam serta angin yang kencang membuat rambut Cia bebas berterbangan, suasana mendung saat di tengah-tengah jalan. Gara melajukan motornya lebih kencang agar tidak kehujanan membuat Cia mengeratkan pegangannya agar tidak jatuh.

Namun sepertinya langit tidak berpihak pada dirinya, satu tetes demi tetes air mulai turun dari awan yang gelap dan tanpa aba-aba hujan semakin deras membuat mereka seketika basah kuyup. Gara meminggirkan motornya lalu mengajak Cia untuk meneduh di sebuah toko yang tertutup.

"Lo sih nggak dari tadi pulangnya basah kan seragam gue" Ucapnya dengan bibir sedikit memucat serta bergetar karena hujan kali ini di ikuti dengan angin membuat Cia yang hanya memakai cardigan kedinginan.

"Ya sorry, gue nggak tau bakal hujan " Balasnya sembari melepaskan jaketnya dan ia pasangkan pada Cia.

"Jaket lo basah sama aja kali" Celetuknya.

"Nggak basah-basah amat lagian yang bagian dalemnya masih kering" Ujarnya membenarkan letak jaketnya.

Tiba-tiba suasana hening beberapa saat, untungnya tidak ada suara petir hanya ada suara gledek. Gara sesekali melirik ke arah Cia yang masih kedinginan dengan wajah yang memucat, ia merutuki dirinya karena ini salahnya. Tiba-tiba Gara menggenggam kedua tangan Cia untuk menghangatkannya, sedangkan sang pemilik hanya pasrah karena begitu dingin.

"Maafin gue ya, gara-gara gue lo kehujanan andai gue nggak ajak lo pergi mungkin" Ujarnya sepenuh hati.

"Sttt... Nggak semua salah lo Gar, lagian kita sama-sama kehujanan jadi nggak usah merasa bersalah" Sela Cia menatap dalam.

Tatapan mata berlangsung lama, lalu mereka di kagetkan dengan suara petir membuat Cia reflek mendekapkan dirinya di dada bidang Gara. Saat keadaan mulai hening hanya ada suara hujan, Cia hendak melepaskan pelukannya namun Gara enggan melepaskan malah ia mengeratkan pelukannya membuat satu sama lain merasa kehangatan dan nyaman.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama cowok lain, lo hanya milik gue" Gumamnya.

Cia larut dalam pelukannya membuat dirinya tidak mendengar gumaman Gara, hanya samar-samar ia mendengar nya.

Hujan pun sudah reda, Cia segera melepaskan pelukan dari Gara dan mengajaknys untuk pulang.

"Em pulang sekarang yuk, udah reda hujannya" Ajak Cia lalu berjalan mendahului dan di ikuti Gara.

_-_-_

Pagi hari telah tiba, Cia sudah bersiap-siap dan ia sedang menuruni anak tangga menuju tempat makan untuk sarapan.

"Pagi ma" Sapa Cia dengan senyuman lebar.

"Pagi juga sayang, mau minum susu apa teh? " Balasnya.

"Emm teh aja deh " Jawab Cia.

CIGARA (End)Where stories live. Discover now