chapter 41

1.5K 85 11
                                    

Hallo

Gimana kabarnya nih...

Baik nggak?

Harus tetap happy Kiyowo...






Happy Reading

*****

Tak terasa satu minggu berjalan dengan begitu cepatnya. Pernikahan Kania dan juga Ustadz Adam akan berlangsung hanya tinggal menghitung hari saja. Kali ini, Kania tengah berada dikamarnya seraya menatap pemandangan luas disana.

"Calon manten malah ngalamun," ujar seseorang yang membuat Kania refleks menoleh kebelakang.

"Astuti, pulang kapan lo?" Kania tak menyangka jika orang itu adalah Adinda. Mungkin, gadis itu tengah melaksanakan liburan semester.

"kemarin," Adinda duduk dipinggir ranjang.

"kenapa nggak bilang gue?" tanya Kania. Dasar Adinda ini memang aneh.

"kejutan, Kania. Biar lo kaget terus terhura," Adinda tertawa kecil.

"aneh lo,"

Adinda menatap sahabat karibnya itu, tak disanga ia harus keduluan dulu sama Kania. Padahal waktu mereka SMP, mereka berdua pernah membuat janji untuk melangsungkan akad nikah suatu hari nanti di waktu yang sama.

"diem aja lo dari tadi, ada masalah?" tanya Adinda. Entah kenapa Kania cukup tak banyak bicara dan malah memilih untuk diam, seperti seseorang yang tengah dirundung masalah.

"nggak tau Ti. Hati gue nggak enak banget rasanya, kaya bakal terjadi sesuatu." Kania menjawab pertanyaan itu.

"Istigfar, Nggak boleh berprasangka buruk." nasihat Adinda, seraya menepuk pundak Kania beberapa kali.

"Astagfirullah," Kania beristigfar. Entahlah memang akan terjadi sesuatu atau, karna dirinya sedang digoda oleh setan, tapi jujur, perasaannya memang tidak enak kali ini.

*****

"Agh."

Exsel meninju dinding dengan sangat keras. Tangannya terkepal dengan begitu kuat, anak itu benar-benar sedang begitu emosi. Bagaimana tidak dia emosi, jika anak buahnya bilang, jika Adam dan Kania akan menikah.

Exsel meninju kembali dinding kamarnya hingga tangannya itu sudah dipenuhi darah segar. Napas cowok itu berderu dengan cepat. Mukanya juga sudah tampak menyeramkan.

"Gue harus nyusun rencana!" ujar Exsel berucap sendiri. Kemudian cowok itu mengambil ponselnya dan mulai menekan tanda telfon. Entahlah anak itu tengah menelfon siapa.

"Gue punya rencana." ujarnya pada seseorang yang berada didalam telefon.

*****

"Ma, Kania izin dulu mau sholat di masjid" izin Kania pada Ainur yang tengah cukup sibuk kelihatannya.

"nggak sholat dirumah aja Kania?" tanya Ainur yang menoleh sekilas kearahnya.

Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Where stories live. Discover now