Cigara||28||

333 27 2
                                    

∆∆ ∆ ∆ ∆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


∆ ∆ ∆ ∆

Rayhan menoleh sebentar lalu kembali fokus ke layar hpnya.

"Lo kapan baikannya sama Gara kalo ketemu aja berantem terus, kalo musuh liat kalian gini bisa-bisa mereka dapat kesempatan buat ngehancurin geng kita" Ujar Gilang

"Bukannya gue nggak mau ngalah tapi gue nggak suka caranya, gue juga pengennya gitu lang tapi dia terlalu egois" Balasnya sembari menaruh hpnya ke saku.

"Sebelumnya kan awal permasalahan ada di elo, gue cuman mau nanya kenapa lo ngomong gitu ke Gara soal Cia? Dan apa alasannya" Ungkap Gilang serius.

"Gue punya alasan tersendiri lang, gue mau kasih tau lo sesuatu yang selama ini gue pendem tapi lo jangan kasih tau keorang lain" Ucap Rayhan sembari melihat-lihat sekeliling nya.

"Soal apa? " Tanya Gilang penasaran.

"Sebenarnya Cia itu sepupu gue" Ucap Rayhan terpotong.

"Hah!? Kok bisa" Kaget Gilang membulatkan matanya.

"waktu itu nyokap gue sakit dan terus megang foto yang terlihat dua perempuan difoto itu, salah satunya adalah nyokap gue dan setelah gue telusuri foto itu ternyata perempuan yang bersama nyokap gue itu adik dari nyokap gue. Saat Cia kena pukul dari Raka, waktu itu kan gue ikut ke rumah sakit dan yang bikin gue kaget wajah nyokap Cia sama perempuan yang ada di foto itu sama persis dan gue diam-diam cari tahu tentang nyokap Cia" Ujarnya menjelaskan panjang lebar.

"Terus? " Penasaran Gilang dengan wajah serius, jarang-jarang kan seorang cowok kayak Rayhan curhat.

"Terus ya ternyata benar nyokap Cia adalah adik kandung nyokap gue dan otomatis Cia sepupuan sama gue" Lanjutnya.

"Dunia emang sempit ya, gue nggak nyangka aja ternyata lo ada hubungan darah dengan Cia tapi aneh juga lo, ngapain lo ngata-ngatain Cia didepan Gara dahlah selesai kan masalah lo secepatnya gue nggak mau ada kayak tadi dilihat sama anak lainnya malu Ray! " Ujar Gilang sembari melangkah pergi.

Saat diambang pintu Gilang dikagetkan dengan Gara yang berdiri tegap di depan pintu. Sedari tadi Gara mendengarkan perbincangan mereka dibalik pintu, dan ada rasa penyesalan di benak hatinya.

"Eh Gar, selesaikan dengan kepala dingin" Ucap Gilang lirih.

Gara pun melangkah maju sedangkan Rayhan sedang menyeruput kopinya.

"Ehm"

Rayhan mendengar deheman Gara pun menaruh kembali kopinya lalu sengaja mengabaikan nya dengan bermain HP.

"Gue minta maaf, gue tau gue egois dan tidak mikirin perasaan lainnya" Ujar Gara menatap datar kedepan.

"Syukurlah lo sadar diri, gue juga minta maaf udah bikin lo marah-marah" Sarkas Rayhan sembari bangun dari duduknya dan mendekati Gara.

CIGARA (End)Where stories live. Discover now